tag:blogger.com,1999:blog-66043362388134335152024-03-14T06:41:40.360+07:00Ahnafi@badiFilsafat ; Artikel, makalah, syair & puisiFilsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.comBlogger47125tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-34945574259367587902016-01-16T08:10:00.004+07:002016-02-12T13:33:44.660+07:009APP<a href="http://click.union.ucweb.com/index.php?service=RedirectService&pub=Isha@ahnafiabadi&offer_id=com.mobile.android.indiapp.apk" target="_blank">9app</a>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-62559703561288468062012-04-17T21:06:00.003+07:002012-04-17T21:12:55.604+07:00GONG PERDAMAIAN DUNIA ATAU WORLD PEACE<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1028"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGHXFsnVH1zT6G7xWB-R5SsciX5beAPdbF02nE2eYVTu3rrY2_0lnYog4XuPZ7WsbuxdEzG6ptnt6UIpe0V418XlDvS8WFXnZWtCRHOb41FYGznzMW6O5lTuGfVrd8YtXUqVMDJXn9ki03/s1600/Gong+Perdamaian+Dunia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="404" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGHXFsnVH1zT6G7xWB-R5SsciX5beAPdbF02nE2eYVTu3rrY2_0lnYog4XuPZ7WsbuxdEzG6ptnt6UIpe0V418XlDvS8WFXnZWtCRHOb41FYGznzMW6O5lTuGfVrd8YtXUqVMDJXn9ki03/s640/Gong+Perdamaian+Dunia.jpg" width="640" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 30.0pt;"><b><span style="font-family: "Book Antiqua";"><br />
</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"> Presiden SBY, Rabu (25/11) pagi, meresmikan Monumen Gong Perdamaian Dunia di Taman Pelita Ambon, Maluku. Gong ini pertama kali dipukul oleh Presiden dan Wapres RI di Bali, 31 Desember 2002 silam. Setelah itu, gong diarak keliling dunia untuk menggemakan pesan persaudaraan dan perdamaian. Setelah singgah di 34 negara, akhirnya gong tersebut ditempatkan dalam monumen untuk memperingati puncak Hari Perdamaian Dunia 2009.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Dalam sambutannya, Presiden SBY mengatakan pembangunan monumen Gong Perdamaian di Ambon ini bukan tanpa alasan. "Masyarakat Maluku pasti bersyukur karena konflik komunal yang merebak 10 tahun yang lalu telah berakhir, karena kuasa Tuhan, dan karena tekad yang membaja dari saudara semua. Masyarakat Maluku tentu juga bangga karena Gong Perdamaian Dunia kini terpasang di tanah Maluku bersama-sama dengan 34 tempat di seluruh dunia," ujar SBY. (mit)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"><a href="http://www.presidensby.info/index.php/galeri/berita/2009/11/25/558.html">http://www.presidensby.info/index.php/galeri/berita/2009/11/25/558.html</a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-oaDxK8fFZW4/T416FjCLUaI/AAAAAAAACHE/WWqjT-sXKlc/s1600/FILE0802.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="http://3.bp.blogspot.com/-oaDxK8fFZW4/T416FjCLUaI/AAAAAAAACHE/WWqjT-sXKlc/s640/FILE0802.jpg" width="640" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 30pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Namun perlu diketahui bersama bahwa Gong Perdamain Dunia paling awal (yang asli) berasal dari Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Gong sakral ini telah berusia 450 tahun dan dijaga oleh ibu Musrini sebagai pewaris milik gong generasi ketujuh, yang bertempat tinggal di Desa Plajan di lereng Barat Gunung Muria. Gong ini dibuat oleh seorang wali yang berasal dari kerajaan Demak, Sunan Kalijaga, dan digunakan sebagai sarana dakwah dalam mengajarkan agama Islam ke daerah pegunungan yang pada waktu itu masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Selanjutnya Gong Perdamaian Dunia atau World Peace Gong dibuat pada akhir tahun 2002 yaitu pasca ‘Bom Bali-1’ oleh Djuyoto Suntani (Presiden Komite Perdamaian Dunia), putra daerah Jepara, bersama Gde Sumarjaya Linggih (anggota DPRRI), dan beberapa tokoh nasional lain seperti Esy Darmadi, Lius Sungkharisma. Berkat dukungan bapak Susilo Bambang Yudhoyono (Menkopolkan RI waktu itu), gong ini ditabuh untuk pertama kalinya oleh Presiden dan Wakil Presiden RI di Bali pada tanggal 31 Desember 2002, tepat pukul 00.00 WITA di hadapan seluruh tokoh bangsa untuk mencanangkan “Tuhan 2003 sebagai tuhan perdamaian Indonesia”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Gong Perdamaian Dunia dibunyikan untuk yang kedua kalinya oleh Sekjen PBB di Geneva (Eropa) pada 5 Februari 2003 untuk membuka acara “Second Global Summit on World Peace” yang diikuti oleh para tokoh dunia dari 179 negara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Selanjutnya, Gong perdamaian Dunia kembali dibunyikan untuk yang ketiga kalinya oleh Presiden RI pada tanggal 14 April 2003 untuk membuka acara “PATA Conference” yang ke -52 di Bali.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Lalu Gong besar ini kembali dibunyikan untuk yang keempat kalinya oleh Presiden RI di kota Magelang (Jawa Tengah) pada tanggal 14 Juni 2003 untuk membuka acara “Borobudur Internasional Festival”. Selanjutnya, gong ini dibawa berkeliling dunia guna menggemakan pesan mulia tentang pentingnya perdamaian bagi seluruh umat manusia di muka bumi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Gong Perdamaian Dunia adalah satu-satunya sarana persaudaraan dan pemersatu umat manusia di planet ini. Dengan adanya Gong Perdamaian Dunia, diharapkan seluruh umat manusia dapat disatukan tanpa mengenal perbedaan ras, suku, bangsa, idiologi, agama ataupun sekat-sekat pemisah lainya. Untuk itu umat manusia diharapkan hanya mengenal satu kesatuan yang utuh dengan mengatas namakan satu keluarga yang tidak lain yaitu ”Keluarga Bumi”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Gong Perdamaian Dunia memiliki banyak simbol yang memiliki makna tersendiri yang dapat mengontrol atau mengakomodir aspirasi dan kepentingan umat manusia. Pada lingkaran tengahnya terdapat tulisan “World Peace Gong”, gambar bunga, serta tulisan dalam bahasa Indonesia ‘Gong Perdamaian Dunia’</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Tulisan dan bunga merupakan peneguhan identitas jati diri Gong Perdamaian. Bahasa inggris ditampilkan karena merupakan bahasa komunikasi internasional. Sedangkan bahasa Indonesia dimunculkan untuk menegaskan bahwa sarana agung ini berhasil dari Indonesia. Sementara gambar bunga digunakan karena bunga merupakan lambang keindahan, kebahagian serta perdamaian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 30.0pt;"><br />
</div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-65167903272911948222012-03-04T11:20:00.001+07:002012-03-04T11:20:59.044+07:00AKU ADALAH AKU<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">"Aku adalah Aku"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">itu yang dikatakan-Nya kepada Musa AS. haruskah aku mengatakan salah atas apa yang ada<br />
<br />
Aku sedang ingin berjalan di jalan setapak ini. Ingin kunikmati keterasingan hidup. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tatkala ada yang menegurku, agar langkah ini tidak harus sesuai dengan keinginanku, aku marah. Kukatakan, ini seni dan filsafat hidup, mengapa kalian menghalangi jalanku.<br />
<br />
Jika kalian punya pendirian yang teguh, coba cari jalan lain untuk menghalangi jalanku. Maka kita saling debat memperebutkan keakuan kita. Kau susun baris demi baris alasan pembenaran, akupun juga. Hingga tak pernah ada titik temu. Akhirnya aku mencoba jalan terus dan engkaupun juga.<br />
<br />
Akulah si benar, tak perduli engkaupun benar juga.<br />
<br />
Dalam otakku kebenaran ini harus bisa kutunjukkan padamu. Biarlah engkau melihat bahwa aku ini si benar. Hingga ketika kau dan aku berseteru dan aku dalam posisi kalah. Ego ini meradang. Kenapa kau tidak mau mengerti tentang aku?<br />
<br />
Kamulah yang harus membaca pikiranku, bukan aku yang harus membaca pikiranmu. Kejadian ini terus berulang, ketika musuhku sudah menyerah, timbul musuh baru. Mati satu tumbuh seribu. Ah kalian orang bodoh, mengapa tak bisa memahami jalan pikiranku. Jalanku ini adalah jalan kebeneran. Sedang jalanmu adalah jalan terselubung.<br />
<br />
Kamu harus membuka selubung itu untuk memahami jalan kebenaranku.<br />
<br />
Ah kaupun tak faham, masih terus mendebat pikiranku. Jika kamu masih tidak memahami pola pikirku, pergilah dari hadapanku. Buka wawasanmu dan daya pikirmu sebelum kamu berdebat denganku. Kamu masih terdoktrin oleh guru-guru kalian yang ortodoks. Tanggalkan itu dahulu, mereka hanya pandai membahas kulitnya saja. Sedang aku si pemikir hakikat, engkau pemikir syariat.<br />
<br />
Sepertinya kita tidak dalam level yang sama.<br />
<br />
Hingga ketika, seorang berkata padaku</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Apakah luasnya pemikiranmu yang akan membawa kebahagiaan?’<br />
Akupun terdiam.<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kalian katakan bahwa pemikiranmu itu mencerahkan. Apakah yang mencerahkannya, mana bentuk pencerahannya? Pencerahan untuk siapa? Apakah untuk kalian-kalian pemikir? Atau untuk kami-kami yang ada dibalik gubuk bambu. Jangan mengakui sesuatu untuk pembenaran keakuanmu.</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">”</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Diapun melanjutkan perkataannya.<br />
<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ingat, ada seorang badui yang bertanya. Jalan manakah yang harus kutempuh agar aku bahagia?</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">”</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><br />
</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Lakukanlah perintah yang lima itu, maka kau akan bahagia</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">”</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">, ujar Sang Penyampai.<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Aku percaya kepadamu. Aku tak akan mengurangi dan melebihinya</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">”</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">, ucap si Badui.<br />
</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ya, kamu akan bahagia. Pasti</span><span lang="IN" style="font-family: LOMBARDO; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">”</span><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="font-family: FERGUSON; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">wahai Sang Aku. Jika kamu masih bermain-main dengan keakuanmu, berarti kau adalah Sang Aku. Jubah yang tidak patut kau sandangkan untuk hati, pikiran dan nafsumu.<br />
<br />
Namun, apapun itu...inilah aku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-82957854595567927002011-12-23T22:09:00.001+07:002011-12-23T22:10:23.755+07:00Cinta...?!!<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Semua Tentang 'Rasa'</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Rasa selalu merasa pun terasa meski tak dirasa</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sama saja</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tak peduli</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kau perlu peduli</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Taruh hati dalam jantung</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Buang jantung dalam paru</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Bakar paru dalam jantung</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kubur jantung dalam hati</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tak perlu dimengerti,</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">definisi hanya ‘kan membatasi</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">hanya perlu dinikmati</span>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-3159509531537677282011-10-15T17:48:00.000+07:002011-10-15T17:48:24.332+07:00TARBIYAH, TA’LIM DAN TA’DIB DALAM AL QUR’AN DAN AS SUNNAH<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CFAMILY%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:HQPB5;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:HQPB2;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:HQPB4;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:HQPB1;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:HQPB3;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"\(normal text\)";
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-alt:"Times New Roman";
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:auto;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText
{mso-style-noshow:yes;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 3.0in right 6.0in;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.MsoFootnoteReference
{mso-style-noshow:yes;
font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
vertical-align:super;}
span.MsoPageNumber
{font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
strong
{font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
em
{font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
span.fullpost1
{mso-style-name:fullpost1;
font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
/* Page Definitions */
@page
{mso-footnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/FAMILY~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fs;
mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/FAMILY~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fcs;
mso-endnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/FAMILY~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") es;
mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/FAMILY~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") ecs;}
@page Section1
{size:595.45pt 841.7pt;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:767889325;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:963780316 67698705 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:2.0in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:2.0in;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:2.5in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:2.5in;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:3.0in;
mso-level-number-position:right;
margin-left:3.0in;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level4
{mso-level-tab-stop:3.5in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:3.5in;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:4.0in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:4.0in;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:4.5in;
mso-level-number-position:right;
margin-left:4.5in;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level7
{mso-level-tab-stop:5.0in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:5.0in;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:5.5in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:5.5in;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:6.0in;
mso-level-number-position:right;
margin-left:6.0in;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1
{mso-list-id:1241675343;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:277764744 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:1.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1:level4
{mso-level-tab-stop:2.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:2.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:3.0in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1:level7
{mso-level-tab-stop:3.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:4.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l1:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:4.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l2
{mso-list-id:1419403268;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:607706990 -1133224910 -112585368 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l2:level1
{mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-font-weight:bold;
mso-bidi-font-weight:bold;}
@list l2:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-font-weight:bold;
mso-bidi-font-weight:bold;
mso-ansi-font-style:normal;
mso-bidi-font-style:normal;}
@list l2:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:1.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l2:level4
{mso-level-tab-stop:2.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l2:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:2.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l2:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:3.0in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l2:level7
{mso-level-tab-stop:3.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l2:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:4.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l2:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:4.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3
{mso-list-id:1507360352;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1738982792 -1629161722 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:roman-upper;
mso-level-tab-stop:.75in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.75in;
text-indent:-.5in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:1.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level4
{mso-level-tab-stop:2.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:2.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:3.0in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level7
{mso-level-tab-stop:3.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:4.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l3:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:4.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">TARBIYAH, TA’LIM DAN TA’DIB DALAM AL QUR’AN<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">DAN AS SUNNAH<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>I.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"><b><span lang="IN">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun sebuah peradaban, khususnya peradaban yang Islami. Bahkan, ayat pertama<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> diturunkan oleh Allah sangat berhubungan dengan pendidikan. Proses dakwah Rasulullahpun dalam menyebarkan Islam dan membangun peradaban tidak lepas dari pendidikan Rasul terhadap para sahabat. Dimulai dari sebuah rumah kecil “Darul Arqom” sampai membentang ke seberang benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar ke jutaan umat manusia di penjuru dunia. Sebuah proses yang pernah menorehkan sejarah peradaban yang membanggakan bagi umat Islam, Madinah Al Munawarah. Sejarahpun mencatat banyak Negara yang memperkokoh bangsanya ataupun bisa segera bangkit dari keterpurukan dengan upaya membangun pendidikan. Wajar, karena dari pendidikanlah lahir sebuah generasi yang diharapkan mampu membangun peradaban tersebut. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa kemajuan pendidikan akan menjadi salah satu pengaruh kuat terhadap kemajuan atau kegemilangan sebuah peradaban.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Namun, konsep atau teori pendidikan mengalami sebuah perdebatan hangat bagi para pakar atau ilmuwan. Peran pendidikan yang semakin disadari pentingnya dalam melahirkan sebuah generasi tidaklah cukup tanpa disertai oleh konsep yang benar. Apabila kita menerima teori ilmiah empiris sebagai sebuah paradigma dalam teori pendidikan, maka disadari atau tidak berarti kita telah meninggalkan hal-hal yang bersifat metafisis dalam Al Qur’an dan Sunnah. Metode ilmiah dalam membangun sebuah teori harus dapat diamati oleh panca indera. Sebuah teori yang belum bisa dibuktikan secara empiris tidak bisa dijadikan dasar dalam menyusun sebuah teori termasuk didalamnya teori pendidikan. Padahal, Al Qur’an yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad SAW, dari masa ke masa selalu berkembang pembuktian terhadap mukjizat Ilmiahnya, mulai dari masa lampau sampai masa yang akan datang. Menyesuaikan dengan kemampuan manusia dalam membaca mukjizat tersebut<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>. Dalam Surat Al-An’am ayat 38:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-left: 0.25in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>`</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>7</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>p</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>/</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>!</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>û</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>Ú</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>F</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>{</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>w</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>9</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>È</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>µ</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>¯</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>»</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>Û</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>Ü</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>m</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>m</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>o</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>p</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>g</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>¿</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>2</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>H</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>w</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>)</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>í</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>N</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>é</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>&</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>N</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>V</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>&</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>4</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>¨</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Z</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ô</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>Û</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>§</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>ù</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>û</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>É</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>»</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>G</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Å</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>`</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>&</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ó</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ó</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>x</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>«</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>4</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>¢</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>O</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>è</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>O</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>4</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>n</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span><</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>)</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>N</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Í</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>k</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Í</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>h</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>5</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>c</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>|</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>³</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ì</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ñ</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>È</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><i><span lang="IN"><span dir="LTR"></span>“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span lang="IN">[472]<span> </span>sebahagian Mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu Telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Ditegaskan juga dalam ayat lain, yaitu surat An Nahl ayat 89 <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-left: 0.25in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>P</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>q</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>ß</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>]</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>è</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>7</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>R</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>û</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>È</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>e</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>@</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>.</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>7</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>p</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>¨</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>é</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>&</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>#</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>´</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>g</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>x</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>©</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>O</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>g</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>n</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>æ</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>ô</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>`</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>i</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>N</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Í</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>k</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Å</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>¦</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>à</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>ÿ</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>R</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>&</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>(</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Z</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>¤</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Å</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>_</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB3; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>/</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>#</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>´</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Í</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>k</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>4</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>n</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>?</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>ã</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>I</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>w</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>à</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>¯</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>»</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>d</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>4</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Z</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>¨</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>R</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB3; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>n</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>ã</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>|</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>»</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>G</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Å</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Z</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>»</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>;</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>?</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>È</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>e</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>@</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>j</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>&</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ó</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ó</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>x</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>«</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>è</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>d</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Z</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>p</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>J</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ô</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>m</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ô</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>³</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>0</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>û</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>ü</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>J</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Î</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ó</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>¡</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ß</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>J</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ù</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ñ</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ò</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>È</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><i><span lang="IN">Artinya:<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><i><span lang="IN">“(dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Untuk itu menjadi hal yang sangat penting dan mendasar bagi para muslim untuk memahami konsep pendidikan menurut Al Qur’an dan Al Sunnah. Konsep dasar yang perlu untuk dikaji berawal dari definisi atau pengertian pendidikan yang disandarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>II.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"><b><span lang="IN">POKOK PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Dari beberapa persoalan di atas maka dapat kami rumuskan dalam pokok pembahasan sebagaiberikut:</span><b><span lang="IN"><o:p></o:p></span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Bagaimana <strong><span style="font-weight: normal;">Pendidikan Dalam Pandangan AlQur’an dan As Sunnah?<o:p></o:p></span></strong></span></li>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Apakah Pengertian <i>Tarbiyah?<o:p></o:p></i></span></strong></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Apakah Pengertian <i>Ta’lim?<o:p></o:p></i></span></strong></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="IN" style="font-weight: normal;">Apakah Pengertian <i>Ta’dib?<o:p></o:p></i></span></strong></li>
</ol><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Seperti Apakah Perbedaan Antara Konsep <i>Ta’lim’, Ta’dib </i>dan <i>Tarbiyah?</i><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Bagaimanakah Perbandingan Antara Konsep <i>Ta’lim’, Ta’dib </i>dan <i>Tarbiyah</i>?<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>III.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"><b><span lang="IN">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span lang="IN">Pendidikan Dalam Pandangan AlQur’an dan As Sunnah</span></strong><strong><span lang="IN" style="font-weight: normal;"><o:p></o:p></span></strong></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Sangat penting jika di awal kita memastikan pengertian pendidikan yang didasarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah. Karena berangkat dari pengertian inilah akan menjadikan pondasi yang akan menyangkut konsep bangunan pendidikan itu sendiri. Istilahpun akan memberikan pemahaman yang utuh, mengingat istilah tidaklah bebas nilai akan tetapi sarat akan nilai-nilai yang mengikutinya. Dalam hal pendidikan, bersandar pada Al Qur’an dan Hadith dikenal beberapa istilah yang dianggap mewakili pengertian tersebut. Hal ini disebabkan istilah pendidikan tidak disebutkan secara langsung dalam Al Qur’an dan Al Hadith. Sebenarnya, banyak istilah yang dianggap mendekati makna pendidikan, diantaranya <em>Al Tansyi’ah, al Islah, Al Ta’dib atau al Adab, Al Tahzib, Al Tahir, Al Tazkiyyah, Al Ta’lim, Al Siyasah, Al Nash wa Al Irsyad dan al Akhlaq </em>bahkan sumber lain menambahkan dengan istilah <em>at Tabyin</em> dan <em>at Tadris</em><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[4]</span></b></span><!--[endif]--></span></i></span></a>. Namun, dalam persidangan dunia pertama mengenai pendidikan islam pada tahun 1977, menegaskan bahwa pendidikan didefinisikan sebagai <em>Al Tarbiyah, Al Ta’lim dan Al Ta’dib</em> secara bersama-sama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"><b><i><span lang="IN">Ta’lim</span></i></b></span><b><span lang="IN"> <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Secara bahasa berarti pengajaran (masdar dari ‘<i>alama-yu’alimu-ta’liman</i>), secara istilah berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Abdul Fattah Jalal, <i>ta’lim</i> merupakan proses pemberian pengatahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala kotoran sehingga siap menerima hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya ( ketrampilan). Mengacu pada definisi ini, <i>ta’lim</i>, berarti adalah usaha terus menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi ‘tidak tahu’ ke posisi ‘tahu’ seperti yang digambarkan dalam surat An Nahl ayat 78, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-left: 1in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>!</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>N</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>_</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>÷</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>z</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>&</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>.</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>`</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>i</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>È</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>b</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>q</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>Ü</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>/</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>N</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>F</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>»</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>g</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>¨</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>B</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>é</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>&</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>w</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>c</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>q</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ß</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>J</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>n</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>÷</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>è</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>?</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>\</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>«</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>x</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>©</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>@</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>è</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>_</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>ã</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>N</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>ì</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ô</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>J</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>¡</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>¡</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>t</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>»</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>|</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>Á</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>/</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>F</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>{</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>n</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>o</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>«</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>ù</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>F</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>{</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span> </span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>ö</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>N</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ª</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>è</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>c</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>r</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ã</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ä</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>3</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ô</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>±</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>?</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ð</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ñ</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>È</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><span lang="IN"><span dir="LTR"></span>“<i>dan Allah mengeluarkan dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur</i>”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Sedangkan penggunaan ‘<i>allama</i> juga didapatkan pada hadith,<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Rasulullah bersabda,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><em><span lang="IN">“Barang siapa yang mengajarkan suatu ilmu maka dia memperoleh pahala orang yang mengamalkannya”</span></em><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Dalam hadits<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> lain Rasulullah bersabda,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><i><span lang="IN">“Di antara amal dan kebaikan yang menyusul seseorang sesudah matinya adalah: ilmu yang dia ajarkan dan sebarluaskan, …”<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Sa’ad bin Abu Waqqash r.a berkata:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">كُـنَّا نُعَـلِّمُ أَوْلاَدَنَا مَغـَازِىْ رَسُوْلِ اللهِ صَـلىَّ اللهُ عَلَيـْهِ وَسَـلَّمَ كَمَـا نُعَلِّمُـهُمُ السُّـوْرَةَ مِـنَ الْقُـرْآنِ</span></b><b><span dir="LTR" lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><span dir="RTL"></span><em><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>“</span></em><em><span lang="IN">Kami mengajar anak-anak kami riwayat hidup Rasulullah SAW</span></em><span dir="RTL"></span><em><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>.</span></em><span dir="LTR"></span><em><span lang="IN"><span dir="LTR"></span> seperti kami mengajarkan satu surat dari Al Qur’an”</span></em><span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"><b><i><span lang="IN">Ta’dib<o:p></o:p></span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 18.95pt 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 29.45pt;"><span lang="IN">Merupakan bentuk masdar dari kata <i>addaba-yuaddibu-ta’diban</i>, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah <i>ta’dib</i> diartikan sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 18.95pt 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 29.45pt;"><i><span lang="IN">Ta’dib</span></i><span lang="IN"> sebagai istilah yang paling mewakili dari makna pendidikan berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadith dikemukakan oleh Syed Naquib Al Attas<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Al Attas memaknai pendidikan dari hadith,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 200%; margin: 0in 0.25in 0.0001pt 21.25pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">أَدَّبَنِى رَبِّى اَحْسَنَ تَأْدِِيْـبِى </span></b><b><span dir="LTR" lang="IN" style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 18.95pt 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 29.45pt;"><span lang="IN">“<i>Tuhanku (Allah) telah mendidikku dengan pendidikan yang terbaik</i>”</span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 18.95pt 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 29.45pt;"><span lang="IN">Selanjutnya Al Attas menyampaikan<a href="" name="_ftnref62"></a><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span></span> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 18.95pt 0.0001pt 101.45pt; text-align: justify;"><span lang="IN">”Dalam pendefinisian kita tentang ’makna’, kita katakan bahwa ’makna’ adalah pengenalan tempat segala sesuatu dalam sebuah sistem. Karena pengetahuan terdiri dari sampainya, baik dalam arti hushul dan wushul, makna di dalam dan oleh jiwa, maka kita definisikan ’pengetahuan’ sebagai pengenalan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini membawa kepada pengenalan tentang tempat yang tepat dari Tuhan dalam tatanan wujud dan keperiadaan. Agar pengetahuan bisa dijadikan ’pengetahuan’, kita masukkan unsur dasar pengakuan di dalam pengenalan, dan kita definisikan kandungan pendidikan ini sebagai pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam keteraturan penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepriadaan. Kemudian kita definisikan pendidikan, termasuk pula proses pendidikan, sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan dalam manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan keperiadaan.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 18.95pt 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 29.45pt;"><span lang="IN">Hadith tersebut memperjelas bahwa sumber utama pendidikan adalah Allah. Sehingga pendidikan yang beliau peroleh adalah sebaik-baik pendidikan. Dengan demikian dalam pendangan filsafat pendidikan Islam. Rasulullah merupakan pendidik utama yang harus dijadikan teladan<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0in 18.95pt 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: 29.45pt;"><span lang="IN">Menurut Sayed Muhammad An-Nuquib Al-Attas, kata <i>ta’dib</i> adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaan-Nya. Definisi ini, <i>ta’dib</i> mencakup unsur-unsur pengetahuan (ilmu), pengajaran <i>(ta’lim),</i> pengasuhan <i>(tarbiyah).</i> Oleh sebab itu menurut Sayed An-Nuquib Al Attas, tidak perlu mengacu pada konsep pendidikan dalam Islam sebagai <i>tarbiyah, ta’lim</i>, dan <i>ta’dib</i> sekaligus. Karena <i>ta’dib</i> adalah istilah yang paling tepat dan cermat untuk menunjukkan dalam arti Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="IN"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"><b><i><span lang="IN">Tarbiyah</span></i></b></span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i><span lang="IN">Tarbiyyah</span></i><span lang="IN"> merupakan salah satu konsep pendidikan Islam yang penting. Perkataan <i>“tarbiyyah” </i>berasal dari bahasa Arab yang dipetik dari <i>fi’il</i> (kata kerja) seperti berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"><i><span lang="IN">Rabba, yarbu </span></i></span><span lang="IN">yang berarti tumbuh, bertambah, berkembang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"><i><span lang="IN">Rabbi, yarba </span></i></span><span lang="IN">yang berarti tumbuh menjadi lebih besar, menjadi lebih dewasa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"><i><span lang="IN">Rabba, yarubbu </span></i></span><span lang="IN">yang berarti memperbaiki, mengatur, mengurus dan mendidik, menguasai dan memimpin, menjaga dan memelihara<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Melalui pengertian tersebut, konsep <i>tarbiyyah </i>merupakan proses mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia ke arah yang lebih sempurna. Ia bukan saja dilihat proses mendidik saja tetapi merangkumi proses mengurus dan mengatur supaya perjalanan kehidupan berjalan dengan lancar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Berdasarkan penafsiran pada surat Al Fatihah ayat 2, <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ß</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ô</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>J</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>s</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>¬</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>!</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Å</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>_</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB3; font-size: 14pt;"><span>U</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>u</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span></span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span></span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>ú</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>ü</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>Ï</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>J</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>n</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>=</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>»</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>y</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>è</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB4; font-size: 14pt;"><span>ø</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>9</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB5; font-size: 14pt;"><span>$</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB1; font-size: 14pt;"><span>#</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="IN" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span><span>Ç</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>Ë</span></span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: HQPB2; font-size: 14pt;"><span>È</span></span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span dir="LTR"></span><span lang="IN"><span dir="LTR"></span>“<i>Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam”</i> .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN" style="color: black;">Terdapat penafsiran terhadap ayat tersebut yaitu Allah itu Pendidik semesta alam tak ada suatu juga dari makhluk Allah itu terjauh dari didikan-Nya. Allah mendidik makhluk-Nya dengan seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia menumbuhkan, menjaga, memberikan daya (tenaga) dan senjata kepada makhluk itu guna kesempurnaan hidupnya masing-masing.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN"><span> </span>Selain daripada Allah sebagai Pendidik, manusia juga boleh menjadi pendidik berdasarkan firman Allah <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><i><span lang="IN">“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil”.</span></i><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Walaupun ayat ini dalam beberapa tafsir banyak menitikberatkan pembahasan pada kewajiban anak terhadap orang tua, namun kata “Rabba” yang diartikan mendidik memberikan pembentukan istilah darinya yaitu <i>tarbiyyah</i> yang berarti diartikan sebagai pendidikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Kata <i>Al Rabb</i> juga berasal dari kata <i>tarbiyyah</i> yang berarti mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaan dengan bertahap atau membuat sesuatu untuk mencapai kesempurnaannya secara bertahap<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="IN">Di dalam Al Qur’an, kata <i>rabba</i> diartikan mengasuh seperti pada surat Al Syu’ara, ayat 18</span><span lang="IN" style="font-family: HQPB5;"><span>t</span></span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-56512161937734510242011-10-15T17:31:00.001+07:002016-01-13T01:20:34.847+07:00PRAGMATISME<div style="text-align: center;">
<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CFAMILY%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="State" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="PlaceName" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="PlaceType" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText
{mso-style-noshow:yes;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter
{mso-style-link:"Footer Char";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:center 3.0in right 6.0in;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.MsoFootnoteReference
{mso-style-noshow:yes;
vertical-align:super;}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0in;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0in;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.FooterChar
{mso-style-name:"Footer Char";
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:Footer;
mso-ansi-font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:12.0pt;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;
mso-bidi-language:AR-SA;}
/* Page Definitions */
@page
{mso-footnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/FAMILY~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fs;
mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/FAMILY~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") fcs;
mso-endnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/FAMILY~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") es;
mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/FAMILY~1/LOCALS~1/Temp/msohtml1/01/clip_header.htm") ecs;}
@page Section1
{size:595.45pt 841.7pt;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:700663772;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1017816940 2019881640 67698709 -1510338164 -1941035054 67698689 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:roman-upper;
mso-level-tab-stop:.75in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.75in;
text-indent:-.5in;
mso-ansi-font-weight:bold;
mso-bidi-font-weight:bold;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-ansi-font-weight:bold;
mso-bidi-font-weight:bold;}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:117.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:117.0pt;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level4
{mso-level-tab-stop:2.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
mso-ansi-font-weight:normal;
mso-bidi-font-weight:normal;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:2.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;
font-family:Symbol;
mso-bidi-font-family:Symbol;
mso-ansi-font-weight:bold;
mso-bidi-font-weight:bold;}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:3.0in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l0:level7
{mso-level-tab-stop:3.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:4.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:4.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
</style>
</div>
--><b><span lang="IN" style="color: black;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">PRAGMATISME </span></span></span></b><b><span lang="IN" style="color: black;">Oleh; Muhammad Ahnafuddin, S. Fil. I<o:p></o:p></span></b><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span lang="IN" style="color: black;">I.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="IN" style="color: black;">I. PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang mulai terkenal selama satu abad terakhir. Aliran filsafat ini merupakan suatu sikap, metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran. Filsafat ini berusaha bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Pragmatisme merupakan salah satu dari sekian munculnya aliran filsafat yang berkembang pada abad kontemporer. Pragmatisme ini berasal dari kata </span>‘practic’<span lang="IN"> dan <i>‘practical’</i>. Istilah ini berasal bahasa Yunani yakni dari kata pragma yang berarti <i>action.</i><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[2]</span></span></span></a> Pengertian Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[3]</span></span></span></a> Filsafat pragmatis ini pertama kali dikenalkan oleh Charles Pierce pada tahun 1878 melalui artikelnya yang berjudul, ‘<i>How to make our ideas clears’.</i><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[4]</span></b></span></i></span></a> Namun nama yang melekat dalam filsafat pragmatisme adalah William James. Hal ini mungkin gagasan-gagasan yang dilontarkan James mampu memberikan pengaruh yang lebih besar pada masyarakat dunia sekaligus yang memopulerkan filsafat pragmatis di Amerika Serikat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Melihat definisi di atas tampaknya pegangan filsafat pragmatis adalah logika pengamatan. Di mana aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, dengan syarat dapat membawa akibat yang praktis. Termasuk pengalaman-pengalaman pribadi diterima asal bermanfaat, bahkan kebenaran mistis dipandang juga. Dengan demikian landasan pragmatisme adalah <i>manfaat bagi hidup praktis.</i><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[5]</span></b></span></i></span></a><i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Dalam perkembangan selanjutnya filsafat ini ternyata berjalan dalam tiga jurusan yang berbeda, maksudnya sekalipun semuanya berpangkal dari satu gagasan asal, namun bermuara dalam kesimpulan-kesimpulan yang berbeda. Tetapi pada dasarnya ketiganya itu adalah sama, yaitu menolak segala intelektualitas, absolutisme dan meremehkan logika formal.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[6]</span></span></span></a> Ketiga dasar tersebut nantinya akan diuraikan dalam bagian pokok-pokok ajaran dalam filsafat pragmatis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Dalam pembahasan ini akan diuraikan mengenai; pertama, pokok-pokok ajaran pragmatisme. kedua, yaitu dua tokoh yang memopulerkan filsafat ini yaitu William James dan John Dewey dengan konsep kepercayaan atau agama. Ketiga kolaborasi pemikiran kedua tokoh tersebut serta kesimpulan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: -0.25in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span lang="IN" style="color: black;">II.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="IN" style="color: black;">II. PEMBAHASAN</span></b></span><span lang="IN" style="color: black;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span lang="IN">A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="IN">Pokok-Pokok Ajaran Filsafat Pragmatisme</span></b></span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Sesuatu yang penting dalam filsafat pragmatis dan menjadi pegangan adalah logika pengamatan. Oleh karena itu aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, asal saja membawa akibat praktis. Meskipun itu pengalaman-pengalaman yang bersifat pribadi, kebenaran mistis, semuanya dapat diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan, dengan syarat membawa akibat praktis yang bermanfaat. Atas dasar inilah maka patokan bagi pragmatisme adalah <i>manfaat bagi hidup praktis</i>.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[7]</span></span></span></a>Dasar-dasar yang digunakan dalam filsafat pragmatis adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut ; pertama menolak segala intelektualisme, kedua, absolutisme dan ketiga meremehkan logika formal.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[8]</span></span></span></a> Aliran pragmatis menolak intelektualisme, ini berarti juga menentang rasionalisme sebagai sebuah pretensi dan metode. Dengan demikian tidak mempunyai aturan-aturan dan doktrin-doktrin yang menerima metode. Seorang ahli pragmatis Italia bernama Papini mengatakan ; pragmatis adalah ketiadaan dalam teori pragmatis, ibarat seperti sebuah koridor dalam sebuah hotel.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[9]</span></span></span></a> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Dasar kedua adalah absolutisme. Pragmatisme tidak mengenal kebenaran yang bersifat mutlak, yang berlaku umum ataupun bersifat tetap bahkan yang berdiri sendiri pun tidak ada. Alasan ini disebabkan adanya pengalaman yang berjalan terus dan segala yang dianggap benar dalam perkembangan pengalaman itu senantiasa akan berubah, karena di dalam prakteknya apa yang dianggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutlak, kecuali yang ada adalah kebenaran-kebenaran ( dalam bentuk jamak), artinya apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman yang khusus, yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[10]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Pokok ajaran yang terakhir adalah meremehkan logika formal. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan, hal ini dapat berupa pengalaman-pengalaman pribadi ataupun pengalaman mistis. Dengan demikian ini berarti bahwa pragmatisme dalam membuat suatu kesimpulan-kesimpulan tidak memiliki aturan-aturan yang tetap yang dapat dijadikan Standard atau ukuran dalam merumuskan suatu kesimpulan. Hukum kebenaran yang terus berjalan ini, maka nilai pertimbangannya adalah akal dan pemikirannya, sementara yang dijadikan sebagai tujuan adalah dalam perbuatannya atau aplikasinya. Proses yang terjadi pada akal dan pemikiran itu harus mampu menyesuaikan dengan kondisi dan situasinya. Sesungguhnya akal dan pemikiran itu menyesuaikan diri dengan tuntutan kehendak dan tuntutan perbuatan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[11]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span lang="IN">B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="IN">William James (1842-1910) </span></b></span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">William James dilahirkan di New York, anak dari Henry James, William James belajar ilmu kedokteran di Havard Medical School pada tahun 1864 dan mendapat M.D-nya tahun 1869, tetapi William tidak tertarik ilmu pengobatan dan menyenangi fungsi alat-alat tubuh kemudian belajar psikologi di Jerman dan Prancis pada tahun 1870. Setelah lulus James mengajar di Universitas Havard, secara berturut-turut mengajar mata kuliah Anatomi, fisiologi, psikologi dan filsafat sampai tahun 1907. Tiga tahun kemudian 1910 James meninggal dunia. Karya-karya James yang terpenting adalah the principles of psychology (1890), the will to believe (1897), Human Immortality (1898), the varietes of religious experience (1902), dan pragmatism (1907).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[12]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">William James seorang ahli psikologi,<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[13]</span></span></span></a> namun James tertarik untuk mempelajari filsafat. Ketertarikannya ini didasarkan kepada dua hal yaitu ilmu pengetahuan dan agama. Seorang ilmuwan mempelajari tentang pengobatan akan memikirkannya bagaimana akibat dari hasil pengobatan itu, selanjutnya berusaha menyeleksi dengan kemampuan emosi agamanya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[14]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Pada bidang agama William James menunjukkan karyanya yang berjudul <i>the varieties of religious experience</i>, James mengemukakan bahwa gejala-gejala keagamaan itu berasal dari kebutuhan-kebutuhan perorangan yang tidak disadari. Pengungkapan yang dilakukan seseorang itu berlain-lainan, mungkin pada alam di bawah sadar yang dijumpai pada realitas kosmis yang lebih tinggi. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang dapat meneguhkan hal tersebut secara mutlak. Bagi seseorang yang memiliki kepercayaan hal itu merupakan realitas kosmis yang tinggi, atau merupakan nilai kebenaran subyektif dan relatif. Ini berarti sepanjang kepercayaan itu memberikan kepada seseorang akan nilai hiburan rohani, penguatan keberanian hidup, perasaan damai, keamanan kasih sesama dan lain-lain. Sesungguhnya nilai agama/pengalaman keagamaan mempunyai nilai yang sama, apabila akibatnya sama-sama memberi kepuasan kepada kebutuhan keagamaan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[15]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Dalam mempelajari filsafat pragmatisme yang dikenalkan oleh Charles Pierce; James berusaha menginterpretasikan dengan sebutan </span><i>pragmatism</i><i><span lang="IN">: A new name for some old ways of thinking 1907. </span></i><span lang="IN">Kemudian James menulisnya dalam sebuah kritikan yang ditampakkan dalam karyanya <i>the meaning of truth (1909).</i><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[16]</span></b></span></i></span></a><i> </i>Dalam memahami kebenaran James mendasarkan pemikirannya pada <i>radical empiricism</i>. Fakta ini dibuat karena adanya pengalaman manusia yang dilakukan terus menerus.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[17]</span></span></span></a> Menurut James tidak ada kebenaran mutlak yang berlaku umum ataupun yang bersifat tetap bahkan yang berdiri sendiri lepas dari akal yang mengenal, Karena pengalaman manusia akan terus berjalan dan segala sesuatu yang dianggap benar, namun dalam tahap perkembangannya akan berubah. Ini disebabkan adanya koreksi dari pengalaman-pengalaman berikutnya. Kebenaran yang ada hanyalah kebenaran-kebenaran yang bersifat jamak, artinya benar pada pengalaman-pengalaman khusus akan diubah pada pengalaman berikutnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[18]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Nilai pertimbangan dalam pragmatisme tergantung pada akibatnya yaitu kepada kerjanya, didasarkan pada keberhasilan dari perbuatan yang disiapkan oleh pertimbangan tersebut. Apabila pertimbangan itu benar, maka akan bermanfaat bagi pelakunya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[19]</span></span></span></a> Oleh karena itu dalam melakukan pertimbangan harus benar-benar terseleksi agar memperoleh manfaat yang diharapkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Antara agama dengan filsafat pragmatis diharapkan memberikan rasa ketenangan dan kedamaian. Akibatnya ketika James tertarik kepada ilmu pengetahuan dan agama ini dimaksudkan, bahwa ketika James mempelajari studi pengobatan dengan tendensi materialisme maka berusaha mengecek dengan emosi agama (perasaan agama).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[20]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Oleh karena itu James dalam mempelajari agama atau kepercayaan memberikan tiga opsi yang menjadi pilihan, yaitu : pertama ; <i>living or died. Kedua, forced or avoidable dan ketiga momentous or trivial.</i><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[21]</span></b></span></i></span></a> Opsi yang ditawarkan ini mencoba memberikan sebuah makna kehidupan ini bahwa menjalankan atau mengerjakan sesuatu harus senantiasa memberikan rasa ketenangan. Kenyataan hidup harus dijalani dan dihadapi dengan gigih serta dapat mengambil manfaat terutama bagi dirinya. Karena manusia selamanya tidak akan hidup terus tetapi suatu saat akan menghadapi kematian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span lang="IN">C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="IN">John Dewey (1859-1952) </span></b></span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">John Dewey lahir di Baltimor, ia salah satu dari generasi pragmatisme yang menghasilkan pemikiran yang hebat setelah James. Dewey menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan bidang pendidikan di Chicago (1894-1904) dan akhirnya di Universitas Colombia (1904- 1929).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn22" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[22]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Bagi John Dewey filsafat bertujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia serta lingkungannya atau untuk mengatur kehidupan manusia serta aktivitasnya dalam memenuhi kebutuhan manusiawi. Oleh karena itu tidak heran jika John Dewey disebut sebagai tokoh filsafat yang mempunyai karakter yang dinamis yang diwarisi oleh Hegel, yaitu faham dualisme yang berlebih-lebihan seperti antara between mind and body : between necessary and contingent propositions, between cause and effect, between secular and transcendent, namun Dewey lebih suka membuat pandangan baru dengan memperkaya teori-teori dan memahami sebuah fungsi teori itu, dengan demikian Dewey adalah seorang yang anti reduksionis.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn23" name="_ftnref23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[23]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Meskipun Dewey seorang pragmatis, tetapi Dewey lebih suka menyebut sistemnya dengan istilah Instrumentalisme. Yang dimaksud Instrumentalisme adalah suatu usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep, pertimbangan-pertimbangan, penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya yang bermacam-macam. Cara yang dilakukan adalah dengan menyelidiki bagaimana pikiran fungsi dalam penentuan-penentuan yang berdasarkan pengalaman, mengenai konsekuensi - konsekuensi di masa depan. Salah satu kunci filsafat instrumentalia adalah pengalaman (experience). Filsafat harus berpijak pada pengalaman itu secara aktif dan kritis, agar filsafat dapat menyusun sistem norma-norma dan nilai-nilai.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn24" name="_ftnref24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[24]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Filsafat Dewey yang dinamakan dengan Instrumentalisme ini memiliki tiga aspek sebagai alat dalam melahirkan penyelidikan. Di antaranya, pertama “temporalisme” yaitu terdapat gerak kemajuan nyata dalam waktu. Pemikiran kebenaran terus berjalan maju dengan melihat pengalaman yang terus berlangsung. Kedua “futuristic” yaitu mendorong untuk melihat masa depan tidak hari kemarin. Ketiga “milionarisme” bahwa kehidupan dunia ini dapat dibuat lebih baik dengan kemampuan diri manusia, barangkali pandangan yang demikian juga dianut oleh William James.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn25" name="_ftnref25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[25]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Instrumentalisme yang dimaksud Dewey adalah ide besar sebagai alat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang bersifat praktis. Dewey berusaha mengembangkan teori-teori baru tanpa melakukan reduksi dari tokoh-tokoh pragmatis sebelumnya. Ini dilakukan untuk memperoleh bentuk baru dalam kajian filsafat pragmatis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Oleh karena itu ketika membahas masalah agama atau kepercayaan, Dewey mengakui bahwa semua agama termasuk kepercayaan merupakan sebuah doktrin kebenaran yang tersirat makna intelektual. Ini disebabkan bahwa kepercayaan merupakan pengakuan yang paling hakiki dan sebagai doktrin yang tidak dapat diubah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn26" name="_ftnref26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[26]</span></span></span></a> Di samping itu pengalaman agama seseorang merupakan petunjuk yang diyakini setiap individu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Meskipun kajian agama menjadi masalah ketika dihadapkan pada sistemnya yaitu instrumentalia, namun bukan menjadi hambatan dalam menghadapi problem ini. Bagaimanapun juga dasar yang digunakan oleh instrumentalia adalah pengalaman. Ini jelas bahwa Dewey mengakui pengalaman seseorang meski itu bersifat mistik atau tidak dapat dibuktikan dengan logika, yang penting akibat dari pengalaman itu dapat memberikan nilai manfaat baginya yaitu ketenangan dan kedamaian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span lang="IN">D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="IN">Kolaborasi Pemikiran Tokoh Pragmatis</span></b></span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Filsafat pragmatis yang telah dipopulerkan oleh William James dan dikembangkan John Dewey mendapat sambutan hangat dari masyarakat Amerika. Pragmatisme mencoba mencari format baru yang mungkin berbeda dengan filsafat yang berkembang di Yunani maupun di Eropa, meskipun pada dasarnya filsafat ini juga melakukan reduksi terhadap filsafat Yunani, yang dari zaman ke zaman menampakkan gaungnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Fakta menunjukkan sumber dasar yang digunakan oleh William James dengan “radikal empirision”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn27" name="_ftnref27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[27]</span></span></span></a> merupakan hasil reduksi dari pemikiran bangsa Yunani yaitu Aristoteles dengan filsafat empirismenya, yang tidak jauh berbeda dengan pegangan utama pragmatis yaitu logika pengamatan. Keduanya meneguhkan dengan fakta-fakta yang dapat dilihat. Tetapi pragmatis lebih mengutamakan akibat praktis yaitu manfaat bagi hidup praktis. Sedang empirisme (Aristoteles) tidak harus berakibat pada praktis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Antara William James dan John Dewey, pada dasarnya berpangkal pada gagasan asal dengan tiga doktrin pragmatis, namun pada akhirnya bermuara pada kesimpulan-kesimpulan yang berbeda, misalnya James dalam menilai kebebasan, tidak ada kebenaran mutlak atau berdiri sendiri, sebab pengalaman akan berjalan terus dan benar akan selalu berubah, yang ada adalah benar-benar. Semantara Dewey menilai kebenaran adalah dengan penyelidikan, dan yang benar adalah apa yang ada pada akhirnya disetujui oleh semua orang yang menyelidiki. Karena kebenaran memiliki nilai fungsional yang tetap, tetapi pernyataan-pernyataan yang dianggap benar senantiasa dapat berubah. Kemiripan di antara keduanya tersebut terkadang tidak diakui, barangkali keduanya ingin menunjukkan karyanya yang harus dibedakan dan dihargai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Pragmatis apabila dilihat dari sisi kelebihan atau keuntungan mempelajarinya adalah kemudahan hidup yang tidak perlu berangan-angan atau berpikir yang muluk-muluk, namun cukup berpikir yang praktis dengan mempelajari pengalaman-pengalaman sendiri yang telah dilalui. Pengalaman-pengalaman itu termasuk hal-hal yang bersifat pribadi berkaitan dengan mistis atau agama, yang penting memberikan manfaat kedamaian hati, keberanian hidup. Demikian William James mengungkapkan sebagai seorang yang beragama Protestan. Nampaknya James dan Dewey dalam memandang agama mempunyai pikiran yang sama yaitu mengakui adanya pengalaman mistik seseorang yang tidak dapat dibuktikan dengan fakta, tetapi yang penting pada kehidupan selanjutnya menjadi lebih baik. Karena mampu mengambil nilai manfaat praktis dari pengalaman mistis tersebut. Sebaliknya cara-cara James dan Dewey ini berbeda ketika mencari epistemologinya dalam kajian agama sebagaimana telah dijelaskan di atas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Sementara kelemahan yang terdapat pada filsafat pragmatisme adalah pada ketiga doktrin pragmatis yang perlu ditinjau lagi. Misalnya menolak intelektualitas yaitu rasionalitas sebagai sebuah metode. Persepsinya tidak ada <i>planning</i> atau rencana dalam pemikiran untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu, karena semuanya berjalan tanpa dikendalikan oleh akal. Pengalaman-pengalaman<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn28" name="_ftnref28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[28]</span></span></span></a> adalah yang terpenting yang dapat memberikan nilai praktis hidup. Namun apa yang terjadi jika pengalaman-pengalaman yang muncul adalah pengalaman-pengalaman yang mengerikan (pembunuhan, perkosaan, kecelakaan, dan lain-lain), yang menimbulkan akibat trauma. Barangkali pengalaman-pengalaman inilah yang harus ditinggalkan karena berakibat pada kecemasan dan keragu-raguan dalam dirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Ditolaknya rasionalisme ini didasari oleh background William sebagai seorang psikolog yang berusaha mengombinasikan antara psikologi dan filsafat. Usaha ini nampak pada karyanya <i>the sentiment of rationality</i> yang ditulis pada tahun 1879 memperlihatkan psikologi memasuki filsafat. Masalah utama yang dihadapi filosof adalah rasio atau pengertian sesuatu, maka tahun 1884 James menulis <i>the dilemma of determinism</i> yang memperlihatkan sensitivitasnya terhadap aspek moral dan metafisika Kemauan bebas manusia. Filsafat membutuhkan penjelasan dari psikologi bila menyangkut masalah agama sementara filsafat memerlukan tindakan nyata dalam masalah kehidupan, yaitu filsafat tentang sesuatu yang khusus dan kongkrit yang disebut dengan pragmatisme.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn29" name="_ftnref29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[29]</span></span></span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Masalah agama atau kepercayaan bagi James merupakan pilihan yang ditawarkan dengan opsinya yaitu <i>living or died, forced or avoidable</i> dan <i>momentous or trivial.</i> Ini berbeda dengan Dewey bahwa baginya semua agama atau kepercayaan itu merupakan sebuah pengakuan kepercayaan yang diyakini kebenarannya. Doktrin ini mampu membangkitkan keyakinan pada dirinya dalam menghadapi kehidupan. Makna agama bagi kedua tokoh ini dihayati untuk memperoleh ketenangan dan kedamaian hidup.<span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<b><span lang="IN" style="color: black;">II.<span style="font-family: "Times New Roman";">III. </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="IN" style="color: black;">KESIMPULAN</span></b></span><span lang="IN" style="color: black;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Pragmatisme merupakan simbol perkembangan filsafat diabad kontemporer yang mendapat tempat tersendiri khususnya masyarakat Amerika Serikat. Diakui atau tidak pragmatisme adalah bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan yang dihargai oleh dunia intelektual, terbukti ilmu pragmatis ini mendapat tempat dan dipelajari di Perguruan Tinggi, sebagai bagian bahan kajian filsafat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">William James dan John Dewey adalah dua tokoh pragmatis yang mampu menunjukkan pada dunia intelektual tentang bentuk filsafat barunya, sebagaimana telah dijelaskan bahwa format baru itu adalah kombinasi dari ilmu psikologi dengan filsafat terutama yang dipromotori oleh William James dengan membentuk ilmu praktis yang disebut dengan Pragmatisme. Di sisi lain John Dewey berusaha mengembangkan pragmatisme dengan metode barunya yang disebut Instrumentalisme, meskipun keduanya menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda, tetapi pada dasarnya keduanya bermuara dari satu asal yaitu dengan menggunakan logika pengamatan yang terformulasikan pada penolakan segala intelektual, absolutisme dan meremehkan logika formal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Mempelajari filsafat tidak harus meninggalkan keyakinan agama, namun sebaliknya justru merupakan alat utama dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Agama bukan penghalang untuk mencapai sukses tapi lebih dari itu yakni sebagai motivasi untuk mencari kebenaran. Pengalaman agama merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang yang terkadang sulit dipercayai dengan logika. Oleh karena itu kedua tokoh pragmatisme ini mengakui adanya agama atau kepercayaan, meskipun sejarah pragmatis pada awalnya sangat anti metafisik spiritual tetapi akhirnya pada generasi kedua yaitu Hegelian telah mewarisi metafisik dari Jerman.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftn30" name="_ftnref30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[30]</span></span></span></a> Refleksi pemikiran agama James dan John Dewey berusaha memberikan sebuah nilai yang menarik dan patut dikaji pada kehidupan umat beragama saat ini. Paling tidak hasil kolaborasinya itu dapat diambil, yaitu sebagai pengalaman mistik yang dapat memberikan ketenangan dan kedamaian hidup bagi penganut agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Penilaian terhadap pragmatisme bukan berarti mengkaburkan pemahaman makna praktis yang telah dipopulerkan oleh William James maupun John Dewey, tetapi karena rasa interest terhadap kajian ini, sekalipun penilaian sisi kelebihan dan kekurangan tersebut adalah masih sangat terbatas untuk didiskusikan, karena yang demikian itulah adalah bentuk kesempurnaan pemikiran yang dihasilkan manusia.</span><br />
<b><span lang="IN" style="color: black;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="IN" style="color: black;"></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN">Demikian yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran kami harapkan dari semua pihak demi pembenahan makalah kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<i><span lang="IN">Wallahulmuwaffiq ila aqwamitthoriq</span></i><span lang="IN" style="color: black;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span lang="IN">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Bronstein J. Daniel dkk, Basic Problems Of Philosophy, <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">America</st1:place></st1:country-region> : The United States Of America, 1964</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Encyclopedia Britanica, The <st1:place w:st="on"><st1:placetype w:st="on">university</st1:placetype> of <st1:placename w:st="on">Chicago</st1:placename></st1:place>, 1952</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Hadiwijono Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat- 2 <st1:place w:st="on">Yogyakarta</st1:place> : Kanisius, 1980</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
James William, Pragmatism, Amerika : New American Library, 19740</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Praja Juhaya S., Aliran-Aliran Filsafat dan Etika Bandung : Yayasan Piara, 1997</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Popper R. Karl, The Logic Of Scientific Discovery, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">London</st1:place></st1:city> : Routladge, 1980 </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Russel, Betrand History Of Western Philosophy , tt, 1945</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Solomon Robert C., Kathleen M. Higgins, A short History Of Philosophy, <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">New York</st1:place></st1:state> : Oxford University Press, 1996</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Tafsir Ahmad, Filsafat Umum <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bandung</st1:place></st1:city> : Remaja Rosdakarya, 1990</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;">
Wibisono Koento, Misnal Munir, Makalah, Pemikiran Filsafat Barat: Sejarah Dan Peranannya Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan</div>
<div>
<br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Koento Wibisono, Misnal Munir</span><i><span lang="IN" style="font-size: 8pt; line-height: 150%;">, Makalah</span></i><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">, Pemikiran Filsafat Barat : Sejarah Dan Peranannya Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan, hlm 24 </span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> William James, <i>Pragmatism</i> ( Amerika : New American Library, 19740), hlm 438</span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Juhaya S. Praja, <i>Aliran-Aliran Filsafat dan Etika</i> (Bandung : Yayasan Piara, 1997), hlm 115 </span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> William James, Ibid, hlm 43</span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[5]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Harun Hadiwijono, <i>Ibid</i>, hlm 130 </span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[6]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> </span><span class="FooterChar"><i><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">Ibid,</span></i></span><span class="FooterChar"><span lang="IN" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"> hlm 131</span></span></div>
</div>
<div id="ftn7">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[7]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Juhaya S. Praja,<i>Aliran-Aliran Filsafat dan Etika</i>, Ibid, hlm 115</span></div>
</div>
<div id="ftn8">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[8]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Harun Hadiwijono, Ibid, hlm 131</span></div>
</div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[9]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> William James, <i>Ibid</i>, hlm 47</span></div>
</div>
<div id="ftn10">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[10]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Harun Hadiwijono, <i>Sari Filsafat Barat-2</i>, Yogyakarta, Kanisius, 1980, hlm 132</span></div>
</div>
<div id="ftn11">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[11]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Ibid, hlm 132</span></div>
</div>
<div id="ftn12">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[12]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Ayah William James yaitu Henry James adalah seorang yang terkenal dan berkebudayaan tinggi dan pemikir kreatif. lihat Ahmad Tafsir, <i>Filsafat Umum</i> (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), 190. Harun Hadiwijono<i>, Ibid</i>, hlm 131<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn13">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[13]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Psikologi menurut James adalah suatu ilmu pengetahuan tentang gejala-gejala yang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam, dimana psikologi mempunyai hukum-hukum dan metode sendiri.lihat Harun Hadiwijono<i>, Ibid,</i> hlm 131<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div id="ftn14">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[14]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Betrand Russel, <i>History Of Western Philosophy</i> (tt, 1945), hlm 766</span></div>
</div>
<div id="ftn15">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[15]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Juhaya S. Praja, <i>Ibid</i>, hlm 116 </span></div>
</div>
<div id="ftn16">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[16]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Lihat <i>Encyclopedia Britanica</i> ( The University Of Chiago, 1952), vi</span></div>
</div>
<div id="ftn17">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[17]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Robert C.Solomon, Kathleen M. Higgins, <i>A short History Of Philosophy</i> ( New York : Oxford University Press, 1996), hlm 259</span></div>
</div>
<div id="ftn18">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[18]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Harun Hadiwijono, <i>Ibid,</i> hlm 132</span></div>
</div>
<div id="ftn19">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[19]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Juhaya S. Praja, <i>Ibid</i>, hlm 116</span></div>
</div>
<div id="ftn20">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[20]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Karl R. Popper, <i>The Logic Of Scientific Discovery</i> (London : Routladge, 1980), hlm 137</span></div>
</div>
<div id="ftn21">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref21" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[21]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Daniel J. Bronstein dkk, <i>Basic Problems Of Philosophy</i> (America : The United States Of America, 1964), 488</span></div>
</div>
<div id="ftn22">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref22" name="_ftn22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[22]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Juhaya,<i> Opcit</i>, hlm 116</span></div>
</div>
<div id="ftn23">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref23" name="_ftn23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[23]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Robert C. Salomon, <i>A Short History philosophy</i>, <i>Ibid</i>, hlm 262</span></div>
</div>
<div id="ftn24">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref24" name="_ftn24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[24]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Harun Hadiwiyono, <i>Ibid, </i>hlm 134</span></div>
</div>
<div id="ftn25">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref25" name="_ftn25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[25]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Juhaya S. Praja, <i>Ibid</i>, hlm 117</span></div>
</div>
<div id="ftn26">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref26" name="_ftn26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[26]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Daniel J. Bronstein, <i>Basic Problems Of Philosophy</i> (America : The United States Of America, 1964), hlm 496</span></div>
</div>
<div id="ftn27">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref27" name="_ftn27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[27]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Sebuah doktrin dari teori pragmatismenya dengan tiga syarat yang menjadi pegangan antara filsafat pragmatisme yaitu menolak intlektualisme, absolutisme dan meremehkan logika formal, lihat <i>Betrand Russel History of Western Philosophy, Ibid 766. Radical empiristion</i> dipublikasikan pada tahun 1904 dalam sebuah Essay yang disebut “Conscousness” tujuan utama menolak tentang hubungan subjek objek fundamental, <i>Ibid</i>, hlm 767<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn28">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref28" name="_ftn28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[28]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Apa pengalaman itu? Cara terbaik menemukan jawabannya adalah dengan membedakan antara peristiwa (event) yang tidak dialami dan peristiwa yang dialami, kehujanan adalah pengalaman, tetapi hujan dimana berada adalah tidak meninggalkan sesuatu yang bukan pengalaman. Kerena ada adalah bukan pengalaman kecuali dimana ada itu tinggal.lihat Betrand Russel, <i>History Of Western Philosophy</i>, Ibid, 768 </span></div>
</div>
<div id="ftn29">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref29" name="_ftn29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[29]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Ahmad Tafsir, <i>Filsafat Umum</i> (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), hlm 192<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn30">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6604336238813433515#_ftnref30" name="_ftn30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[30]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Robert C. Solomon, Kathleen M. Higgins, <i>A Short History Of Philosophy</i> ( New York : Oxford University Press, 1966), hlm 261<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<br /></div>
</div>
</div>
Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-56338053665145629242011-10-10T09:54:00.003+07:002011-10-23T13:04:37.754+07:00Tuhan...........?!!<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CFAMILY%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C03%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CFAMILY%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C03%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Angsana New";
panose-1:2 2 6 3 5 4 5 2 3 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:16777219 0 0 0 65537 0;}
@font-face
{font-family:"Comic Sans MS";
panose-1:3 15 7 2 3 3 2 2 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:script;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"><img height="108" src="file:///C:/DOCUME%7E1/FAMILY%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/03/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_i1025" width="108" /> Tuhan… tunjukkanlah aku kepada orang yang telah engkau beri petunjuk.<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Allah,,,,<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">malam membuat aku bertanya, “bagaimana?”<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku tulis untuk-Mu,<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">tiada lagi makanan kesukaan, tiada lagi hobi di waktu terjagaku, komitmen_pun tak lagi berguna. Apalagi prinsip, hampir semua gugur karena komitmen yang tak lagi ada.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Malam-Mu… Di dalamnya aku pernah merasakan hidup,<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">di dalamnya aku pernah merasa tenang kerena sendiri bersama-Mu, <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">merasakan hangatnya sentuhan Rahmat-Mu, <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">sejuknya nafas-Mu. <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Tapi di dalam malam-Mu juga, sekarang membuat aku bertanya, <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">“aku harus bagaimana?”<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">“Ya Allah, engkau adalah Tuhanku, <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Engkaulah yang menciptakan aku. <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Aku adalah hamba-Mu.<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Aku akan setia dengan perjanjianku dengan-Mu semampuku. <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Aku berlindung kepada-Mu <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">dari kejelekan yang aku perbuat. <o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu ampunilah dosaku.<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau”.<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Semarang</st1:city></st1:place>, 28 Mei 2007 @ 11:06 PM</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Angsana New"; font-size: 20pt;">Lesu, bingung, terasa letih tanpa semangat.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Angsana New"; font-size: 20pt;">Setiap saat sering terasa hampa, sepi, ya Allah… bagaimana aku harus berjalan kalau semangat tetap terhenti. Aku bingung ya Allah… sebenarnya sekarang apa yang harus aku lakukan????<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Angsana New"; font-size: 20pt;">Ya Allah, tiada kata yang mampu terucap lagi selain keluhan dan permohonan.<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Angsana New"; font-size: 20pt;">Kapan hati ini akan berkata setuju dengan tingkah laku perbuatanku?<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 48pt;">Ya Allah…<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 48pt;">Sekarang aku tidak tahu apa yang aku inginkan…?<o:p></o:p></span></b></div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><br />
</div><div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Semarang</st1:city></st1:place>, 210807 @ 18:40 WIB.<o:p></o:p></div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-20322972311127692142011-10-01T18:23:00.003+07:002011-10-01T18:24:58.564+07:00<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span class="messageBody translationEligibleUserMessage" data-ft="{"type":3}">waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari<br />
matahari mengikutiku di belakang<br />
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan<br />
aku dan matahari tidak bertengkar<br />
tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang<br />
<span class="text_exposed_hide"></span><span class="text_exposed_show">aku dan bayang-bayang tidak bertengkar<br />
tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan<br />
</span></span></span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span class="messageBody translationEligibleUserMessage" data-ft="{"type":3}"><span class="text_exposed_show">______________________________________<br />
(Sapardi Djoko Damono)</span></span></span></h6>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-76235530756918603102011-08-25T10:01:00.002+07:002011-09-06T11:33:37.208+07:00Rasa yang Aku Bawasampai hari itu tiba,<br />
hari di mana matahari mengeluarkan panas yang dimilikinya<br />
hari di mana ia datang tepat di atas kepala kita<br />
tidak lagi sebagai mentari yang terbit tuk menyejukkan mata<br />
aku melihatmu berjalan di tengah keramaian jeritan setiap orang<br />
ingin kupegang tangan itu dan memapahmu.....<br />
sungguh telah kucoba namun tak bisa melakukannya<br />
sepercik telaga kautsar bergenang di atas telapak tanganku<br />
kamu datang dan meminumnya hingga tak tersisa<br />
kamu menangis karena aku tak dapat merasakannya,<br />
menangis..........<br />
menangis,<br />
dan terus menangis dengan berkucur air mata<br />
kemudian..............<br />
...........<br />
kemudian..................<br />
..............<br />
aku tak bisa berbuat apa apa<br />
sedikitpun aku tak mau kamu meneteskan air mata<br />
sungguh itu sangat berharga<br />
aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya<br />
aku juga tak mengerti bagaimana cara menghentikannya,<br />
lalu............<br />
aku memandang wajahmu,<br />
<br />
hingga kemudian...<br />
aku lihat air matamu dan meminumnya.<br />
kemudian aku terbangun dan berkata...<br />
tahukah kau,<br />
sampai hari itu tiba<br />
rasa ini 'kan selalu terjaga.<br />
<br />
Dan setelah kamu tak lagi meneteskan air mata<br />
dengan rasa takut tak percaya kamu bilang 'jangan katakan bahwa...!!'<br />
lalu,<br />
kamu menangis tanpa air mata<br />
tertawa tanpa suara<br />
kemudian,<br />
kita semua terdiam...<br />
kita semua menunggu sebuah peradilan dari-Nya<br />
dan semua menerima lembar fiksi yang telah ditulis sepanjang waktu yang pernah mereka punya<br />
melihat dalam dirinya dan banyak yang bertanya mengapa bukan lengan kanan yang menerima,<br />
dan saat itu aku ingin berkata pada-Nya<br />
...Rasa yang Engakau berikan begitu agung hingga aku tak kuasa ingkar pada_nya,<br />
bagaimana mungkin aku lari sementara dia selalu terjaga dalam mimpi dan nyata..?!!Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-2523435083650722832011-08-19T22:28:00.000+07:002011-08-19T22:28:57.485+07:00Tuhan kita semua adalah Tuhan yang sama, satu...!!<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAHNAFI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="State" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
h1
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0in;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0in;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-outline-level:1;
font-size:24.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
h3
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0in;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0in;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-outline-level:3;
font-size:13.5pt;
font-family:"Times New Roman";}
h6
{mso-style-next:Normal;
margin-top:12.0pt;
margin-right:0in;
margin-bottom:3.0pt;
margin-left:0in;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-outline-level:6;
font-size:11.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
span.messagebody
{mso-style-name:messagebody;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<h6><span class="messagebody"></span><o:p></o:p></h6><h3>ALLAHU AKBAR LA ILAHA ILLA ‘LLAH – ALLAHU AHAD (Allah Yang Maha-Besar. Tidak ada ilah lain kecuali Allah, Allah Yang Maha Esa). <o:p></o:p></h3>Kalimat diatas, adalah menjadi kenyakinan bagi umat beragama, terutama dianut oleh Islam dan Kristen.<o:p></o:p> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di dunia ini, terdapat pelbagai macam corak agama. Dan dapatlah dikatakan bahwa sejak dahulu kala, dari segala zaman, semua bangsa yang ada didunia ini, mempercayai akan adanya sesuatu zat ghaib, yaitu oknum yang mutlak berkuasa atas alam semesta ini, yang ada dengan sendirinya sejak semula sekali, sebagai penciptanya, yaitu Allah al Khalik.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tentu saja, masing-masing Agama menyebutkan nama Allah ini dengan sebutan-sebutan yang sesuai dengan bahasanya atau pengertian bahasa Agamanya masing-masing.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Istilah <i>"ALLAH"</i>, tidaklah menjadi monopoli sesuatu golongan atau sesuatu bangsa, dan juga bukan monopoli oleh sesuatu agama. Apakah yang dapat diketahui oleh manusia tentang Allah?<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada penulisan ini, kita tidaklah lagi merasa perlu mengemukakan bukti-bukti tentang adanya Allah, dipandang dari pelbagai segi. Cukup kita simpulkan saja, bahwa Dia adalah yang tidak berpermulaan dan tidak berkesudahan, atau dengan kata lain, Dia adalah yang kekal adanya. Alkitab mengatakan demikian:”Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampat selama-lamanya Engkaulah Allah.” (Mazmur 90:2)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penulis-penulis Alkitabpun tidak merasa perlu untuk membuktikan adanya Allah. Alkitab menganggap bahwa Allah itu ada, titik. Pada permulaan Alkitab, Kejadian 1:1, telah diceritakan bahwa: <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i>“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi"..:</i></b><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam Kitab Zabur, <i>Mazmur </i>14:1 diperingatkan bahwa orang yang beranggapan bahwa Allah itu tidak ada (<i>atheisme</i>) adalah merupakan orang gila.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">ALLAH, menurut pandangan Kristen dan Islam, adalah sama sepakat, yaitu :<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="NL" style="font-size: 13.5pt;">1.</span></b><span lang="NL" style="font-size: 13.5pt;"> 1). <b>ALLAH, KHALIK LANGIT DAN BUMI (</b></span><b><span style="font-size: 13.5pt;">ALLAH </span></b><b><span lang="NL" style="font-size: 13.5pt;">SEMESTA ALAM)</span></b><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="NL">- Al-Quran: s.An Nisaa 4:126, 131: s.An Nur 24: 42; s.Al Maidah 5:120; dan lain-lain.</span><o:p></o:p><span lang="NL"> </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span lang="NL">- Alkitab: </span><span lang="NL">Yesaya 43:15, Matius 11:25, Lukas 10:21; </span>Kis.4;24; Wahyu 4:11, dan lain-lain.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Allah, adalah pencipta. Dia adalah Khalik semesta aalam, zat wajibal wajud, ada dengan sendirinya. Yang lain dari Dia, adalah makhluk yang diciptakan olehNya.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rasul Paulus menjelaskan sebagai berikut: “.. namun bagi kita hanya ada Satu Allah saja, yaitu Bapa, yang daripadanya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup..” (1 Korintus 8: 6a)<o:p></o:p></div>“<b>… sebab punyaKu-lah dunia dan segala isinya</b>”. (Mazmur 50:12)<o:p></o:p> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“<b>… sebab Akulah yang empunya seluruh bimi …</b>” (Keluaran 19: 5b)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Allah itu adalah pemilik segala sesuatu. Karena itu, bagi setiap orang Kristen yang baik, dia akan menginsafi akan dirinya, bahwa apapun yang ia peroleh atau miliki dan yang dapat dipergunakannya pada saat sekarang ini, adalah tidak lebih dinilainya daripada hak pakai sementara dari pemiliknya, yaitu Allah itu sendiri.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">2).</span></b><span style="font-size: 13.5pt;"> <b>ALLAH ITU ESA ADANYA.</b></span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Al-Quran: s.Al.Ikhlas 112:1; s.An Baqarah 2:163; dan lain-lain.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Alkitab : Yesaya 45:5; Yohanes 17:3;5:44; Roma 3:30; 1 Kori.8: 4-6 dan lain-lain.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal">Kalau kita mau melihat kepada perbandingan-perbandaingan yang jujur dari kedua ajaran Agama, yaitu Islam dan Kristen, nyatalah keduanya bersumberkan kepercayaan Nabi Ibrahim, Bapa yang mewariskan iman kepada Tiga Besar Agama, yaitu <b>Monotheisme</b> atau <b><i>Tauhid</i></b>, yaitu berAllah-kan Yang Maha Esa.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam keMahaesa-an Allah ini, jelas dapat dibaca dalam Alkitab dan Al-Quran. Salah satu diantaranya tertulis dalam Al-Quran s.Al Ikhas 112:1 <b><i>“Qul huwa’llahu ahad”</i></b> (katakanlah: Allah itu Esa). Begitupun dalam Alkitab dapat kita baca dalam kitab Ulangan 6: 4-5 demikian; <b><i>"Dengarlah hari <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Israel</st1:place></st1:country-region>! Sesungguhnya Hua Allah kita itu Esa adanya"</i></b>.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Akulah Tuhan dan tidak ada lain; kecuali Aku tidak ada Allah”. (Yesaya 45:5) Injil Yohanes 17:3 mengatakan;” Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenai Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai Isa Al-Masih yang telah Engkau utus.” <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Karena itu jelaslah, bahwa tuduhan-tuduhan setengah orang dari golongan Islam yang mengatakan bahwa Agama Kristen tiu, tidaklah berAllah-kan Maha –Esa, tetapi malah berAllah-kan Maha-Tiga, adalah merupakan suatu tuduhan atau prasangka yang keliru.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengenai masalah “keMahaesaan Allah” ini, akan diuraikan kembali secara khusus dalam buku ini pada halaman lain, dibwah judul “<b>keMAHAESA-AN ALLAH</b>”.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">3). HANYA ALLAH YANG WAJIB DISEMBAH.</span></b><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Al-Quran: s.Asy Sura 42:10, s.Maryam 19:36; s.An nahl: 16:36<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Alkitab: Ulangan 6:13-14, Matius 4:10, Lukas 4:8; Yohanes 4:23 dan lain-lain.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Alkitab menegaskan, bahwa <i>segala penyembah yang benar itu akan menyembah Allah itu dengan Roh dan Kebenaran</i> - Yohanes 4: 23.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sayidina Isa telah berkata:” …. Engkau harus menyembah yang benar itu, akan menyembah Allah itu dengna Roh dan Kebenaran". - Yohanes 4:23.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Isa bersabda : ”…. Engkau harus menyembah Tuha, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”. (Lukas 4:8, Matius 4:10).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam kitab Ulangan 6:13 tersurat demikian: "Engkau harus takut akan Tuhan,Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah";.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yosua 24: 14-15:”beribadahlah hanya kepada Tuhan saja, tidak kepada ilah-ilah lainnya, Ulangan 6:13: Kepada Dia kita harus beribadah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Seorang Kristen yang baik menurut Alkitab, tidak akan memperilahkan yang lain di hadirat Allah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengenai masalah ini akan diuraikan kembali pada halama lain dibawah judul <i>“Masalah Syirik dalam ajaran Kristen”</i>.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">4). ALLAH ITU TIDAK <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">ADA</st1:place></st1:city> PERSAMAANNYA.</span></b><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Al-Quran : s.Asy Sura 42:11<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Alkitab: Mazmur 86: 8; Yesaya 40: 25-26; 2 Sam 7: 22<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sesuai dengan makna Allah itu Maha Esa, artinya hanya satu-satunya tidak persamaannya dengan yang lain. Dia Maha Esa zat-Nya, tidak ada zat lain yang sama dengan-Nya. Dia Maha Kuasa, tidak ada persamaannya kuasa yang tertinggi lainnya hanya Dia, dan sebagainya. Dalam istilah ajaran Tauhid Islam di katakan <b><i>Mukhalafat Hu ta’a’I lil hawadith</i></b> artinya <i>yang berbeda dengan segala apa yang baharu (alam)</i>.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Dalam Alkitab dikatakan:”Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan Allah, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau <b><i>dan tidak ada Allah selain Engkau</i></b>….” (2 Samuel 7:22)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 13.5pt;">5). ALLAH ITU TIDAK NAMPAK DIPANDANG MATA</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Al-Quran: s.Al Hadid 57:3<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"> - Alkitab: Yohanes 1: 18, 5: 37; 1 Yohanes 4:12; 1 Tom 6: 15-16<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Alkitab mengatakan, bahwa “Allah itu Roh adanya” (Yohanes 4:24). Karena Allah tidak berdarah daging. Dia adalah suatu zat ghaib. (a zat – immeteriil) yang tidak terlihat pada pandangan mata inderia manusia.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam Yohanes 1:18 ditegaskan, bahwa: 'Tidak seorang yang pernah melihat Allah’ tetapi Putera Tunggal Allah, yang ada dipangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya “Makna menyatakan-Nya” disini, adalah tentang “menampakkan tentang adanya Allah yang tidak nampak itu”.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dalam nats lain dikatakan ”Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia “(1 Timotius 3:16).<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Bagi saudara kita yang beragama Islam, kalimat diatas, mungkin dapat dibandingkan dengan nats Al-Quran yang terdapat dalam s.Al Hadid 57:3 yang mengatakan:”Dialah yang Awal dan Yang Akhir, yang Zhahir dan Yang bathin ….”<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Makna perkataan “Yang Zhahir, yakni yang nampak”, dalam penafsirannya no. 1453 (Quran dan Terjemahannya dari Dep. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Agama</st1:city> <st1:state w:st="on">R.I.</st1:state></st1:place>) dikatakan:” Yang Zhahir ialah Yang nyata adanya, karena banyak bukti-buktinya dan “yang bathin” ialah yang tidak dapat digambarkan hikmat dan zat-Nya oleh akal.”<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi makna yang dikatakan “menyatakan” menurut Alkitab, adalah semakna dengan “yang zhahir” menurut Al-Quran. Hal ini akan dijelaskan kembali pada uraian lain, dibawah judul <i>“keIlahi-an Isa Al-Masih”</i>.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal">Rasul Paulus dalam suratnya 1 Timotius 6:16 kembali mengatakan;” ….Seorangpun tidak pernah melihat Dia dna memang manusia tidak dapat melihat Dia. BagiNya-lah hormat dan kuasa yang kekal.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: 13.5pt;">6). ALLAH YANG RAHMANI DAN RAHIMI</span></b><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Al-Quran: s.Al Fatihah 1:3<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> - Alkitab : 1 Yohanes 4:7-8; Mazmur 145:8<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Alkitab mangatakan, bahwa ;”Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8). Dalam Mazmur 145:8 dikatakan:”Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.”<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Allah yang Rahmani dan Rahimi menurut ajaran Kristiani, ialah Allah yang memberi, meng-anugerahi, tanpa menuntut sesuatunya dari umatnya yang disantuni tersebut sebagai imbalan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> banyak diantara agama di dunia ini, yang mengjarkan bahwa keselamatan kekal di alam sorgawi itu akan dianugerahkan Allah keapda siapa saja dengan perhitungan dosa manusia itu, akan dinilai satu persatu dalam suatu masa penghukuman keadilan teakhir. Jika seseorang dimasa hidupnya dialam duni ini, lebih banyak berbuat dosa, ia akan dimasukkan kedalam hukuman neraka. Tetapi kalau ia lebih banyak berbua amal, ia akan mendapat kehidupan kekal dalam Sorga.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kalau kita mendalami makna pengertian bahwa Allah itu adlah “Pengasih dan Penyayang”, bahkan “Maha Pengasih dan Maha Penyayang”, maka balance system demikian ini, malah meniadakan sifat keRahim-an dan keRahma-an Allah itu sendiri. Karena anugerah Sorga itu, hanya akan dapat ditentuakn dengan hasil usaha perbuatan sendiri.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Seorang pekerja buruh mendapat upah, adalah wajar, tetapi tidaklah dapat diartikan bahwa sipemberi upah itu adalah seorang yang <i>Rahim</i>. Jika seseorang memberikan sesuatunya kepada orang lain, baik karena diminta ataupun tidak diminta, dan tidak menuntut sesuatu imbalan, sipemberi itu, dapat dikatakan seorang yang rahim, seorang pengasih. Begitulah Allah yang Rahimi, pasti tidak akan menuntut, tetapi memberi, menganugerahkan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p>Tidaklah mungkin manusia, akan dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan amalnya sendiri, tanpa anugerah Allah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Manusia akan lebih banyak berbuat dosa, daripada berbuat amal saleh. Andaikata perbuatan amal itu yang dapat menentukan keselamatan seseorang, maka pastilah perhatian orang-orang berdosa, tidaklah lagi diarahkan kepada harap Kasih – Anugerah pengampunan Allah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rasul Paulus mengatakan:<i>”Sebab karena kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah itu, bukan hasil pekerjaanmu" “</i>(Efesus 2:8)<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rasul Petrus mengatakan dalam Kis. 2:38 demikian:” Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu <i>dibaptis dalam nama Isa Al-Masih untik pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus ….</i>”<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="NL">“…. Orang benar <i>akan hidup oleh Iman</i>”. (Roma 1:17; Habakuk 2:4).</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="NL">Kalau demikian, apakah kita sudah tidak perlu berbuat amal baik lagi, karena sudah mengaku percaya itu?</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="NL">Tidak! </span></b><span lang="NL">Bukan demikian maksudnya.</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="NL">Berbuat amal saleh, adalah</span><span lang="NL"> </span><span lang="NL">memang perbuatan orang beriman. Rasul Paulus dalam 1 Korintus 10:31 mangatakan:”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanla semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="NL">Dan setiap perbuatanyang baik, mamang mendapat pahala. Tetapi yang menentukan kehidupan kekal itu, yang menentukan keselamatan dialam sorgawi itu, bukanlah sebab amal-amalnya, melainkan semata-mata Anugerah Allah karena iman, karena percaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="NL">Isa dengan tegas mengatakan:”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan pecaya kepada Dia yan gmengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan tidak turut dihukumkan, sebab ia sudah pindah dari pada maut kedalah hidup”. (Yohanes 5: 24)</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="NL">Uraian mengenai masalah ini, akan diuraikan kembali secara khusus pada halaman lain dibawah judul “<b>Anugerah Keselamatan</b>”</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="NL" style="font-size: 13.5pt;">7). ALLAH YANG KEKAL DAN MAHA KUDUS</span></b><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="NL"> - Alikitab: Mazmur 90:2</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><span lang="NL">Allah adalah yang kekal, tidak berpermulaan dan tidak berakhir.</span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal"><b><i><span lang="NL">Ehyeh asher ehyeh </span></i></b><span lang="NL">=</span><span lang="NL"> </span><b><span lang="NL">Akulah yang Ada; aku ini ADA.</span></b><span lang="NL"> Dalam ajaran Islam dikatakan</span> sebagai hakikat <span lang="NL">:</span><i><span lang="NL"> </span></i><i><span lang="NL">”<u>Zat wajibal wujud</u>”</span></i><o:p> </o:p></div><div class="MsoNormal"><o:p>___________________________________________________________</o:p></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><i><b> Oleh :</b></i></span><span style="font-size: x-small;"><b><span style="font-family: Maiandra GD;"> Hamran Ambrie - http://miftah777.blogspot.com/2010/06/allahu-akbar-la-ilaha-illa-llah-allahu.html</span></b></span></div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-89250585046550462532011-08-19T09:56:00.002+07:002012-04-07T14:48:23.107+07:00Nama anak-anak kami, Ahnafia;<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAHNAFI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C02%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:595.45pt 841.7pt;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><span lang="IN" style="color: blue; font-size: 17pt; line-height: 150%;"></span><span lang="IN" style="color: blue; font-size: 17pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: blue; font-size: 17pt; line-height: 150%;">Efata Annamarie Avagail<b> (Efata) √<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><div style="color: black;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"></span></span></div><div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f7fef245cbe44337532490"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in;"><span style="font-size: 15.0pt;">Jepara, 12 Maret 2012 - </span>Dalam teks Yunani Perjanjian Baru, ada beberapa kata dan frasa Aram yang dimasukkan tanpa diterjemahkan (sekalipun diterjemahkan, kata/huruf aslinya selalu disertakan) karena kekhususannya. Dari kata-kata itu terdapat kata-kata yang terucap dari Nabi Isa As./Almasih (Yesus);</div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;">Talita kum<br />
Markus 5:41<br />
Lalu dipegang-Nya tangan gadis itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak perempuan, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;">Efata<br />
Markus 7:34<br />
Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik napas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah!<br />
Kata Aram ini diberikan bentuk aslinya dan disertai dengan terjemahan. Dalam huruf Yunani, kalimat Aram ini ditulis sebagai εφφαθα (ephphatha). Ini diambil dari bahasa Aram "ethpthaħ", bentuk imperatif pasif verba "pthaħ", membuka.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;">Eli Eli lema sabachthani<br />
Matius 27:46<br />
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"<br />
Markus 15:34<br />
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"<br />
<br />
Efata : Terbukalah = Bahasa Ibrani <br />
Annamarie : Rahmat yang sempurna = Bahasa Ibrani<br />
Avagail : <br />
Ini adalah nama Ibrani. Nama ini berarti: Ayah saya bergembira. Alkitab; nama istri ketiga Raja Daud digambarkan sebagai 'baik dalam kebijakan dan indah dalam bentuk. <br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in;"><b>Efata Annamarie Avagail (Efata)<br />
</b>Dengan keindahan bentuk dan sikap bijak, semoga Allah SWT membukakan kesempurnaan Rahmat-Nya. Amin...</div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: blue; font-size: 17pt; line-height: 150%;">Talitha Oren Nediva<b> (Oren) √<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;">Kau adalah Perempuan yang dirindukan, </span><span style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;">terbuka pada kesempatan, empati dan pengertian. Tidak mudah dibodohi oleh siapapun, romantis dan penuh ide</span><span style="font-size: 15pt; line-height: 150%;"> dan gagasan cemerlang. Karena itu jadilah orang yang dimuliakan dengan selalu bersikap dermawan.<span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: blue; font-size: 17pt; line-height: 150%;">Aaron Eleazar Arashel<b> (Aaron) √<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;">Kaulah cahayaku yang bersinar di tengah – tengah kegelapan, penguasa dan pemimpin yang bijaksana. Berdirilah dengan kokoh agar kamu mampu melindungi dan dilindungi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><br />
<h2><span class="mw-headline" id="Frasa-frasa_Aram_dalam_Perjanjian_Baru"></span></h2><h1 class="firstHeading" id="firstHeading"> </h1><h1 class="firstHeading" id="firstHeading"><span style="color: blue;">Bahasa Aram Yesus (Nabi Isa) </span></h1><h2><span class="mw-headline" id="Frasa-frasa_Aram_dalam_Perjanjian_Baru">(Frasa-frasa Aram dalam Perjanjian Baru)</span></h2><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAHNAFI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C04%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
h3
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0in;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0in;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-outline-level:3;
font-size:13.5pt;
font-family:"Times New Roman";
font-weight:bold;}
a:link, span.MsoHyperlink
{color:blue;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed
{color:purple;
text-decoration:underline;
text-underline:single;}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0in;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0in;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.mw-headline
{mso-style-name:mw-headline;}
span.plainlinks
{mso-style-name:plainlinks;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dalam teks <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani">Yunani</a> Perjanjian Baru, ada beberapa kata-kata dan frasa <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> yang dimasukkan tanpa diterjemahkan. Kata-kata ini sebagian besar adalah kata-kata Yesus sendiri, dan kemungkinan memiliki makna khusus karena ini.<o:p></o:p></div><h3 style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="mw-headline">Talita kum</span><o:p></o:p></h3><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Markus" title="Injil
Markus">Markus</a> <span class="plainlinks"><a href="http://alkitab.sabda.org/bible.php?lang=id&ver=tb&book=Markus&chapter=5#41">5:41</a></span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i>Lalu dipegang-Nya tangan gadis itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak perempuan, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"</i><sup id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Aram_Yesus#cite_note-0">[1]</a></sup><o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Ayat ini memberikan sebuah kalimat <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region>, yang konon dipakai Yesus dalam pengobatan gadis ini, dengan sebuah terjemahan dalam bahasa Yunani. Alihaksara Yunani dari frasa ini adalah ταλιθα κουμ (<i>talitha koum</i>).<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Naskah-naskah manuskrip Yunani yang paling bisa diandalkan, yaitu (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Codex_Sinaiticus" title="Codex
Sinaiticus">Codex Sinaiticus</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Codex_Vaticanus" title="Codex
Vaticanus">Codex Vaticanus</a>) yang memuat Injil Markus, memiliki teks ini, tetapi beberapa naskah lain (seperti <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Codex_Alexandrinus&action=edit&redlink=1" title="Codex Alexandrinus (halaman belum tersedia)">Codex Alexandrinus</a>), mayoritas teks dan teks <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vulgata" title="Vulgata">Vulgata</a> memuat κουμι (<i>koumi</i>). Varian kedua ini menjadi <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Textus_Receptus" title="Textus
Receptus">Textus Receptus</a></i>, dan merupakan versi yang muncul dalam versi <i>The <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Authorised_Version&action=edit&redlink=1" title="Authorised Version (halaman belum tersedia)">Authorised Version</a></i>.<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dalam bahasa <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> ini adalah is "ţlîthâ qûm". Kata "ţlîthâ" adalah bentuk feminin dari kata "ţlê", yang artinya adalah muda. "Qûm" adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Verba" title="Verba">verba</a> <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> yang berarti bangun atau berdiri. Bentuk imperatif tunggal feminin adalah, aslinya adalah "qûmî". Namun, ada bukti bahwa dalam percakapan sehari-hari akhiran "î" ditanggalkan sehingga dalam bentuk imperatif tidak ada perbedaan antara kelamin maskulin dan feminin. Naskah manuskrip-manuskrip yang lebih tua, karena itu, menggunakan ejaan Yunani yang merupakan transkripsi pengucapan yang setia, sedangkan tambahan huruf "ι" kemungkinan adalah sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperkoreksi&action=edit&redlink=1" title="Hiperkoreksi (halaman belum tersedia)">hiperkoreksi</a> seorang penyalin yang mengenal bahasa Aram.<o:p></o:p></div><h3 style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="mw-headline">Efata</span><o:p></o:p></h3><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Markus" title="Injil
Markus">Markus</a> <span class="plainlinks"><a href="http://alkitab.sabda.org/bible.php?lang=id&ver=tb&book=Markus&chapter=7#34">7:34</a></span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i>Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik napas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah!</i><o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sekali lagi, kata <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> ini diberikan bentuk aslinya dan disertai dengan terjemahan. Dalam huruf Yunani, kalimat <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> ini ditulis sebagai εφφαθα (<i>ephphatha</i>). Ini diambil dari bahasa <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> "ethpthaħ", bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Imperatif&action=edit&redlink=1" title="Imperatif (halaman belum tersedia)">imperatif</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pasif&action=edit&redlink=1" title="Pasif (halaman belum tersedia)">pasif</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Verba" title="Verba">verba</a> "pthaħ", membuka.<o:p></o:p></div><h3 style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="mw-headline">Eli Eli lema sabachthani</span><o:p></o:p></h3><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Matius" title="Injil
Matius">Matius</a> <span class="plainlinks"><a href="http://alkitab.sabda.org/bible.php?lang=id&ver=tb&book=Matius&chapter=27#46">27:46</a></span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i>Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"</i><o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Markus" title="Injil
Markus">Markus</a> <span class="plainlinks"><a href="http://alkitab.sabda.org/bible.php?lang=id&ver=tb&book=Markus&chapter=15#34">15:34</a></span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i>Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"</i><o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kalimat ini yang diserukan oleh Yesus di kayu salib dan memiliki dua versi. Versi Injil Matius dalam alihaksara Yunani ditulis sebagai berikut: ηλι ηλι λεμα σαβαχθανι (<i>eli eli lema sabakhthani</i>). Sedangkan alihaksara versi Markus mirip pula, tetapi dimulai dengan: ελωι ελωι (<i>eloi eloi</i>). Bahasa <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> dari kalimat Matius ini adalah <i>êlî êlî lmâ švaqtanî</i>. Sedangkan Markus menulis <i>elohî elohî</i>.<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Yesus kelihatannya mengutip dari ayat pertama kitab <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Mazmur" title="Kitab Mazmur">Mazmur</a> <span class="plainlinks"><a href="http://alkitab.sabda.org/bible.php?lang=id&ver=tb&book=Mazmur&chapter=22#1">22:1-3</a></span><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">"Untuk pemimpin kor. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. <b>Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?</b> Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Ya Allahku, aku berseru di waktu siang, tetapi Engkau tetap diam. Aku berdoa di waktu malam, hatiku tidak juga tenang."<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Namun, Yesus tidak mengutip dari sumber Ibrani yang kanonik (resmi) - <i>êlî êlî lâmâ `<sup>a</sup>zabtonî</i>, tetapi menggunakan sebuah terjemahan dalam bahasa <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> (lihat <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Targum&action=edit&redlink=1" title="Targum (halaman belum tersedia)">targum</a>).<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dalam ayat selanjutnya, dalam kedua versi, seseorang yang mendengarkan seruan Yesus mengira bahwa beliau memanggil nabi Elia untuk menolong-Nya. Ini mungkin untuk menekankan ketidaktahuan orang tersebut akan apa yang sedang terjadi. Penggunaan kata ηλι oleh Matius bisa jadi menunjukkan penggunaan ayat Mazmur ini yang lebih 'resmi', yang dekat dengan bahasa Ibrani. Sedangkan versi Markus kemungkinan memperlihatkan bahasa <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> sehari-sehari secara lebih baik.<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Beberapa naskah manuskrip kuno Yunani menunjukkan tanda-tanda para penyalin yang berusaha menormalisasikan teks. Misalkan sebagai contoh, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Codex_Bezae&action=edit&redlink=1" title="Codex Bezae (halaman belum tersedia)">Codex Bezae</a> yang aneh, mengubah kedua versi Injil menjadi ηλι ηλι λαμα ζαφθανι (<i>êli êli lama zaphthani</i>).<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Karena kalimat ini diterjemahkan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani" title="Bahasa Yunani">bahasa Yunani</a> pada kedua kasus ini, maka arti terjemahannya tidak kabur. Namun ada sejumlah kecil pakar yang menentang hal ini, salah satu di antaranya adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/George_Lamsa" title="George Lamsa">George Lamsa</a>, namun metodologinya dibuktikan tidak memadai.<o:p></o:p></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kata <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Aram</st1:place></st1:country-region> "švaqtanî" didasarkan pada kata kerja (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Verba" title="Verba">verba</a>) "švaq", 'tinggal, lupa', dengan akhiran modus perfektif -t (pronominal ke-2: 'engkau'), dan obyek sufiks "-anî" (pronominal ke-1 tunggal: 'saya')._http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Aram_Yesus<o:p></o:p></div><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">_________________________________________________________________________________ </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">* <span data-jsid="text"><span class="text_exposed_show">Ahnaf berharap dalam kekhususan dan rahasia dari kata itu kasih Tuhan selalu bersamamu....!!</span></span> <span lang="IN" style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="color: black; font-size: 15pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-26268667669774095342011-08-18T21:10:00.000+07:002011-08-18T21:10:55.898+07:00Ahnafi@badi: Semua Terasa Indah Jika Kitra Membuka Mata<a href="http://ahnafiabadi.blogspot.com/2011/08/semua-terasa-indah-jika-kitra-membuka.html">Ahnafi@badi: Semua Terasa Indah Jika Kita Membuka Mata</a>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-36714030821725571442011-08-18T21:07:00.001+07:002011-08-18T21:11:45.915+07:00Semua Terasa Indah Jika Kita Membuka MataMalam......!!<br />
Semua orang sedang menertawakan kebenaran,<br />
tidakkah kau ijinkan aku untuk membuat kebenaran tertawa...??<br />
Hai..<br />
Aku menyapamu,<br />
hanya kamu,<br />
kamu yang paling terdalam dalam dirimu,<br />
bukan dia,<br />
bukan pula mereka.<br />
di manakah dirimu?<br />
mereka telah keluar dari 'goa',<br />
namun kapan kamu 'kan membuka mata,<br />
kau terlalu lama menutup mata indah itu...<br />
karenanya aku ingin mengajakmu membukanya<br />
dirimu menghilang sekian lama,<br />
dengan mata buta tak bersuara,<br />
mungkinkah kamu tahu ada di mana?!!<br />
meski kamu 'kan membunuhku,<br />
aku relakan asal kau lihat semua itu.Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-73836830649101386492011-08-16T23:57:00.001+07:002011-08-17T00:00:16.860+07:00Aku selalu mengenakan cicin itu di jari manisku…why..??<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAHNAFI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C02%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAHNAFI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C02%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Zaman dahulu cincin mempunyai arti simbolik yang sangat kuat, karena itu cara mengenakannya terdapat banyak aturan yang berbeda-beda. Menurut kebiasaan orang Tionghoa, cincin pertunangan umumnya dipakai di jari tengah dari tangan kiri, cincin perkawinan dipakai di jari manis tangan kiri. Apabila belum menikah, harus dipakai di jari tengah atau jari manis dari tangan kanan, bila tidak akan membuat orang-orang yang yang melihat hal ini akan memberhentikan niat untuk mengejar atau mendekatinya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Menurut tradisi kebiasaan orang Barat, apa yang terlihat di tangan kiri adalah pemberian keberuntungan dari Tuhan. Hal ini berkaitan erat dengan hati manusia. Karenanya, cincin yang dipakai di tangan kiri dikatakan sangat bermakna.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Di dunia internasional, cara pemakaian cincin yang agak tren adalah :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jari telunjuk -> Hendak menikah, menunjukkan belum menikah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jari tengah -> Dalam masa pacaran.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jari manis -> Menunjukkan telah bertunangan atau telah menikah.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kelingking -> Menunjukkan masih single.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Untuk halnya tangan kanan, dalam tradisi juga ada suatu ungkapan, yang mempunyai arti sama dengan pemakaian di jari manis. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Menurut orang-orang, bila dipakai di tangan kanan, ini menunjukkan berjiwa bagaikan seorang biarawati. Tentu saja, masih ada sejenis cincin, di mana pun Anda memakainya, tidak mengandung makna apa pun juga. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Cincin yang sejenis ini umumnya bermotif, itu hanyalah sebagai perhiasan, boleh dipakai di jari mana pun yang Anda suka, tidak ada larangan apa pun.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dalam hal ini saya hanya ingin berbicara dalam konteks pada umumnya di <st1:place w:st="on"><st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>. Tuhan memeberikan tangan untuk kita penuh dengan makna dan kegunaannya. Tangan memiliki jari pada masing masing bagiannya, di mana tiap bagian terdapat <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">lima</st1:place></st1:city> jari yang berbeda bentuk dan ukurannya. Dan dari tiap tiap jari tersebut memiliki arti serta kegunaan tersendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jempol menjadi lambang sesuatu yang bagus apabila dia di hadapkan ke atas, namun akan sangat berbeda artinya kalau dihadapkan ke bawah. Mereka banyak menyebut jari tersebut adalah ibu jari (jari induk). Dan saya lebih suka menyebutnya sebagai lambang orang tua. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jari telunjuk, jari yang satu ini sangat bermanfaat sebagai penunjuk sesuatu, objek atau arah. Tapi kalau ditunjuk ke muka orang artinya bukan lagi sebuah petunjuk, melainkan amarah. Saya biasa menganggap jari itu adalah lambang saudara.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Selanjutnya adalah jari tengah, jari penuh kreatifitas karena ukurannya lebih panjang dari jari-jari yang lain. Dan saya mengatakan itu bisa merupakan lambang Tuhan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Setelah jari tengah ada jari manis, jari yang pada umumnya digunakan untuk menempatkan cincin.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Terakhir adalah kelingking, salah satu jari yang sering dipakai oleh remaja untuk berjabat dengan arti berjanji. Namun ada juga yang mengatakan bahwa jari tersebut cukup akrab dengan lubang-lubang di bagian tubuh. Dan saya menyebutnya dengan lambang anak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pada umumnya kita selalu mengenakan cicin tunangan atau perkawinan (yang menandakan adanya hubungan) di jari manis…why..?</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-JsoP8g9x8eo/Tkqh8SnrhYI/AAAAAAAABTA/z2V3csutick/s1600/jarui.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://1.bp.blogspot.com/-JsoP8g9x8eo/Tkqh8SnrhYI/AAAAAAAABTA/z2V3csutick/s400/jarui.jpg" width="400" /></a></div><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Coba kita pahami. Langkah pertama, Ikuti posisi jari tangan sesuai gambar. Jari tengah kiri dan kanan bersatu dalam posisi nempel ke dalam. Sementara ke empat pasangan jari-jari yang lain diposisikan saling bertemu sejajar. Jari tengah –seperti yang saya katakan—adalah lambang Tuhan, lipat ke dalam, dengan maksud kita akan selalu menyimpannya di dalam diri kita dengan sangat dalam.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kemudian coba kita angkat kedua ibu jari supaya terpisah antara satu sama lain, dengan tidak merubah posisi jari-jari yang lain. Ibu jari adalah lambang dari orang tua kita, yang suatu saat pasti akan meninggalkan kita.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Seperti halnya dengan ibu jari, coba pisahkan jari telunjuk kita agar tidak menempel antara keduanya (kanan dan kiri). Ini adalah lambang dari saudara-saudara kita, kakak maupun adik. Cepat atau lambat mereka akan meninggalkan kita untuk hidup dengan keluarga mereka atau sebaliknya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kemudian dengan jari kelingking, angkat keduanya seperti halnya ibu jari dan jari telunjuk. Jari kelingking adalah lambang dari anak kita. Yang suatu saat mereka akan meninggalkan kita untuk hidup dengan pasangannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dan sekarang giliran jari manis, jari yang biasa digunakan untuk mengenakan cicin kawin. Coba pisahkan keduanya seperti halnya jari-jari lain. Bisakah kita melakukannya?</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-46041010354417676322011-08-14T17:28:00.003+07:002012-03-04T11:25:14.209+07:00Komentator, Aktor atau Hanya Penonton? <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Ckg9sGnO7nQ/TmHEdLUJEKI/AAAAAAAABTQ/MpliL_VlZ0c/s1600/keledai.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-Ckg9sGnO7nQ/TmHEdLUJEKI/AAAAAAAABTQ/MpliL_VlZ0c/s1600/keledai.jpg" /></a></div></div><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif][if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif][if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Suatu ketika ada seorang bapak tua dan anaknya berjalan bersama keledainya melewati pasar. Dalam hiruk pikuk suasana pasar, seseorang menyeru, “wahai teman-temanku perhatikanlah seorang bapak tua dan anaknya itu, kenapa mereka tidak menggunakan otaknya untuk berpikir. Bukankah mereka memiliki keledai, tapi kenapa mereka masih berjalan kaki, alangkah bodohnya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kemudian si bapak tua dan anak itu melanjutkan perjalanan. Bapak tua menaiki keledainya dan si anak berjalan kaki sehingga sampailah mereka di suatu tempat keramaian. Tiba-tiba dari keramaian itu terdengar suara “wahai bapak tua, alangkah teganya kau menyuruh anakmu berjalan kaki di tengah gurun sementara dirimu berada di punggung keledai. Tidakkah kau memikirkan anakmu”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Untuk melanjutkan perjalanannya si bapak menyuruh anaknya naik ke punggung keledai sedangkan ia berjalan kaki. Dalam perjalan, terdengar bisikan orang yang mengatakan, "alangkah durhakanya anak itu, tidakkah dia kasihan dengan orang tuanya yang sudah renta itu”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Perjalanan masih dilanjutkan, mereka berdua menaiki punggung keledainya. Belum begitu jauh mereka berjalan, terdengar seseorang dengan perasaan miris berteriak, “wahai kalian bapak dan anak! Di mana perasaan kalian sebagai manusia? Kalian tega menganiaya binatang yang sangat malang itu, tidakkah kalian kasihan dengan keledai itu yang berjalan terseok-seok?"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kemudian sang bapak berkata; “wahai anakku, ketahuilah olehmu, sekalipun keledai kita angkat dengan kedua tangan kita, sungguh mereka tidak akan pernah berhenti berbicara”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">(Kisah Lukmanul Hakim – dikutip dari kitab <i>Bulughu Al Marom</i> karya <a href="http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=2&ved=0CBsQFjAB&url=http%3A%2F%2Fustadzkholid.com%2Fbulugh-al-maram%2Fbulughul-maram-seri-04-biografi-ibnu-hajar-al-asqalani%2F&rct=j&q=penulis%20Bulughul%20Al%20Maram&ei=P6JHTuzRGYnSrQeR6_HgAw&usg=AFQjCNF65y4dO19_cEbrR5o8pj7wbP8Oqw&cad=rja">Ibnu Hajar Al-Asqalan</a>)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Dunia adalah panggung sandiwara begitu kata Shakespears. Kenyataan telah mengajarkan kita tentang kehidupan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Hidup ini adalah pilihan. Siapapun bebas memilih hidupnya, tidak ada yang dapat mendikte kehidupan sesoorang. Setiap jiwa merdeka untuk memilih. Adakalanya kita bingung dalam memilih. Itu tak lepas dari kemampuan kita dalam menentukan suatu hal, ada yang dengan cepat dapat mengambil keputusan dan ada yang terlalu lama dalam menentukan pilihan. Salah satu alasannnya adalah karena pertimbangan. Jadi manusia penuh pertimbangan itu baik, tapi menjadi orang yang banyak pertimbangan akan membentuk pribadi yang peragu, sehingga sulit untuk mengambil suatu keputusan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gaya pikir dan waktu sangat mempengaruhi keputusan seseorang ketika kita melihat suatu hal. Terkadang hal yang menurut kita baik belum tentu baik juga untuk orang lain, begitu juga sebaliknya. Penting atau tidak penting, butuh atau tidak butuh, cantik atau jelek, semuanya tergantung pada gaya pikir yang disimpulkan dengan satu keputusan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Begitu halnya ketika kita menilai orang lain. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Itulah penyebab adanya kritikan. Sadar atau tidak, terlalu banyak dari kita yang sangat suka berkomentar untuk menilai seseorang. Ada saja yang menjadi objek penilaiannya. Tidak ada yang terlewatkan oleh mata manusia semacam ini karena semua orang pasti memiliki kekurangan di mata mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ada di antara manusia terlalu malas untuk memberikan penilaian tapi yang mereka inginkan adalah dinilai. Inilah tipe manusia yang suka bertindak sebagai aktor. Ada kepuasan sendiri ketika bisa melakukan sesuatu. Tidak hanya diam terpaku, tapi selalu mengalir seperti mata air yang selalu memancarkan kejernihan dalam dirinya. Inilah ciri-ciri manusia maju yang telah memutuskan dirinya untuk bertindak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ketika seseorang tidak memiliki kecenderungan untuk mengkritik atau bertindak maka jadilah ia penonton. Manusia semacam ini adalah peragu. Tidak memiliki pendirian yang kokoh dan hanya mengikuti ke mana arus itu mengalir. Jika mereka melihat banyak orang yang menilai baik maka mereka juga akan ikut membenarkan. Ketika banyak orang yang menyalahkan maka merekapun ikut menyalahkan. Tidak mempunyai suatu pandangan yang bisa mengarahkan keputusan mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Goudy Old Style"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Hidup adalah pilihan. Peranan apa yang kita ambil tentunya akan sangat berpengaruh pada keputusan. Satu hal yang perlu kita ingat tidak ada manusia yang sempurna di mata manusia yang lain. Seperti halnya kisah Luqmanul Hakim dan anaknya.</span></div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-90241458684570191242011-08-08T14:32:00.001+07:002011-08-08T14:34:34.944+07:00Bunga_kuDi pagi itu aku bangun<br />
mentari menyambut<br />
kubuka jendela<br />
bunga-bunga mekar dan tersenyum,<br />
bersamanya aku duduk<br />
merasakan hangat mentari<br />
burung-burung bernyanyi<br />
pepohonan ikut menari.....<br />
tidakkah kau lihat semua itu amat serasi...<br />
berdiri aku dan berlari mengikuti mentari<br />
wahai bunga-ku....<br />
aku tahu siapa sebenarnya yang kurayu<br />
aku pasti kembali duduk bersammu.Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-82342341812900614632011-08-08T14:19:00.001+07:002011-08-08T14:35:34.788+07:00Memory di Pantai SelatanBisu.....diam aku menatap ombak<br />
bergemuruh di kupingku<br />
berjalan lelaki tua di depanku<br />
seakan mengejek<br />
Irama laut.........<br />
Butiran pasir......angin terhempas<br />
menyayat tubuhku<br />
terdengar lonceng kereta kuda....!!!!<br />
aku terdiam membisu...<br />
hembusan angin lembut membuatku tenang<br />
tersenyum aku bersama langit biru.....<br />
tersentak aku ternyata sanagat dungu<br />
tak tahu apa tujuanku...???<br />
<br />
in Jogja Sept 06, 2006Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-27693528055546396542011-08-08T13:33:00.001+07:002011-08-08T14:38:30.809+07:00Semesta SabdaDaLm geLp Q b'jLn <br />
mmbLah beLantara aKaL <br />
Sndiri.....sendri....<br />
sendri.... <br />
<br />
Pd teRng Q merenung <br />
mnCari ksJatian <br />
mencari...mencari....<br />
mnCari.... <br />
<br />
Pd RuAng Pd WkTu <br />
aQ inGin daTng b'Tanya...<br />
b'tanya.... <br />
sll b'Tnya.... <br />
<br />
"Ditemukan ketidak tahuan adalah awal sekaligus ahir dari pengembraan akal dan hati" <br />
--->> Fauz Noor<br />
<br />
<br />
Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-32928625374097109242011-08-08T13:31:00.001+07:002011-08-08T14:38:44.447+07:00---++"Akal dan Hati"++---Akal adalah jebakan manusia dalam pemburuannya di dunia material, mengejar kenikmatan-kenikmatannya. Dia bekerja di atas dasar pengetahuan, penalaran dan hapalan. Ia-pun selalu mencoba mengetahui lautan dan setetes air dengan membedakan keduanya. Akal merupakan pondasi bagi pamer diri dan kepuasan diri. Dan dia mertupoakan perdana mentri yang dipercayai dari suatu pemerintahan ego yang mana sifat-sifat tentaranya disusun oleh ego dan hasil cipta orang lain.<br />
Hati adalah tali pengikat Tuhan yang menarik orang kepada kebenaran-kebenaran dunia sepiritual dan suber keesaan. Dia bekerja di atas dasar wawasan dan perasaan, yang mengubah setetes air menjadi laut. Hati merupakan subtansi dari pengorbanan diri dan kefakiran, dan dialah pasukan tertinggi dari pasukan ruh (panglima) yang mana sifat-sifat tentaranya dibentuk oleh ruh dan penemuan ilmiah. Pada orang-orang tertentu, mungkin saja beberapa tentara hati melayani akal sementara tetap meyakini dan setia kepada ruh. Dalam medannya, akal adalah penasehat yang melindungi kepentingan-kepentingan ego. Sementara hati adalah obor isyarat seorang panglima yang menaruh eksistensi di atas obor.<br />
<br />
By -->> Dr. Javad Nurbakhsh (Nur 'Ali Shah) faqir zulfiqar ahmad naqshbandiFilsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-86960181971227302432011-07-31T13:08:00.001+07:002011-08-08T14:38:57.604+07:00Selamat Datang RamadhanDiri ini tak pernah mengerti tentang puasa...<br />
aku hanya tahu karena puasa ayam mampu menghangatkan telur-telurnya hingga menetas,<br />
ulat yang amat jijik karena puasanya dia menjadi seutas kain termahal yang pernah ada,,,<br />
terbang menjadi kupu-kupu chantik,,,<br />
sebuah wujud nyata yang lebih indah dari sebelumnya.<br />
Matahari berdzikir,<br />
angin bertasbih,<br />
pepohonan memuji keagungan itu,<br />
semua menyambut kedatangan malam seribu bulan,<br />
mereka mengucapkan <i>Ahlan Wa Sahlan...</i><br />
Namun aku...<br />
masih bersama keangkuhanku,<br />
iri,<br />
dengki,<br />
khilaf dan salahku tak berani ikut menyapa keagungan itu.<br />
Semoga maaf dan doa yang kau beri membuatku mampu berjalan bersamamu.Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-18297237535282975042011-02-19T12:46:00.001+07:002016-01-13T01:17:51.217+07:00Menuju Indonesia Berbasis Teknologi Informasi melalui Optimalisasi Pemanfaatan InternetJika di banding dengan negara tetangga seperti Malaysia, India, dan Singapura Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Internet maka Indonesia tertinggal jauh ( kecuali dalam beberapa hal, seperti misalnya penguasaan terhadap teknologi Telepon Internet - VoIP ). Tertinggalnya Indonesia dalam penerapan teknologi informasi dan komputer khususnya teknologi berbasis internet di banding negara-negara tetangga merupakan satu hal yang tidak aneh, karena kemampuan manajerial para birokrat Indonesia belum mampu mengendalikan suatu pekerjaan yang sifatnya rutin dan semuanya terlihat pada keadaan dimana hampir disemua lini infrastruktur, Indonesia sangat tertinggal dan dalam keadaan amburadul jika tidak ingin disebut menggenaskan, padahal dunia diberbagai belahan manapun saat ini sedang giat dan berlomba menerapkan teknologi informasi dan internet dalam berbagai bidang kehidupan, baik industri, pendidikan, pemerintahan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Melalui pengamatan penulis, ketertinggalan bangsa Indonesia dalam penerapan teknologi informasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah sebagai berikut :<br />
<br />
1. Tidak adanya komitmen dari pimpinan tertinggi yang selalu membuat "kambing hitam" kacaunya penerapan teknologi informasi khususnya teknologi internet di lingkungan pemerintahan. Dan berdasarkan pengalaman, memang salah satu sumber kegagalan kita untuk ikut dalam gelombang teknologi informasi adalah kebijakan yang tidak konsisten dan terkesan asal-asalan<br />
<br />
2. Kemampuan tingkat manajerial di pimpinan sebagian besar tidak memiliki basis teknologi informasi khususnya teknologi internet, sehingga banyak sekali pekerjaan yang lebih effisien di penerapan teknologi informasi tidak dilirik atau bahkan dihindari penerapannya. Banyak sekali Kepala atau Pimpinan yang gagap teknologi, sehingga tidak dapat mengarahkan bawahannya untuk memanfaatkan teknologi informasi<br />
<br />
3. Kalaupun institusinya ditekan untuk memanfaatkan teknologi informasi, biasanya Kepala atau Pimpinan tidak mengetahui dengan persis apa yang harus mereka lakukan, sehingga ahirnya mencari konsultan yang berbasis vendor tertentu sehingga seluruh proyeknya dikuasai oleh keuntungan semata, bukan menomor satukan pemanfaatannya<br />
<br />
4. Infrastruktur penunjang tidak mendukung operasi yang berbasis teknologi informasi, seperti misalnya listrik yang kurang dan sering mati-nyala, gedung atau ruangan yang tidak memadai dan infrastruktur lainnya<br />
<br />
5. Alasan klise yang memang menjadi kenyataan adalah terlalu luasnya Indonesia, sehingga penerapannya tidak dapat merata, baik karena kekurangan biaya maupun pemikiran yang terlambat karena konsentrasinya tidak dapat jalan sekaligus<br />
<br />
6. Kebanyakan usia produktif dan yang bekerja di perkantoran tidak berbasis teknologi informasi, sehingga semua pekerjaan jalan seperti biasanya dan tidak pernah memikirkan effisiensi atau pemanfaatan teknologi informasi yang konsisten<br />
<br />
7. Dunia teknologi informasi terlalu cepat berubah dan berkembang, sehingga tidak dapat diikuti dengan langkah yang "alon-alon asal kelakon"<br />
<br />
<br />
<br />
Dari ketujuh alasan yang selalu kita dengar dan terjadi, maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa Indonesia akan maju dan tidak kalah dengan negara tetangga jika dalam pemerintahannya menerapkan teknologi informasi dan komputer untuk kegiatan sehari-harinya baik baik dengan pemanfaatan media internet semaksimal mungkin ataupun pemanfaatan teknologi yang berbasis offline.<br />
<br />
Pemanfaatan teknologi informasi khususnya teknologi internet ini sangat penting, karena nasib Indonesia di masa depan akan tergantung dari kemampuan masyarakatnya menguasai dan menerapkan teknologi informasi untuk pekerjaannya masing-masing.<br />
<br />
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengantisipasi hal ini dengan membentuk satu lembaga khusus dibawahnya, yaitu Dewan TIK Nasional (DeTIKnas) yang tugasnya memikirkan cara-cara pemerintah Indonesia untuk menerapkan teknologi infomasi dan komputer khususnya teknologi internet.<br />
<br />
Berdasarkan tujuh atau lebih kondisi yang terjadi di masyarakat Indonesia, dilingkungan pemerintahan khususnya, maka dapat disimpulkan empat pokok pemecahan masalah atas ketertinggalan bangsa Indonesia terhadap negara tetangga, yang poin-nya adalah sebagai berikut :<br />
<br />
1. Effisiensi Bandwidth untuk Internet Indonesia<br />
2. Pengembangan Local Content<br />
3. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi<br />
4. Kerja Sama Antar Departemen<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam posisi Indonesia yang sedang mencari bentuk dalam pengelolaan negara dan sifatnya yang terlalu sensitif terhadap isu politik dan sosial, memang sangat tidak mudah untuk mencari solusi.<br />
<br />
Terjadinya tumpang tindih tanggung jawab diantara departemen dan bahkan terkesan saling menyalip kepentingan, yang ahirnya memperlambat penerapan penggunaan teknologi informasi yang memang selalu konsisten dan tidak mudah disisipi oleh "kebijaksanaan".<br />
<br />
Komitmen atasan merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan teknologi informasi di lingkungan pemerintahan, dan saat ini tidak mudah untuk mencari "atasan" yang punya wawasan kedepan dan mau menerobos berbagai kesulitan yang diakibatkan oleh penerapan teknologi informasi.<br />
Infrastruktur yang tidak menunjang, tim teknis yang tidak handal dan masih tergantungnya semua bagian ke satu pekerjaan yang membutuhkan "kebijaksanaan" adalah hal-hal yang menghambat penerapan teknologi informasi di seluruh kantor pemerintahan.<br />
<br />
<br />
Effisiensi Bandwidth untuk Internet Indonesia<br />
<br />
Saat ini penggunaan bandwidth bagi internet di Indonesia sangat tidak effisien, kebanyakan orang Indonesia menggunakan mail server seperti yahoo.com, gmail.com, hotmail.com atau domain lainnya yang berada di Amerika atau di luar negeri. Dengan menggunakan domain yang berada diluar, otomatis kita memerlukan infrastruktur lebih untuk mengakses jaringan internet dari server yang jauh tersebut, dan biaya untuk mengaksesnya lumayan mahal karena selain harus menggunakan satelit, kita juga tergantung kepada operator yang menguasai jaringan serat optik yang melintas laut luas.<br />
<br />
Selain harus keluar negeri untuk mengakses data pribadi yang sebetulnya dapat dipasang di dalam kantor sendiri, keadaan pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia juga kacau balau, karena semua departemen atau bagian mengakses sendiri-sendiri jaringan internetnya, sehingga ahirnya keadaan per-internet-an di dalam negeri menjadi kacau dan tidak effisien.<br />
<br />
Sebetulnya tidak salah kalau setiap departemen atau bagian membangun jaringan akses internet sendiri, hanya saja, seringkali effisiensinya dibawah 50%, sehinga dana dan anggaran yang disediakan tidak terpakai separuhnya, atau bahkan hanya 25% jika diasumsikan sore dan malam hari internet sama sekali tidak terpakai.<br />
<br />
Pemakaian bandwidth untuk internet luar negeri ini memang sangat ironis sekali, karena selain menjadi kebutuhan pokok, ahirnya setiap departemen juga sangat tergantung pada operator internet asing untuk mengambil data yang semestinya ada di server di dalam kantor yang bersangkutan.<br />
<br />
Ide yang diusulkan untuk menangani masalah ini adalah dengan membangun jaringan internet antar kota yang sudah diluncurkan dalam proyek Palapa Ring, dimana setiap kota diseluruh Indonesia berupaya untuk saling menyambung ke kota terdekat atau Jakarta sebagai pusat pemerintahan, sehingga besarnya jaringan internet ini ahirnya milik pemerintah yang memang diamanahkan untuk menguasai infrastruktur yang ahirnya selain dipakai untuk operasional pemerintahan, juga dapat dimanfaatkan oleh masayarakat sekelilingnya.<br />
<br />
Pemborosan anggaran karena pembangunan yang tidak ada ujung pangkalnya dapat dihindari dan pada ahirnya, pemanfaatan bandwidth internet akan lebih dari 80% yang berarti penghematan lebih dari setengah yang sudah kita keluarkan saat ini.<br />
<br />
<br />
Pengembangan Local Content Internet<br />
<br />
Berkaitan dengan effisiensi penggunaan bandwidth internet di pemerintahan yang sudah dipaparkan di bagian atas, pengembangan local content internet atau isi internet Indonesia (I3) juga merupakan satu hal yang harus dipikirkan.<br />
<br />
Pemindahan email ke server lokal, pembangunan situs yang disimpan di server lokal dan pengembangan isi internet Indonesia (I3) lainnya merupakan langkah yang harus kita lakukan secara terus menerus dan tidak terputus. Kelemahan selama ini adalah kita tidak memiliki konten internet yang handal yang dapat menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, sehingga email saja harus dipasang di server luar negeri.<br />
<br />
Pemerintah sebagai "enabler" merupakan solusi untuk memperkaya isi internet Indonesia (I3) dengan berbagai aplikasi yang berbasis web seperti perpanjangan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Pindah, Kartu-Kartu lainnya yang secara berkala akan diakses oleh masyarakat 24/7 (dua puluh empat jam selama satu minggu penuh).<br />
<br />
Penggabungan data antar departemen dan lintas sektoral ke swasta merupakan satu cara yang akan sangat effisien untuk meningkatkan pemakaian teknologi informasi di masyarakat, sehingga seluruh pekerjaan dapat dilakukan di rumah atau di kantor masing-masing, sehingga ahirnya juga akan menghemat penggunaan BBM dan effisiensi nasional.<br />
<br />
Langkah awal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membangun data centre di masing-masing kota propinsi, kotamadya dan kabupaten yang jumlahnya sekitar 461 kota, kemudian mengintegrasikan di pusat data (DRC) yang dikelola oleh Kominfo bekerja sama dengan Ristek untuk pengembangan dan pemiliharaannya.<br />
<br />
Dengan dibangunnya internet data centre, diharapkan akan banyak pengembang aplikasi berbasis web yang akan berkreasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, dan ahirnya kebutuhan masyarakat akan pengolahan data elektronik juga akan meningkat.<br />
<br />
<br />
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi<br />
<br />
Pemanfaatan teknologi informasi saat ini masih terkesan asal pakai saja, belum menyentuh pada kebutuhan yang primer, hanya melulu di bidang finansial dan pengelohan database, sementara untuk bidang-bidang lain seperti keamanan (security), effisiensi dan proses kerja masih sangat terbatas pemanfaatannya.<br />
<br />
Penelitian tentang pemanfaatan teknologi informasi ini memang masih sangat terbatas, karena kebutuhan masyarakat masih merasakan belum menjadi kebutuhan primer.<br />
<br />
Penggunaan perangkat mobile semacam Blackberry baru saja meledak dalam satu tahun terakhir ini, dan memang teruji dapat meningkatkan effisiensi dan unjuk kerja diperkantoran, sementara pemanfaatan teknologi informasi lainnya sedang diuji coba, misalnya mengatur peralatan jarak jauh, pemantauan kamera digital dan social network untuk komunitas tertentu.<br />
<br />
Otomatisasi pembayaran di jalan tol, sistem pembayaran otomatis untuk bus way, kereta api, pesawat terbang atau kapal air, transaksi ditempat-tempat pembelajaan dan pembayaran-pembayaran yang menggunakan kartu khusus, semuanya sedang dalam taraf pengembangan, karena kemajuan di bidang ini sebetulnya yang dapat membuktikan kemampuan bangsa Indonesia dalam menerapkan teknologi informasi di kehidupan sehari-hari.<br />
<br />
Pembuatan KTP, SIM dan kartu-kartu lainnya secara on-line dan dapat diakses dari rumah merupakan bagian penting dari peningkatan apresiasi masyarakat terhadap teknologi informasi, dan pada ahirnya kemajuan teknologi secara umum akan terbukti.<br />
<br />
Untuk kontinuitas apresiasi masyarakat terhadap teknologi informasi, Departemen Pendidikan Nasional harus menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komputer sejak dini sehingga usia produktif dapat betul-betul memanfaatkan teknologi untuk kemajuan bangsa Indonesia secara menyeluruh.<br />
<br />
<br />
Kerja Sama Antar Departemen<br />
<br />
Kerja sama antar departemen atau bagian di dalam satu perkantoran merupakan pekerjaan besar yang harus dilalui untuk menerapkan penggunaan teknologi informasi secara nasional.<br />
<br />
Saat ini, penerapan teknologi informasi dan komputer di lingkungan pemerintah masih tersebar secara acak dan tidak konsisten, apalagi dengan kondisi sistem pemerintahan yang berbasis ke arah vertikal, ketidak perdulian ke bagian lain secara horisontal menyebabkan banyak hambatan dalam penerapan teknologi informasi dan komputer di lingkungan pemerintahan.<br />
<br />
Sudah ada beberapa departemen yang menerapkan "satu pintu" untuk pemanfaatan teknologi informasi dan komputer, tetapi antar departemen masih belum dapat terjadi karena anggaran dan kewenangannya berbeda dan tidak dapat dijadikan satu.<br />
<br />
Adalah tantangan kita untuk membuat suatu sistem terpadu diantara semua departemen, sehingga satu sama lain dapat punya peran dan memanfaatkan teknologinya secara effisien dan tepat guna. Keterlibatan Kominfo dalam bidang ini memang sangat diharapkan, apalagi pemerintah memang sudah berniat mengejar semua ketinggalan ini dengan membentuk DeTIKnas dan beberapa program-program yang berbasis teknologi informasi dan komputer.<br />
<br />
<br />
Kesimpulan<br />
<br />
Empat pokok pikiran ini jika diterapkan mudah-mudahan dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komputer di Indonesia, dan jelas sekali bahwasanya pemerintah punya peran yang sangat besar dalam peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komputer untuk kemajuan bangsa Indonesia.<br />
<br />
Hanya saja, sistem pemerintahan yang sudah jalan puluhan tahun ini semuanya berdasarkan pada repeating job, artinya selalu terjadi pengulangan pekerjaan yang selain tidak effisien juga tidak akurat.<br />
<br />
Pengulangan pekerjaan ini dilakukan selama berpuluh tahun dan merupakan kunci untuk terjadinya penyimpangan-penyimpangan administrasi, dan kendala "perlawanan" terhadap sistem yang effisien dan menutup kemungkinan kecurangan merupakan cerita lain yang tidak mudah dijalankan.<br />
<br />
http://www.motionschool.co.id/mainweb/berita-133-menuju-indonesia-berbasis-teknologi-informasi-melalui-optimalisasi-pemanfaatan-internet.html(sumber)<br />
<br />
<br />
Jaringan Internet adalah jalinan/rangkaian berjuta-juta komputer yang terhubung dalam satu sistem komunikasi, dengan demikian sistem internet ini adalah sistem yang bersifat global/mendunia dan tidak mengenal batas wilayah dan Negara. Suatu saat yang tidak terlalu lama lagi kebutuhan masyarakat terhadap internet sebagaimana kebutuhan masyarakat terhadap BBM, listrik, angkutan, dan sembako serta kebutuhan pokok masyarakat lainnya. Dengan demikian kebutuhan terhadap layanan internet akan menjadi suatu kebutuhan pokok sehari-hari dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, oleh karena itu pemerintah seharusnya berkepentingan dan perlu melindunginya.<br />
<br />
Sejarah Internet<br />
<br />
Internet pertama kali berkembang pada tahun 1969 melalui Proyek APRANET (Advanced Research Project Agency Network). Pada saat itu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat membuktikan/mendemonstrasikan bahwa dengan Hardware dan Software berbasis Unix kita dapat berkomunikasi jarak jauh dengan memanfaatkan kabel telepon. Proyek ARPANET inilah yang menjadi cikal bakal TCP/IP. Pada awalnya, Internet dipakai pertama kali untuk keperluan militer, namun dengan semakin pesat perkembangannya terlebih setelah ditemukannya aplikasi WWW (World Wide Web) perkembangan internet dunia semakin maju.<br />
<br />
Internet tidak lagi hanya menjadi monopoli militer dan akademis semata, namun sudah meluas ke segala kalangan masyarakat hingga sekarang.<br />
Di Era Modern awal abad 21 (1990-an), ekspansi besar-besaran internet dilakukan. Jarak antara bagian dunia yang satu dengan yang lain semakin menyempit, terlebih dengan telah digunakannya fiber optic secara global. Kita dapat memperoleh informasi bahkan lebih cepat daripada berita di televisi. Mudahnya memperoleh informasi dan kemudahan mengakses internet ini berpengaruh secara luas bagi perkembangan baik ilmu pengetahuan maupun peradaban.<br />
<br />
Pengguna internet<br />
<br />
Kemajuan yang pesat dibidang informasi sejalan dengan perkembangan teknologi pendukungnya. Perubahan wajah website/web page yang dahulu sangat sederhana dan hanya berbasis HTML kini semakin interaktif dan atraktif dengan dukungan berbagai bahasa pemrograman berbasis web yang dapat berinteraksi dengan baik dengan HTML. Tentunya kita sanagat mengenal PHP, ASP, VBNet, MySQL, Oracle dll yang semuanya menjadi pelopor perkembangan internet dunia kearah yang lebih baik. Dengan perkembangan internet dunia yang begitu pesat telah merubah pula kebudayaan. Orang-orang tak perlu lagi harus bersabar menunggu korannya datang kerumah karena sekarang ada e-paper. Bahkan untuk membeli peralatan rumah tanggapun sekarang dapat dilakukan sambil duduk. Kita memang harus bersyukur dengan perkembangan informasi yang begitu cepat.<br />
<br />
Internet telah digunakan di bidang pendidikan, bisnis dan perdagangan, perkantoran, pemerintahan, pertahanan, kepolisian, kesehatan, industri, dan hampir tidak ada bidang kehidupan masyarakat saat ini yang tidak memanfaatkan fasilitas internet. Semakin maju suatu Negara, maka semakin banyak bidang dan warganya yang memanfaakan fasilitas internet. Gangguan yang terjadi dalam sistem internet akan melemahkan sendi-sendi kehidupan suatu negara karena internet telah digunakan oleh seluruh bidang kehidupan masyarakat, terlepas gangguan tersebut karena bencana alam atau gangguan oleh ulah manusia/perorangan atau ulah korporasi/negara.<br />
<br />
Cyber Warfare<br />
Cyber warfare, (juga dikenal sebagai cyberwar dan Cyberwarfare), adalah perang dengan menggunakan jaringan komputer dan Internet di dunia maya (cyber space) dalam bentuk pertahanan dan penyerangan informasi. Cyber warfare juga dikenal sebagai perang cyber mengacu pada penggunaan world wide web dan komputer untuk melakukan perang di dunia maya. Walaupun terkadang relatif minimal dan ringan, sejauh ini perang cyber berpotensi menyebabkan kehilangan secara serius dalam sistem data dan informasi, kegiatan militer dan gangguan layanan lainnya, cyber warfare berarti dapat menimbulkan seperti risiko bencana di seluruh dunia.<br />
Cyber Warfare menurut para pengamat computer global telah dimulai pada tahun 1991, namun sifatnya masih terbatas. Pada akhir-akhir ini taktik penyerangan melalui cyber telah berkembang terus dengan skala yang semakin besar. Dibawah ini terlihat kronologis kejadian cyber warfare yang terjadi diberbagai negara sampai dengan Januari 2010.<br />
Pada tahun 1991, seseorang di angkatan udara melaporkan adanya virus komputer yang bernama AF/91, virus tersebut diciptakan dan telah terinstal pada chip printer dan membuat jalan ke Irak melalui Amman, Yordania. Tugasnya adalah untuk membuat kerusakan senjata anti-pesawat Irak.<br />
Pada tahun 1998, agar AS dan NATO sukses mengebom target Serbia di Kosovo, Amerika Serikat perlu mengelabui dan mengganggu sistem pertahanan udara Serbia dan Serbia Air Traffic Controller. AS sukses dengan baik mencapai tujuannya, sehingga ada kekhawatiran AS melanjutkan atau meningkat seranganya. Namun ternyata AS tidak ingin kembali ke Serbia lebih lanjut karena takut akan merusak sasaran sipil.<br />
Amerika Serikat telah diserang (09/1999) dari jaringan komputer yang terletak di Cina dan Rusia.<br />
Pada tahun 2007, pemerintah Amerika Serikat mengalami “suatu spionase Pearl Harbor” di mana “kekuatan asing yang tidak diketahui masuk ke semua badan teknologi tinggi, semua lembaga militer, dan me-download informasi/data sampai dengan terabyte.”<br />
Pada 17 Mei 2007 Estonia mendapat serangan cyber, Parlemen, kementerian, bank, dan media Estonia menjadi sasaran.<br />
Pada 14 Desember 2007, website KPU Pusat Kirgiz itu dirusak selama pemilihan. Pesan yang ditinggalkan di website terbaca “Situs ini telah di-hacked oleh Dream of Estonia organisasi”. Selama kampanye pemilu dan kerusuhan sebelum pemilu, ada kasus Denial of Service serangan terhadap ISP Kirgiz.<br />
Situs Georgia dan Azerbaijan diserang oleh hacker selama Perang Ossetia Selatan 2008. Akhir pekan (20/7/2008) website pemerintah Georgia lumpuh oleh serangan distributed denial of service (DDoS). Situs resmi presiden Georgia, Mikheil Saakashvili, diserang pada hari Sabtu dan Minggu. Serangan itu diketahui pada Sabtu pagi dan kemudian berlanjut sampai hari Minggu. Para pengamat keamanan internet Georgia belum bisa memastikan sumber serangan tersebut, namun bukti awal merujuk kepada negara tetangga mereka yaitu Rusia. Salah satu pengamat, Jose Nazario, melaporkan salah satu pesan dalam paket data yang dikirim secara besar-besaran itu terbaca sebagai “win+love+in+Russia”, software pengontrol botnet yang digunakan dalam penyerangan itu dikaitkan dengan botnet milik Rusia.<br />
Pada 28 Maret 2009, sebuah jaringan mata-mata cyber, dijuluki GhostNet, terutama dengan menggunakan server berbasis di Cina telah menyadap dokumen rahasia dari pemerintah dan organisasi swasta di 103 negara, termasuk komputer dari Tibet di pengasingan, tetapi Cina menyangkal klaim tersebut.<br />
Pada Juli 2009, ada serangkaian serangan besar cyber yang terkoordinasi terhadap pemerintah, media massa, dan situs keuangan di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Minggu yang buruk untuk Korea Selatan, karena adanya serangan cyber, yang dipercaya berasal dari 16 negara yang berbeda. Hal tersebut disampiakan oleh agen mata-mata Seoul, Jumat (10/7/2009) ini, seperti yang dilansir dari Ciol.com. Menurut National Intelligence Service (NIS), serangan diketahui dari hasil pelacakan 86 alamat protocol Internet dari 16 negara, termasuk United States, Jepang dan China. Sementara pihak Korea Utara, memberikan konfirmasi dari NIS bahwa Korea Utara tidak termasuk dalam 16 negara yang telah menyerang Korea Selatan. Sedangkan menurut agen mata-mata Korea Selatan, yang dilansir dari Ciol.com, terungkap bahwa komite parlement percaya bahwa komunis Utara atau simpatisannya mungkin yang berada di balik cyber attack website pemerintah Korea Selatan.<br />
Situs-situs jaringan sosial terkemuka seperti Twitter, Facebook, dan Livejournal lumpuh selama beberapa jam, Kamis (6/8/2009), akibat serangan DDoS (distributeed denial of sevice). Serangan ini dilakukan “zombie-zombie internet” atau disebut botnet yang selama ini sudah menginfeksi ribuan bahkan mungkin jutaan komputer pribadi dan kantor di seluruh dunia. Pelaku serangan telah memerintah botnet-botnet yang dipeliharanya secara diam-diam untuk membanjiri akses ke situs-situs tersebut secara serentak. Akibatnya, tak kurang dari 300 juta pengguna Twitter, Facebook, dan Livejournal tidak dapat mengakses akibat trafik yang terlalu tinggi bahkan membuat server down.<br />
<br />
Twitter mengalami kelumpuhan sekitar tiga jam akibat serangan yang terjadi sejak pukul 23.00 WIB. Selama tiga jam itu, sekitar 35 juta pengguna Twitter tak dapat mengirim pesan apapun. Facebook melaporkan gangguan yang sama dialami sekitar 250 juta pengguna. Sedangkan Livejournal melaporkan gangguan pada 21 juta penggunanya. “Ini benar-benar serangan yang sangat mematikan,” ujar Stephen Tanase, analis senior dari Kaspersky seperti dikutip dari USA Today. Tidak ada serangan sebesar itu yang terjadi lagi sejak Februari 2000. Saat itu, seorang bocah berusia 15 tahun yang menamakan dirinya Mafiaboy memerintahkan botnet-botnet untuk melumpuhkan Yahoo, eBay, Amazon, Etrade, ZDnet, dan CNN.<br />
Pada bulan Desember 2009, sebuah serangan cyber, disebut Operasi Aurora, diluncurkan dari Cina terhadap Google dan lebih dari 20 perusahaan lain.<br />
Mesin pencari tersohor di China, Baidu.com dibobol pada 12 Januari 2010 lalu. Baidu.com tidak bisa beroperasi selama beberapa jam dan para pengunjung di re-direct ke sebuah situs lain. Sebuah grup yang menamakan dirinya ‘Iranian Cyber Army’ mengklaim merekalah yang bertanggung jawab terhadap aksi itu.<br />
<br />
Jika diperhatikan fakta data diatas menunjukkan trend bahwa cyber warfare meskipun telah dimulai pada tahun 1991, namun intensitasnya meningkat secara dramatis sejak 2007-2010 ini. Kondisi ini menunjukka era cyber warfare sudah dimulai, apakah kita menunggu sistem internet kita berhenti karena diserang.<br />
<br />
Mandala Perang Baru “Cyber Warfare”<br />
<br />
Kenyataan bahwa cyber warfare menjadi mandala perang baru sudah didepan kita semua. Penyerangan secara terbatas telah terjadi berkali-kali oleh beberapa negara, kondisi ini dapat juga diasumsikan sebagai uji coba, namun peperangan yang sesungguhnya dan jauh lebih besar telah dipersiapkan. Daftar trend ancaman serangan cyber disajikan dalam urutan kecanggihan, dan sesuai dengan urutan kronologis kejadian pada jaringan komputer yang digunakan antara tahun 1990-an sampai 2008.<br />
Internet social engineering attacks.<br />
Network sniffers.<br />
Packet spoofing.<br />
Hijacking sessions.<br />
Automated probes and scans.<br />
GUI intruder tools.<br />
Automated widespread attacks.<br />
Widespread denial-of-service attacks.<br />
Executable code attacks (against browsers).<br />
Techniques to analyse code with Vulnerabilities without source.<br />
Widespread attacks on DNS infrastructure.<br />
Widespread attacks using NNTP to distribute attack.<br />
“Stealth” and other advanced scanning techniques.<br />
Windows-based remote controllable Trojans (Back Orifice).<br />
Email propagation of malicious code.<br />
Wide-scale Trojan distribution.<br />
Distributed attack tools.<br />
Distributed denial of service (DDoS) attacks.<br />
Targeting of specific users.<br />
Anti-forensic techniques<br />
Wide-scale use of worms.<br />
Sophisticated command and control attacks.<br />
<br />
Trend ancaman serangan cyber akan berkembang terus sesuai perkembangan teknologi informasi, oleh karenanya perlu melakukan riset terus-menerus untuk mampu mengatasi berbagai teknik, taktik dan, strategi penyerangan cyber yang akan terus berkembang.<br />
<br />
Menghadapi “Cyber Warfare”<br />
<br />
Sistem internet secara strategis bersifat sangat rentan terhadap gangguan/serangan, namun merupakan investasi yang menarik (high return) dan diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan, sangat sulit mempertahankan diri dari serangan/gangguan (perlu persiapan, kewaspadaan dan pertahanan berlapis), penyerangan dapat dilakukan dari negara ketiga/lain, dan dapat dilakukan oleh non-state aktor. Adapun taktik dan strategi yang digunakan dapat berupa spionase, propaganda, menghentikan operasional internet, memodifikasi data, dan memanipulasi infrastruktur, serta akan terus berkembang, semua ini akan sangat merugikan dan melemahkan sendi-sendi kehidupan negara.<br />
<br />
Menghadapi era Cyber Warfare yang sudah didepan mata, maka tidak tepat jika pemerintah melepas begitu saja kepada kemampuan mekanisme pasar, namun pemerintah perlu memikirkan dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk melindungi pengguna internet dalam negeri. Infrastruktur berupa fasilitas komputer super, media broadband dan sumber daya manusia yang mumpuni perlu disiapkan oleh pemerintah, jika tidak ingin sistem internet dan ethernet nasional dikacaukan oleh pihak lain pada suatu saat. Cyber warfare tidak hanya terbatas pada kelompok orang berseragam (militer), cyber warfare bisa dalam bentuk kecil dalam suatu negara atau antarnegara. Di sinilah perlunya awareness nasional harus disebarluaskan dan ditumbuhkan.<br />
<br />
US sebagai negara yang memiliki kemampuan finansial dan menguasai teknologi tinggi, telah mempersiapkan diri menghadapi cyber warfare dengan membangun (infrastruktur) dalam jumlah banyak komputer super berkemampuan sangat tinggi, media braodband (fiber optic, satelit) dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM berkualitas). Mungkin US dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengembangkan kemampuan. Hasil test terakhir lima besar komputer super berkemampuan sangat tinggi dengan Rmax dan Rpeak yang dinilai dengan ukuran Tera Flops/ 1012 Flops (FLoating point Operations Per Second), nomor 1 sampai 3 diduduki komputer US. Power data diukur dalam KW untuk seluruh sistem.<br />
Daftar TOP-5 Komputer Super Dunia<br />
November 2009Rank Site Computer/Year Vendor Cores Rmax Rpeak Power<br />
1 Oak Ridge National Laboratory<br />
United States Jaguar – Cray XT5-HE Opteron Six Core 2.6 GHz / 2009, Cray Inc. 224162 1759.00 2331.00 6950.60<br />
2 DOE/NNSA/LANL, United States Roadrunner – BladeCenter QS22/LS21 Cluster, PowerXCell 8i 3.2 Ghz / Opteron DC 1.8 GHz, Voltaire Infiniband / 2009, IBM 122400 1042.00 1375.78 2345.50<br />
3 National Institute for Computational ciences/ University of Tennessee, United States Kraken XT5 – Cray XT5-HE Opteron Six Core 2.6 GHz / 2009, Cray Inc. 98928 831.70 1028.85 <br />
4 Forschungszentrum Juelich (FZJ) Germany JUGENE – Blue Gene/P Solution / 2009, IBM 294912 825.50 1002.70 2268.00<br />
5 National SuperComputer Center in Tianjin/NUDT, China Tianhe-1 – NUDT TH-1 Cluster, Xeon 5540/E5450, ATI Radeon HD 4870 2, Infiniband / 2009, NUDT 71680 563.10 1206.19 <br />
<br />
<br />
Jaguar – Cray XT5-HE Opteron Six Core 2.6 GHz, Cray Inc. super computer berkemampuan sangat tinggi milik US, merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk melakukan manouver spionase, propaganda, menghentikan operasional internet, memodifikasi data, dan memanipulasi infrastruktur, secara menyakinkan jauh meninggalkan kemampuan negara-negara lain, terlebih yang tidak memiliki komputer super. <br />
<br />
<br />
<br />
Agar pertahanan menjadi handal dapat diambil kesimpulan bahwa diperlukan suatu kekuatan “prajurit cyber” yang terdiri dari orang-orang yang sangat terampil/ahli dalam seni Cyber Warfare. Pemerintah, militer, penegak hukum, inteljen, sektor swasta dan hacker (individu atau kelompok) perlu mengambil inisiatif untuk melatih orang-orang mereka di bidang perang cyber. Ketrampilan yang diperlukan oleh prajurit-prajurit cyber meliputi bermacam-macam keahlian, namun keterampilan kunci meliputi : keamanan informasi, hacking, spionase, dan komputer forensik. Kenyataan bahwa penting memperoleh sistem informasi dalam peperangan cyber, hal ini menunjukkan bahwa keamanan informasi menjadi kunci sukses dari sebuah konflik atau bahkan perang. Perang cyber telah menjadi perhatian dunia, kondisi ini telah mempengaruhi perkembangan tentara di banyak negara dan pengembangan teknologi senjata. Disamping tentara cyber, infrastruktur broadband dan komputer super dengan segala pendukungnya perlu disiapkan untuk menghadapi segala kemungkinan cyber warfare yang akan terjadi, tanpa infrastruktur yang memadahi maka kita tidak akan mampu berbuat apa-apa jika diserang dan, apakah kita hanya menunggu setelah kejadian baru mempersiapkan segala sesuatunya. Banyak negara telah menyadari bahwa era cyber warfare telah dimulai dan mereka berlomba mempersiapkan diri dengan membentuk Cyber SecurityOperations Centre (CSOC) dengan segala perangkat pendukungnya.<br />
<br />
<br />
<br />
Daftar Pustaka :<br />
Browser China ‘Tembak’ Perusahaan Amerika, http://www.namadomain.com/, Feb 2010.<br />
Cyber Warfare: Strategy & Tactics, Kenneth Geers, http://www.internetevolution.com/, Feb 2010. <br />
Cyberwarfare, http://en.wikipedia.org/, Feb 2010.<br />
Hacker Menyerang Situs Pemerintahan Georgia, http://www.erakomputer.com/, Feb 2010.<br />
List of cyber attack threat trends, http://en.wikipedia.org/wiki/, Feb 2010.<br />
Network-2, http://expertvoices.nsdl.org/cornell-info204/files/2008/02/network2.jpg, Feb 2010.<br />
Sejarah internet dunia, http://www.kuliah-informatika.com/, Feb 2010.<br />
TOP-500 List – November 2009, http://www.top500.org/, Feb 2010.<br />
Twitter dan Facebook Lumpuh Diserang Zombie, http://tekno.kompas.com/, Feb 2010.<br />
Waspada terhadap Serangan Cyber, http://www.sda-indo.com/, Feb 2010<br />
sumber: http://www.tandef.net/mandala-perang-baru-“cyber-warfare”-sudah-dimulaiFilsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-65260596931373788312010-12-02T13:39:00.002+07:002011-08-08T14:40:19.530+07:00ETIKA HUKUM DAN PROFESI KEBIDANAN [1]<br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="SV">I.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="SV" style="color: black;">PENDAHULUAN</span></b></span><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Pengkajian dan pembahasan tentang etika tidak selalu -hubungannya dengan moral dan norma. </span>Kadang etika diidentikan dengan moral, walaupun sebenamya terdapat perbedaan dalam aplikasinya. Moral lebih menunjuk pads perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan Etika dipakai sebagai kajian terhadap sistem nilai yang berlaku. Etika jugs sering dinamakan filsafat moral yaitu cabang filsafat sistematis yang membahas dan mengkaji nilai baik buruknya tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar serta menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma moral maka akan memperoleh pujian sebagai rewardnya, namun perbuatan yang melanggar norma moral, maka si pelaku akan memperoleh celaan sebagai punishmentnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan tanpa diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat timbulnya nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang satu bisa tidak segansegan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekadar dapat tercapai tujuan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b>II.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b><span lang="SV" style="color: black;">PEMBAHASAN</span></b></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="A"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Pengertian Etika</b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik <span lang="FR">atau tidak <i>(Jones, 1994). </i><span class="characterstyle1">Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1in;"><span lang="FR">YUNANI<span class="characterstyle1"> -> </span></span><span class="characterstyle1"></span><span class="characterstyle1"><i><span lang="FR">Ethos, </span></i></span><span class="characterstyle1"><span lang="FR">kebiasaan atau tingkah laku</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1in;"><span lang="FR">INGGRIS -> <i>Ethis, </i>tingkah laku/prilaku manusia yg baik –> tindakan yg harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="characterstyle1"><span lang="SV">Sedangkan dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV" style="letter-spacing: 0.15pt;">Etik adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya. </span><span lang="SV">Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka. </span><span class="characterstyle1"><i>(Shirley R Jones- Ethics in Midwifery)</i></span></div><ol start="2" style="margin-top: 0in;" type="A"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Teori Moral</b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Teori moral mencoba memformulasikan suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan masalah-masalah etik. <span class="characterstyle1">Terdapat beberapa pendapat apa yang dimaksud dengan moral.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="ES">1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span class="characterstyle1"><span lang="ES">Menurut kamus lenqkap Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena). </span></span></span><span lang="ES"></span></div><div class="style1" style="line-height: 150%; margin-left: 1.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span class="characterstyle1"><span lang="SV">Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai akhlak.</span></span></span><span lang="SV"></span></div><div class="style1" style="line-height: 150%; margin-left: 1.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span class="characterstyle1">Akhlak dan budi pekerti</span></span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 1.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="FR" style="letter-spacing: 0.4pt;">Kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat, </span></span><span lang="FR">berani, disiplin, dll.</span><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR"><span class="characterstyle1">Ensiklopedia Pendidikan <i>(Prof. Dr. Soeganda Poerbacaraka). </i></span></span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 1.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="FR" style="letter-spacing: 0.4pt;">Suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat-sifat, corak-corak,</span> maksud-<span style="letter-spacing: 0.45pt;">maksud, pertimbangan-pertimbangan, atau perbuatan-perbuatan yang layak </span>dapat dinyatakan baik/buruk, benar/salah.</span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 1.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span class="characterstyle1">Lawannya amoral</span></span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 1.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="letter-spacing: 0.55pt;">Suatu istilah untuk menyatakan bahwa baik/benar itu lebih daripada yang </span>buruk/salah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV" style="letter-spacing: 0.4pt;">Bila dilihat dari sumber dan sifatnya, ada moral keagamaan dan moral sekuler. Moral </span><span lang="SV" style="letter-spacing: 0.55pt;">keagamaan kiranya telah jelas bagi semua orang, sebab untuk hal ini orang tinggal </span><span lang="SV">mempelajari ajaran-ajaran agama yang dikehendaki di bidang moral.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="characterstyle1"><b><span lang="SV">Moral sekuler </span></b></span><span class="characterstyle1"><span lang="SV">merupakan moral yang tidak berdasarkan pads ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.</span></span><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="characterstyle1"><span lang="SV">Bagi kita umat beragama, tentu <b>moral keagamaan </b>yang harus dianut dan bukannya moral sekuler. </span></span><span lang="SV" style="letter-spacing: 0.5pt;">Karma etik berkaitan dengan filsafat moral maka sebagai filsafat moral, etik mencari </span><span lang="SV" style="letter-spacing: 0.4pt;">jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar atau salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai </span><span lang="SV">sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia. Dan moral diartikan mengenai apa yang dinialinya seharusnya oleh masyarakat dan etik dapat <span style="letter-spacing: 0.35pt;">diartikan pula sebagai moral yang ditujukan kepada profesi. Oleh karma itu etik profesi </span>sebaiknya jugs berbentuk normatif.</span></div><ol start="3" style="margin-top: 0in;" type="A"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">Sistematika Etika</span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="FR">Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain:</span><span lang="SV"></span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><i><span lang="FR">Etika deskriptif, </span></i></span><span lang="FR">yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingakh laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hai<sup>,</sup>mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat.</span><span lang="SV"></span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><i><span lang="FR" style="letter-spacing: 0.35pt;">Etika Normatif, </span></i></span><span lang="FR" style="letter-spacing: 0.35pt;">membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang </span><span lang="FR">biasanya dikelompokkan menjadi-.</span><span lang="SV"></span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 99pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">a)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><i><span lang="FR" style="letter-spacing: 0.5pt;">Etika umum; </span></i></span><span lang="FR" style="letter-spacing: 0.5pt;">yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi </span><span lang="FR">manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.</span><span lang="SV"></span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 99pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV">b)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><i><span lang="FR">Etika khusus; </span></i></span><span lang="FR">terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan.</span><span lang="SV"></span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 1.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">ü<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV" style="letter-spacing: 0.5pt;">Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama </span></span><span lang="SV">manusia dalam aktivitasnya,</span></div><div class="style2" style="line-height: 150%; margin: 0in 0.95pt 0.0001pt 1.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">ü<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV" style="letter-spacing: 0.4pt;">Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai </span></span><span lang="SV">pribadi,dan</span></div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-65554482538606825562010-09-08T23:25:00.001+07:002011-08-08T14:42:22.667+07:00Diamku / Aq Diam.....????<span id="profile_status"><span id="status_text">...demi mawar yang menebarkan pesonanya,<br />
demi melati yang telah ku sirami setiap hari,<br />
di manakah tempatku bersandar<br />
tu' sandarkan asaku,<br />
diam....<br />
Diamku lebih indah dari sebuah kata c!n£a,<br />
haruskah aku berkata dengan sesuatu yang tak bermakna,<br />
diamku,<br />
aku diam tu' berkata padamu,<br />
dengan diam ku berharap darimu,<br />
dalam diam ku torehkan semua rasa,<br />
kamu tahu aq tak bisu,<br />
namun hanya itu yang aku mampu.</span><small><span id="status_time"></span></small></span>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-26296666740131190282010-09-05T13:29:00.001+07:002011-08-08T14:43:30.963+07:00LAPORAN HASIL KEGIATAN KONVENSI MAHASISWA ISLAM ASIA TENGGARA & RAPAT KORDINASI NASIONAL FORUM MAHASISWA USHULUDDIN SE-INDONESIA JAKARTA, 24-27 MARET 2009<div align="justify"><br />
<b></b><br />
<br />
<br />
REGISTRASI PESERTA<br />
<br />
Hari : Selasa<br />
<br />
Tanggal : 24 Maret 2009 <br />
<br />
Tempat : Syahida Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta<br />
<br />
Pukul : 09.00-23.00 WIB<br />
<br />
DESKRIPSI<br />
<br />
Sesuai ketentuan panitia Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina bahwasannya setiap peserta diwajibkan untuk registrasi terlebih dahulu agar pemetaan dan pembagian akomodasi serta konsumsi bisa lebih efektif. Proses registrasi peserta dilaksanakan selama 1 (satu) hari full, dikarenakan ada beberapa peserta yang datang terlambat. Adapun jumlah peserta dalam negeri sebanyak 75 orang dari bebagai universitas, dan 15 orang dari luar negeri delegasi masing-masing negara ASEAN, serta tamu kehormatan dari negara Afrika Selatan (5 orang delegasi) & Timor Leste (7 orang delegasi). Sehingga jumlah total peserta sebanyak 102 orang.<br />
<br />
Perincian Peserta Dalam Negeri<br />
<br />
IAIN AR-RANIRY ACEH : 3 orang<br />
<br />
IAIN SULTHAN AMAL GORONTALO : 4 orang<br />
<br />
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG : 5 orang<br />
<br />
STAIN PALOPO : 2 orang<br />
<br />
STAIN PONOROGO : 4 orang<br />
<br />
STAIN BENGKULU : 3 orang<br />
<br />
UIN SULTHAN SYARIF QASIM RIAU : 5 orang<br />
<br />
IAIN MEDAN SUMUT : 3 orang<br />
<br />
IAIN WALISONGO SEMARANG : 4 orang<br />
<br />
STAIN TULUNG AGUNG : 3 orang<br />
<br />
STAIN CIREBON : 5 orang<br />
<br />
IAIN IMAM BONJOL PADANG : 8 orang<br />
<br />
STAIN KUDUS : 3 orang<br />
<br />
IAIN BANTEN : 3 orang<br />
<br />
IAIN JAMBI : 2 orang<br />
<br />
STAIN KEDIRI : 3 orang<br />
<br />
PTIQ JAKARTA : 3 orang<br />
<br />
IIQ JAKARTA : 3 orang<br />
<br />
UIN JAKARTA : 3 orang<br />
<br />
IAIN PALU : 3 orang<br />
<br />
STAIN SALATIGA : 3 orang <br />
<br />
Perincian Peserta Luar Negeri<br />
<br />
THAILAND : 8 orang<br />
<br />
FILIPHINA : 4 orang<br />
<br />
MALAYSIA : 3 orang<br />
<br />
AFRIKA SELATAN : 5 orang<br />
<br />
TIMOR LESTE : 8 orang<br />
<br />
<br />
OPENING CEREMONY / PEMBUKAAN<br />
<br />
Hari : Rabu<br />
<br />
Tanggal : 25 Maret 2009 <br />
<br />
Tempat : Syahida Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta<br />
<br />
Pukul : 09.00-10.00 WIB<br />
<br />
DESKRIPSI<br />
<br />
Kegiatan resmi Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina diawali dengan opening ceremony / pembukaan. Adapun manual acara opening ceremony / pembukaan sebagai berikut:<br />
<br />
Pembacaan Ayat Suci Alqur’an yang dilantunkan oleh saudari Waqo’atin perwakilan dari Institut Ilmu Al-Qu’an (IIQ) Jakarta<br />
<br />
Sambutan Ketua Panitia yang disampaikan oleh saudara M. Abdul Idris Wahid perwakilan dari UIN Jakarta<br />
<br />
Sambutan Ketua Umum Formadina yang disampaikan oleh saudara Fery Cokroaminoto perwakilan dari pengurus pusat Formadina<br />
<br />
Sambutan pembina Formadina sekaligus pembukaan dan peresmian acara oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A<br />
<br />
NOTULENSI<br />
<br />
Opening Speaker : Prof. Dr. Nasarudddin Umar, M.A<br />
<br />
Ada beberapa alasan Indonesia menjadi pusat peradaban Islam dunia. Pertama, wilayah strategis dengan jumlah penduduk Islam terbanyak di dunia. Kedua, negara maritim dengan sebagian besar masyarakatnya berada di pesisir. Negara-negara timur tengah berbeda dengan Indonesia, yang mempunyai negara kontinental dengan daerah teluk, sehingga memudahkan terjadinya konflik. Ketiga, Indonesia mempunyai landasan budaya dengan soft culture. Keempat, demokrasi yang dijalankan Indonesia. Amerika sebagai negara demokrasi hanya mempunyai dua partai dalam pemilu, indonesia dengan pemilihan secara langsung mengindikasikan demokrasi yang dijalankan merupakan keterwakilan sebagai negara dengan sistem demokrasi yang sangat baik.<br />
<br />
Pesan untuk FORMADINA: pertama, jangan lupakan spiritual hubungan kita kepada Allah. Allah akan selalu membantu disetiap perjumpaan kita kepada-Nya. Kedua, hormati orang yang lebih senior dan juga kepada orang tua kita. Ketiga, tingkatkan kretifitas dan aktifitas yang lebih bagus.<br />
<br />
<br />
SARASEHAN SEHARI; RETHINGKING OF SOUTH-EAST ASIA ISLAMIC TOWARD WORLD PEACE <br />
<br />
Hari : Rabu<br />
<br />
Tanggal : 25 Maret 2009 <br />
<br />
Tempat : Syahida Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta<br />
<br />
Pukul : 10.00-12.30 WIB<br />
<br />
<br />
DESKRIPSI<br />
<br />
Sarasehan atau seminar dalam kegiatan ini merupakan satu formula awal bagaimana generasi muda yang ada di kampus atau universitas Islam mampu mengimplementasikan segenap jiwa raganya untuk memajukan bangsanya masing-masing dalam domain serta pemikiran yang progresif-visioner. Adapun hasil dari adanya sarasehan ini adalah sebagai berikut :<br />
<br />
Mengkaji ulang bentuk-bentuk pergerakan yang dilakukan oleh setiap mahasiswa Islam di Asia Tenggara.<br />
<br />
Sharing atas semua bentuk pergerakan global di setiap wilayah Asia Tenggara.<br />
<br />
Pembentukan spirit kepada mahasiswa Islam di Asia tenggara untuk memajukan bangsanya melalui pendidikan yang ada di wilayahnya masing-masing.<br />
<br />
Adapun pembicara yang mengisi kegiatan ini adalah<br />
<br />
Prof. Dr. Andi Faisal Bhakti,MA (Pengamat Kebudayaan Islam Asia Tenggara)<br />
<br />
Drs. Junus Satrio Atmodjo, M.Hum (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Departemen Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia)<br />
<br />
dan yang bertindak sebagai moderator dalam kegiatan ini adalah:<br />
<br />
Fery Cokroaminoto (Ketua Umum Formadina)<br />
<br />
<br />
NOTULENSI<br />
<br />
Speaker 1: Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA (Pengamat Kebudayaan Islam Asia Tenggara)<br />
<br />
Ada beberapa di wilayah di ASEAN yang mempunyai satu komunitas Islam, seperti di Thailand ada wilayah Pattani yang merupakan pemegang dan penganut Islam terbesar di Thailand. Islam maknanya: stability, unity, and security. Dalam konteks ini, saya akan mendefinisikan secara faktual yang pertama, negara harus mempunyai, keseimbangan (stability) dalam peradaban dan kebudayaan hal ini berarti bahwasanya islam memiliki nilai-nilai keseimbangan dalam sebuah kehidupan riil untuk pemeluknya. Kedua, Islam sebagai agama rahmatan lil alamin memiliki pola pikir, cara pandang akan sebuah kesatuan (unity). Walaupun negara Indonesia bukan negara yang berasaskan Islam, namun memiliki komitmen membentuk satu kesatuan republik Indonesia yang sering kita dengar, yakni NKRI. Ketiga, pemaknaan yang terakhir ini cenderung dengan pandangan kemiliteran, yakni keamanan atau perlindungan. Tetapi saya lebih suka memaknainya dengan jaminan. Karena kata yang terakhir inilah yang membuat kehidupan saya dan keluarga merasa nyaman, kenapa? Karena mendapat jaminan hidup tenang oleh negara, buktinya antara saya dan keluarga secara kultur sudah berbeda. Saya Indonesia, sementara istri saya dari luar negeri. Dari sinilah kemudian bisa saya aplikasikan dan artikan bahwasanya sebagai negara yang mayoritas Islam kita perlu saling menghormati antara budaya orang dengan budaya kita. Sehingga titik temu dari pemaknaan Islam tadi adalah sebuah perdamaian dunia. <br />
<br />
Speaker 2: Drs. Junus Satrio Atmodjo, M.Hum (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Departemen Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia)<br />
<br />
Indonesia memegang peranan dunia selama 350 tahun. Indonesia mempunyai pengalaman dunia, salah satunya adalah negara non-blok. Non-blok ini murni digagas oleh Indonesia bersama dengan Yugoslavia. Indonesia adalah negara yang paling toleran. Banyak orang yang tidak mengetahui secara detail negara Indonesia, ada hal-hal yang tidak seimbang terkait penyampaian Islam Indonesia terhadap dunia. Hargailah perbedaan, karena perbedaan itulah yang menjadi asas pengetahuan. Bagaimana Islam menanggapi globalisasi. Pertama, adalah kesabaran, untuk memberikan kesempatan mengetahui perubahan. Kedua, Teliti, apa dan bagaimana terjadi perubahan. Ketiga, Cerdas, Islam menghargai pengetahuan. Keempat, Ajaktif, Indonesia mempunyai peranan penting dalam keberadaaan Laos, Vietnam, dan Timor Leste untuk menjadi bagian dari wilayah ASEAN. Sebagai seorang muslim yang hidup dalam birokrasi yang sarat dengan nilai-nilai toleransi, dalam hal ini adalah departemen kebudayaan, saya selalu menekankan bahwasanya Life stile adalah kebudayaan. Dalam suatu ketika saya berkunjung ke sebuah negara (Kenya) dimana bentuk Islam memang sedikit dan bisa dikatakan sebagai minoritas muslim, saya tetap mendapatkan seperti yang dikatakan pak Andi Faisal Bakti yakni jaminan hidup. Mulai dari bangun tidur, hingga aktivitas saya sebagai seorang muslim selama disana selalu merasakan indahnya toleransi dan menghargai akan budaya masing-masing. Dari sini dapat kita pahami, bahwasannya perbedaan budaya, kulit, ras, dan semua yang terkait dengan pola hidup orang banyak adalah sebagai bentuk perwujudan kekuasaan Allah sebagai pencipta alam semesta sehingga pada dasarnya, kita dikaruniai rahmat yang luar biasa kalau seandainya kita bisa memaknainya. <br />
<br />
<br />
Sesi Tanya-Jawab<br />
<br />
Arfan Nusi dari IAIN Gorontalo: <br />
<br />
Saya pesimis Indonesia menjadi negara power, bagaimana pola komunikasi budaya yang tepat untuk memastikan paling tidak Indonesia mampu menjadi negara power?<br />
<br />
Ayu Sumartini dari IAIN Lampung: <br />
<br />
Sebagai seorang muslim saya akan bertanya kepada dua narasumber didepan tentang ada negara Islam yang tidak ada ketenangan, misalnya banyak sekali konflik seperti di Palestina?<br />
<br />
Nurhayati dari UIN Jakarta: <br />
<br />
Amerika menginginkan Indonesia menjadi mediasi dari dunia Islam. Mengapa demikian? Dan mohon penjelasan akulturasi antara budaya dan agama, bagaimana menyikapinya? <br />
<br />
Saidee Chekoh dari Thailand:<br />
<br />
Saya berharap komunikasi antara Indonesia dan Thailand menjadi penjembatan konflik militer dan sipil yang ada di negara saya Thailand. Yang saya tanyakan, kebudayaan dan komunikasi seperti apa yang mampu menjadikan Islam tetap menjadi agama rahmatan lil alamin terkait dengan kemajuan Islam sendiri dan perdamaian dunia khususnya negara saya Thailand.<br />
<br />
<br />
Joao Hasan dari Timor Leste:<br />
<br />
Saya masih teringat ketika detik-detik pemisahan antara Indonesia dan Timor Leste yang dulunya masih dalam kesatuan NKRI. Yang saya tanyakan adalah, apakah konsep pemisahan ini atas Islam, budaya atau politik yang terkait dengan kekuasaan? <br />
<br />
Andi Faisal Bakti: Indikator Islam asia tenggara menjadi sentral, adalah pertama, bahasa Melayu yang digunakan dan termasuk urutan keempat dari bahasa dunia. Bahasa adalah identitas sebagaimana dalam Q.S Al-Hujurat 13. Kedua, elemen-elemen agama. Ketiga, budaya yang heterogen. Tantangan Indonesia ke depan adalah persatuan. Kerajaan menjadi salah satu alasan. Masyarakat Amerika sangat santun dan manusia yang masuk ke Amerika akan dimanusiakan. Namun Foreign Policy Amerika yang bermasalah. Belajarlah dari sejarah. Sebetulnya dunia Melayu dikapling dengan dunia penjajahan. Konflik di Indonesia sangat rentan. Konfik Di aceh adalah karena menginginkan adanya penghargaan terhadap budaya, bukan karena faktor agama. Selain itu juga, pola komunikasi yang tepat untuk menyamakan visi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin adalah toleransi antara umat beragama. Sebenarnya toleransi bukanlah an sich agama. Namun budaya dan pola hidup adalah penting untuk kita berbuat toleransi dengan siapapun. Ketika saya melanjutkan studi di Amerika, saya merasa sendiri, dalam konteks agama misalnya, kebetulan satu kamar saya adalah Protestan, sebagian lagi penganut agama Konghucu. Namun kami disana selama studi tidak pernah merasakan konflik, yang ada hanyalah perdamaian, saling tolong menolong dan toleransi antar sesama. Hal-hal demikian inilah yang terpenting untuk kita semua dan harus kita jalani, karena hanya dengan menghargai sesama antar umat beragama, konflik yang ada di Thailand, Palestina, Amerika dan negara-negara di Timur Tengah dapat diminimalisir dan kalau bisa hilang begitu saja dengan datangnya konsep komunikasi yang baik.<br />
<br />
<br />
Junus SA : Mungkin Pak Andi lebih fasih kalau menjelaskan tentang seluk beluk dan kondisii Islam di ASEAN. Tetapi saya, mencoba memberikan diskripsi melalui perspektif kebudayaan. Di Ambon ada tradisi Pelar dan gandom, tradisi keakraban yang melepaskan semua hal yang melingkupinya, seperti agama dan etnis. Konfilk di Ambon adalah permasalahan mengenai penguatan Sumber Daya Alam (SDA). Konflik antara Israel dan Palestina bukan permasalahan agama antara Yahudi dan Kristen, karena di Palestina ada pemeluk agama selain agama Kristen dan Protestan yang masuk dalam kabinet. Yang menjadi masalah adalah tanah. Merawat kebudayaan tidak bisa oleh pemerintah. Keberlangsungan budaya terletak pada masyarakat dan kita sendiri yang memelihara kebudayaan kita masing-masing. Perbedaan-perbedaan yang ada adalah budaya, dan semua perbedaan itu adalah kebudayaan. Untuk menjadikan Indonesia pada khususnya dan Islam pada umumnya dalam menghadapi tantangan global adalah sosialisasi bagaimana peradaban negara ASEAN adalah bentuk kebudayaan yang toleran. Hal ini bisa kita sinkronkan dengan beberapa program pemerintah terkait dengan perdamaian dunia. Misalnya, di departemen saya memiliki ikon Visit Indonesia 2009. Program ini merupakan bentuk cinta kita kepada sesama agama dan memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap peradaban dunia. Selain itu dengan adanya program ini, manfaat secara lokal adalah Indonesia mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan demi utuhnya NKRI yang sudah saya paparkan tadi. Sebagai akademisi dan birokrat, saya berharap anda semua mampu memahami dan memiliki sikap toleransi antar budaya dan agama sehingga acara ini dapat merumuskan formula perdamaian yang ada di Asia Tenggara dan umumnya untuk perdamaian dunia. <br />
<br />
<br />
PERKENALAN (TA’ARUF) DAN KONVENSI MAHASISWA ISLAM ASIA TENGGARA<br />
<br />
Hari : Rabu<br />
<br />
Tanggal : 25 Maret 2009 <br />
<br />
Tempat : Syahida Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta<br />
<br />
Pukul : 13.30-17.00 WIB<br />
<br />
<br />
DESKRIPSI<br />
<br />
Dalam sesi ini, peserta melaksanakan kegiatan perkenalan dan brainstorming dengan tujuan menjalin erat tali silaturahim antara peserta dalam negeri dan luar negeri serta mencoba menggali dan mengkaji segala bentuk formula baru terkait dengan deradikalisasi Islam dan segala bentuk ekstrimisme yang ada di kampus / universitas masing-masing negara.<br />
<br />
Kegiatan perkenalan dan brainstorming ini dipimpin oleh panitia inti Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina yakni:<br />
<br />
Saudara Jaja Zarkasyi<br />
<br />
Saudara Aminudin Syarif<br />
<br />
Saudara Irfan Hasanudin<br />
<br />
CONVENTION<br />
<br />
CONVENTION OF SOUTH-EAST ASIA ISLAMIC STUDENT<br />
<br />
And INDONESIAN THEOLOGICAL STUDENT FORUM (FORMADINA)<br />
<br />
“RETHINGKING OF SOUTH-EAST ASIA ISLAMIC TOWARD WORLD PEACE”<br />
<br />
Perkenalan / Ta’aruf<br />
<br />
Panitia: Feri Cokroaminoto (S2 Universitas Indonesia Jakarta). Ahmad Syamsudin, Jaja Zarkasyi (S2 PTIQ Jakarta). Irfan Hasanudin (S2 UIN Jakarta). Derfi Rosyadi, Aminudin Syarif, M. Abdul Idris Wahid, Andi Mulawarman Wibowo, Nawwalin Ni’mah, Bukhori, Muamar , Dedy Chandra, Yudha Bakti, Fajar, Sutan Utama, Jody Pamungkas, Adi Jhonatan, Fauzi Ibrahim (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Mubarok (PTIQ Jakarta) Uswatun Hasanah, Zulfa Fitria, Siti Rahayu (IIQ Jakarta).<br />
<br />
Peserta:<br />
<br />
THAILAND:<br />
<br />
→Hakeem Doha, Saidee Chekoh, Nureehah Wani, Soleehah Malasu, Suvaibah Sama, Khoirul Nur Syamsiyah Soleh, Mohammad Sobri Hayi Awae, Hassan Kaha. <br />
<br />
FILIPHINA:<br />
<br />
→Malek Laesan, Soohaimee Jehseng, Aesoh Lanja, Mahade Siya.<br />
<br />
MALAYSIA:<br />
<br />
→Salmi Yusoh, Mohammad Suhaib, Hazrin bin Hazrahan.<br />
<br />
AFRIKA SELATAN:<br />
<br />
→Washfie Saal, Shiraaj Buziek, Mogammat ali Rhoda, Enur Hayati, Subgeyah Hendricks.<br />
<br />
TIMOR LESTE:<br />
<br />
→Joao Hasan, Edy Mahmud, Muhammad Sidin, Tuty Alawiyah, Alwiah Binti Aly, Syarif Hidayatullah, Idris Benzoa, Mohammad Syahrir.<br />
<br />
NANGROE ACEH DARUSSALAM: IAIN AR-RANIRY<br />
<br />
→ Miswar, Rahman Akhyar Al-Achie, Taryono Hamid Az-Zhawi<br />
<br />
TULUNGANGUNG-JAWA TIMUR: STAIN TULUNGAGUNG<br />
<br />
→ Ahmad Ngimron Najjamudin, Imam Nabawi, Andi Taufiq Hakim.<br />
<br />
CIREBON-JAWA BARAT: STAIN CIREBON<br />
<br />
→ Yusi Subhiyah, Moh. Uci Sanusi, M. Hasan Ma’arif, Ahmad Taufiq, Ibnu Farhan.<br />
<br />
DKI JAKARTA: INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)<br />
<br />
→ Ulya Izzati, Isnawati Intan, Marta Kumalasari.<br />
<br />
BENGKULU: IAIN BENGKULU <br />
<br />
→ Badarudin Nurhab, Anton<br />
<br />
GORONTALO: IAIN SULTAN AMAL<br />
<br />
→ Herman A. Hasan, Risna Saripi, Arfan Nusi, Selfiati Paudi<br />
<br />
PEKANBARU-RIAU: UIN SULTHAN SYARIF QOSIM<br />
<br />
→ Eddy Willy, Abdul Malik Al-Munir, Eni Satriah, Eni Satriah, Masriadi.<br />
<br />
PALOPO-SULAWESI SELATAN: STAIN PALOPO<br />
<br />
→ Dody Ilham, Sabri JH<br />
<br />
SERANG-BANTEN: IAIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN<br />
<br />
→ Wahyudi, Ahmad Syaikhu, Asep Saefurrohman.<br />
<br />
KUDUS-JAWA TENGAH: STAIN KUDUS <br />
<br />
→ Magfiroh, Irfan M. Hussein, Muhammad Kharis, Amanah Desinta, Ahmad Hanif.<br />
<br />
LAMPUNG: IAIN RADEN INTAN<br />
<br />
→ Ayu Sumartini, Malasari AM, Topandi, Mashuri, Pramudya Anathur.<br />
<br />
PONOROGO- JAWA TIMUR: STAIN PONOROGO<br />
<br />
→ M. Mufid Syahlani, Dawam Multazamy R, Akrimi Matswah, Erma Millati Faizah.<br />
<br />
KEDIRI-JAWA TIMUR: STAIN KEDIRI<br />
<br />
→M. Darwis Al-Qoisini, Abdul Mannan, Moh. Chablul Haq.<br />
<br />
SEMARANG JAWA TENGAH: IAIN WALISONGO <br />
<br />
→ Mohammad Nur Arifin, Kerwanto, Muhammad Ahnafudin, Umi Fatihatur Rohmah.<br />
<br />
MEDAN-SUMATERA UTARA: IAIN SUMUT <br />
<br />
→ Suwardiyamsyah, Imfi Safitri, Ulvia Nazmi<br />
<br />
<br />
PADANG-SUMATERA BARAT: IAIN IMAM BONJOL<br />
<br />
→ Ari Prima, Meki Novendra, Dede Juhanis, Muhammad Ali Al-Ghany, Romica Pahlawan, Afrizen, Budi Hartono, Afdhal Dinilhaq.<br />
<br />
<br />
NOTULENSI<br />
<br />
Bahan diskusi : – Deradikalisasi Islam di kampus dan Sosialisasinya.<br />
<br />
- Pemahaman tentang bentuk radikalisasi dan ekstrimisme<br />
<br />
- Pemetaan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin di negara masing-masing peserta konvensi<br />
<br />
Prolog<br />
<br />
Sharing and Brainstorming<br />
<br />
Rekomendasi<br />
<br />
<br />
Prolog<br />
<br />
Adanya banyak aliran sempalan, radikalisme sering menjadikan alasan terjadinya anarkisme. Peristiwa 1 juni 2008 menjadikan moment yang sangat buruk sekali terkait dengan radikalisme. Bagaimana kita membentuk pola komunikasi yang baik antar sesama agar tidak adanya radikalisasi di negara kita masing-masing.<br />
<br />
Sharing<br />
<br />
Pemikiran-pemikiran kita memberikan kontribusi pada konsep dan tataran ini. Tentunya tidak akan adanya konsep ekstrimisme dan radikal terhadap perkembangan dunia Islam.<br />
<br />
NANGROE ACEH DARUSSALAM (perwakilan IAIN Ar-Raniry): <br />
<br />
IAIN ingin menjadi UIN. Prospek mahasiswa terutama ushuluddin. Dengan berubahnya IAIN menjadi UIN sangat kelihatan sekali, misalnya bentuk perubahan yang hanya bukan sekedar gedungnya yang megah akan tetapi lebih kepada pemikiran yang luar biasa. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa pemikir dari UIN Jakarta, UIN Yoyakarta dan UIN-UIN lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Konsep deradikalisasi juga harus dengan sesegara mungkin kita sosialisasikan. Masalah tehnis sosialisasi kita atur pada wilayah masing-masing, yang terpenting FORMADINA memiliki standar pengaturan atas sosialisasi konsep tersebut.<br />
<br />
SUMATERA BARAT:<br />
<br />
Memetakan liberalisasi di ushuluddin, dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap almamater. Hal ini penting karena adanya sebuah mis komunikasi dan mis kepercayaan terhadap pelaksana dan pemerhati pendidikan. Sehingga kalau saja semua unit ini memiliki satu visi yang sama, maka tidak menutup kemungkinan kita semua akan merasakan perdamaian tentunya di bidang pendidikan tinggi (kampus masing-masing).<br />
<br />
RIAU: <br />
<br />
Banyak orang-orang yang berbicara tentang Islam dan ritualism adalah bukan orang yang kompeten dalam bidangnya. Yang perlu dikembangkan adalah Islamic traditional scientis. Karena ketika kita sudah berbicara pada tataran mistis, maka yang terjadi kebanyakan adalah kemusyrikan. Hal ini juga yang akan menggangu bentuk komunikasi bangsa Indonesia khususnya Islam dalam mensosialisasikan perdamaian dunia. Harapan kami adalah kita semua paling tidak memiliki visi yang sama yakni berfikir bagaimana Islam tetap menjadi pusat peradaban dan penguasaan dunia. Dan yang terakhir adalah tujuan adanya forum ini adalah mulia, karena ingin memajukan Islam seperti dulu, karena saat ini Islam menurut kami masih dalam keadaan terpuruk. Terkait dengan deradikalisasi Islam belum teridentifikasi adanya radikalisme di kampus kami, karena ini berkaitan dengan kurikulum dan pemahaman dosen dan mahasiswa.<br />
<br />
AFRIKA SELATAN:<br />
<br />
Di negara kami tidak mempunyai referensi yang banyak untuk memahami Islam secara utuh, dengan berbagai persoalan itulah saya datang untuk belajar kepada kawan-kawan dan saudara kami yang ada di Indonesia ini. Dalam referensi yang digunakan hanya menggunakan satu buku, kemudian berbicara tentang Islam. Terkait dengan konsep deradikalisasi dan konstalasi politik yang ada pada setiap negara, kami meyakini bahwasannya Afsel sebagai negara yang Islamnya masih minim mampu memberikan contoh kepada agama dan peradaban lainya baik secara lisan maupun tulisan.<br />
<br />
PALU-SULTENG: <br />
<br />
Ada beberapa hal yang perlu diperkuat dalam merumuskan sebuah ide deradikalisasi dan menjauhkan konsep ekstrimisme serta radikal di kalangan kampus Islam dan Negara pada umumnya. Misalnya apakah perlu kita bentuk kurikulum tentang radikalisasi dll yang berkaitan dengan isu-isu perdamaian. Tetapi, pada hakikatnya kami sepakat kita semua yang duduk disini harus mensosialisasikan bahwa perdamaian dunia untuk mewujudkan nuansa Islam yang damai, sejahtera segera teraplikasikan. <br />
<br />
SEMARANG-JAWA TENGAH: <br />
<br />
Segala bentuk komunikasi yang dilakukan oleh umat muslim, kami yakin adalah yang terbaik. Begitu juga dengan adanya forum ini. Dengan adanya satu wadah seperti ini, kita berharap menemukan hal-hal baru dalam ranah pemikiran Islam yang aktual. Sehingga konsep-konsep mulai dari liberalisasi, deradikalisasi dll dapat betul-betul terwujud setelah kita keluar dari forum ini.<br />
<br />
TIMOR LESTE: <br />
<br />
Islam di Timur Leste adalah agama minoritas, sehingga sulit sekali kami mencoba membuat satu gebrakan terkait dengan perdamaian dunia. Tetapi dengan adanya perkumpulan ini, kita semua berharap dan khususnya kami dari negara Timor Leste dapat memastikan bahwasannya Islam tetap menjadi yang terdepan dalam segala hal. <br />
<br />
MEDAN-SUMATERA UTARA:<br />
<br />
Dalam kajian-kajian Islam kita sudah sering menemukan pemetaan konsep semacam ini. Namun sulit sekali menerapkan dan mengetahui dampak serta manfaatnya oleh karena kita semua tidak memiliki satu referensi yang memang bisa di unggulkan. Tetapi, kami dari IAIN Medan sepakat akan adanya sosialisasi konsep deradikalisasi Islam di kampus-kampus serta pencegahan sikap radikal dan ekstrimisme, guna mengedepankan sikap toleran dan menghargai antar sesama muslim. <br />
<br />
KUDUS-JAWA TENGAH: <br />
<br />
Mengkritisi pemikiran-pemikiran ulama salaf dan khalaf sangat di perlukan oleh karena kita semua secara alami dan bahkan tidak sadar sudah menggunakan ilmu-ilmu ulama salaf dan khalaf. Dengan demikian alangkah baiknya kita semua dalam sosialisasi nantinya, terkait dengan konsep deradikalisasi dan ekstrimisme bisa teraplikasikan sesuai akhlaq dan tingkah laku ulama’. Kami sebagai mahasiswa yang masih punya idealis sepakat akan mensosialisasikan beberapa rekomendasi nantinya dari hasil pertemuan ini.<br />
<br />
MALAYSIA :<br />
<br />
Segala sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan, ketidaknyamanan dan bahkan kurangnya jaminan hidup khalayak umum perlu di sterilkan. Artinya adalah, kita semua berhak menentukan nasib dan kehidupan bangsanya masing-masing. Pemerintah tanpa rakyatnya yang mengerti akan sebuah kondisi riil, tidak akan pernah terjadi apa yang kemudian disebut sebagai perdamaian dunia. Untuk itulah, kami dari Malaysia sangat mendukung adanya forum dan bentuk pertemuan seperti ini. Pada dasarnya, kita semua yang hadir disini akan mensosialisasikan segala bentuk rekomendasi, acuan atau bentuk apapun yang sifatnya pemikiran konstruktif untuk memajukan peradaban Islam secara global.<br />
<br />
FILIPHINA :<br />
<br />
Negara kami adalah Negara yang sangat multikultural kalau berbicara agama. Walaupun Islam tidak dominan di Filiphina, namun keberadaan Islam disana sangat diperhitungkan baik secara politik, budaya maupun pola komunikasi antar sesama. Hal ini terbukti, salah satu cabinet pemerintahan sekarang, salah satu pejabatnya (menteri) adalah orang Islam. Toleransi sangat dibuka selebar-lebarnya di negara kami. Satu keistimewaan yang luar biasa bias hadir dalam forum yang sangat mulia ini, karena kami yakin forum ini akan melahirkan pola pikir yang terbuka dan saling menghargai antar umat beragama. <br />
<br />
THAILAND:<br />
<br />
Dalam beberapa dekade ini, Thailand yang merasa tidak pernah mendapat jajahan dari negara manapun, ternyata sangat menentukan pola komunikasi bangsa yang luar biasa. Tetapi pda faktanya, negara kami justru merasakan adanya sebuah terror dari dalam, artinya ada beberapa oknum yang sengaja ingin membuat kekacauan di Negara kami, Thailand. Ketika berbicara ekstrimisme dan radikalisasi, maka saya teringat akan sebuah peristiwa turunya kekuasaan PM Thaksin Shinawatra yang pada saat itu, muncul kekerasan dan kekacauan di seantero negeri Thailand. Hal semacam harusnya tidak akan pernah terjadi manakala setiap orang di Thailand menyadari pentingnya saling menghormati dan toleransi baik secara agama, budaya dan pelaksanaan norma-norma kehidupan secara normal.<br />
<br />
<br />
<br />
Rekomendasi: <br />
<br />
Dialog internal umat beragama<br />
<br />
Memberikan pengarahan tentang radikalisme dan liberalisme yang benar.<br />
<br />
Sosialisasi konsep Deradikalisasi di setiap kampus masing-masing wilayah.<br />
<br />
<br />
WISATA BUDAYA KE MONAS DAN TMII <br />
<br />
<br />
Hari : Kamis<br />
<br />
Tanggal : 26 Maret 2009 <br />
<br />
Tempat : Monumen Nasional (MONAS) & Taman Mini Indonesia Indah (TMII)<br />
<br />
Pukul : 08.00-17.30 WIB<br />
<br />
<br />
DESKRIPSI<br />
<br />
Dalam melaksanakan kegiatan ini, panitia Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina dibantu secara teknis (dalam hal pemanduan peserta) oleh agen travelling dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.<br />
<br />
Tujuan wisata budaya ini adalah:<br />
<br />
Memperkuat tradisi silaturahim antar umat beragama, khususnya dalam sisi budaya.<br />
<br />
Tranformasi pemikiran terhadap perkembangan Indonesia secara global.<br />
<br />
Hiburan yang bersifat edukatif dan menunjukkan peradaban Indonesia yang memiliki kultur majemuk.<br />
<br />
Adapun aktifitas yang dilaksanakan dalam kegiatan wisata budaya ini adalah sebagai berikut:<br />
<br />
Ke MONAS (mengelilingi area museum dan menyaksikan dokumentasi sejarah republik Indonesia)<br />
<br />
Ke TMII (Nonton film Kebudayaan di Theater Imax Keong Mas dengan judul film: Indonesia Manikam Nusantara, makan siang di Desa Wisata TMII, menikmati indahnya TMII dengan Sky Lift / kereta gantung, mengunjungi salah satu anjungan di sumatera dan terakhir mengunjungi Museum Bayt Al-Qur’an)<br />
<br />
<br />
<br />
RAMAH TAMAH DAN HEARING / SHARING IDEA DENGAN PEMDA DKI JAKARTA, DEPDIKNAS RI, DAN DEPSOS RI<br />
<br />
Hari : Kamis<br />
<br />
Tanggal : 26 Maret 2009 <br />
<br />
Tempat : Aula Pertemuan Wisma Graha Wisata Ragunan Jakarta<br />
<br />
Pukul : 19.00-21.30 WIB<br />
<br />
<br />
DESKRIPSI<br />
<br />
Dalam sesi kegiatan ini peserta melaksanakan hearing / sharing Idea sekaligus mendapat arahan dari para tokoh, terkait dengan kemajuan negara-negara ASEAN dan beberapa perkembangan kebudayaan di Indonesia pada khususnya dan ASEAN pada umumnya. Adapun tokoh-tokoh yang mengisi kegiatan tersebut adalah:<br />
<br />
Prof. Dr. Goenawan Sumodiningrat, P.hd (Staff Ahli Menteri Sosial Republik Indonesia)<br />
<br />
Dr. Mukhlas Yamani, MA (Direktur Ketenagaan Depdiknas Republik Indonesia)<br />
<br />
Drs. Sukamta, MA (Kepala Biro Pendidikan dan Pembinaan Mental Provinsi DKI Jakarta)<br />
<br />
<br />
Speaker: Drs. Sukamta, MA <br />
<br />
(Kepala Biro Pendidikan dan Pembinaan Mental Provinsi DKI Jakarta)<br />
<br />
Ada 4 hal yang tidak bisa menjadi otonomi daerah, pertama adalah tempat-tempat yang menjadi kepemilikan untuk keseluruhan daerah. Kedua pertahanan, ketiga yustisi, dan keempat viskal yang berhubungan dengan kebijakan luar negeri. Keberagamaan di wilayah DKI memiliki konsep keberagaman. Ada beberapa hal yang menjadi kebijakan dalam pengelolaan ritual keagamaan: Pengelolaan haji, pengelolaan zakat. Menangani dan mengawasi infrastruktur. LPTQ, LDII, <br />
<br />
<br />
Speaker: Dr. Mukhlas Yamani, MA <br />
<br />
(Direktur Ketenagaan Depdiknas Republik Indonesia)<br />
<br />
Kalau kita sedang dinegara-negara Barat, masyarakat Barat memberikan antusiasme dan berharap banyak kepada Muslim Asia Tenggara. Percaturan dunia dipengaruhi oleh perkembangan tehnologi, ilmu komunikasi. Perkembangan pemikiran dipengaruhi perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM).<br />
<br />
<br />
Speaker: Prof. Dr. Goenawan Sumodiningrat, P.hd <br />
<br />
(Staff Ahli Menteri Sosial Republik Indonesia)<br />
<br />
Re-infinting, dikelola kembali.<br />
<br />
Realitas, membangun realiatas masyarakat dengan pendampingan, pengawasan, dan kasih sayang.<br />
<br />
Rahmatan li ‘alamin: sejahtera dunia dan akhirat. <br />
<br />
Menjaga untuk tidak menyakiti orang lain, dengan musyawarah dan mufakat.<br />
<br />
<br />
KESAN DAN PESAN<br />
<br />
THAILAND: <br />
<br />
Senang dengan perkumpulan ini walaupun tidak mengetahui secara menyeluruh secara detail tentang tema yang diangkat.<br />
<br />
TIMUR LESTE: <br />
<br />
Ushuluuddin menjadi tempat perkembangan tentang Islam rahmatan lil ‘alamin, bukan hanya di lingkungan regional namum lebih pada Islam universal dalam dunia Islam<br />
<br />
Founding Father FORMADINA: <br />
<br />
Forum ini bukan hanya untuk kawan-kawan yang telah hadir di sini, kawan-kawan bisa sharing dan diskusi mengenai perkembangan-perkembangan Islam di dunia. Kehadiran kawan-kawan “tua” bukan untuk mengintervensi forum namun memberikan pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan.<br />
<br />
Acara-acara yang kita ikuti dari awal, setidaknya bisa dijadikan moment interaksi dan pengalaman antar generasi.<br />
<br />
<br />
RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS) FORMADINA<br />
<br />
Hari : Kamis<br />
<br />
Tanggal : 26 Maret 2009 <br />
<br />
Tempat : Aula Pertemuan Wisma Graha Wisata Ragunan Jakarta<br />
<br />
Pukul : 22.00-24.00 WIB<br />
<br />
<br />
DESKRIPSI<br />
<br />
Dalam Pelaksanaan Rakornas Formadina ini, peserta menghasilkan beberapa pointer antara lain:<br />
<br />
Mensosialisasikan kebijakan luar negeri Indonesia kepada seluruh civitas akademik di seluruh UIN/IAIN/STAIN yang ada di berbagai pulau nusantara.<br />
<br />
Mensosialisasikan kepada seluruh civitas akademik di seluruh UIN/IAIN/STAIN yang ada di berbagai pulau nusantara, bahwasannya tidak ada pola komunikasi yang ekstrim dalam memutuskan berbagai hal / problem keagamaan di Indonesia dan negara ASEAN. Hal ini terkait dalam rangka mensosialisasikan konsep deradikalisasi Islam.<br />
<br />
Merumuskan tehnis Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Formadina dan menyetujui tempat rakernas, berada di daerah Palopo-Sulawesi (IAIN Palopo siap menjadi tuan rumah Rakernas Formadina)<br />
<br />
Merumuskan tehnis dan menyetujui tempat Konggres Formadina, berada di daerah Nangroe Aceh Darussalam (IAIN Ar-Raniry siap menjadi tuan rumah Konggres Formadina)<br />
<br />
<br />
NOTULENSI<br />
<br />
Forum Mahasiswa Ushuluddin Se-Indonesia disingkat FORMADINA, merupakan semangat baru di tengah-tengah kebuntuan, tentang keinginan besar atas semakin mandeknya “perhatian” terhadap isu-isu ke-Ushuluddin-an. Sejak dideklarasikan pada tahun 2005 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Formadina sudah melangsungkan Kongres I pada tahun 2006 di Lampung, dan dilanjutkan dengan Kongres II pada November 2007 di Palu, Sulawesi Tengah. Harus diakui bahwa, organisasi ini masih membutuhkan perhatian lebih dari segenap punggawanya, utamanya kita semua yang diberikan amanah, untuk mengemban jabatan di masing-masing level kepengurusan. Pimpinan Pusat Formadina Periode 2007-2009, yang saat ini kami emban, memang mengakui bahwa disana-sini masih lemah dalam mengemban amanah tersebut. Tapi kekurangan yang ada, tentunya tidak membuat patah semangat untuk terus berpikir dan bertindak, dalam rangka memperkuat pondasi awal, di umur Formadina yang masih begitu muda. Tidak tersentralnya domisili Pengurus Pimpinan Pusat di ibukota negara Republik Indonesia, berimplikasi logis pada tidak kuatnya koordinasi antar sesama pengurus, walaupun di tengah zaman berteknologi tinggi seperti sekarang ini, hal itu masih bisa ditoleransi. Namun, biar bagaimanapun koordinasi face to face yang dimaksud, akan semakin memperkuat jalinan keberpengurusan kita. Bergantinya periodik kepengurusan di masing-masing daerah, yang tidak dibarengi dengan continuitas dari pengurus sebelumnya, juga masih menjadi kendala tersendiri. Masih lemahnya koordinasi antar Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah, adalah kendala teknis, yang juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Hasil rekomendasi Kongres II Formadina di Palu, antara lain adalah Pimpinan Pusat melaksanakan Rapat Kerja Nasional, 6 bulan setelah pelaksanaan Kongres. Kondisi tekstual tersebut, ternyata tidak seiring dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Program yang dimaksudkan dalam bentuk aktivitas pertemuan tidak melulu dimaknai secara tekstual, karena kondisi yang ada membutuhkan pertimbangan matang. Dari berbagai persoalan dan kendala di atas, tentunya masih banyak yang belum teruraikan. Hal-hal tersebut tentunya tidak saja membutuhkan semangat, tetapi membutuhkan “orang-orang yang optimis” dalam berpikir dan bertindak, tidak saja “berteriak” dari menara gading untuk menyampaikan kebenaran. Saya yakin kita semua tidak ingin membawa biduk organisasi ini ke jurang kehancuran, karena harga diri sebagai manusia adalah taruhanya, jika tidak “fakabbir arbaatan lii wafatihi”. mengambil apa yang dikatakan Arsitoteles, “Saya Berpikir Maka Saya Ada”. Kedepan, kami berpikir bahwa penataan kelembagaan Formadina harus terus berjalan dengan seksama, seiring dengan kemajuan dan tuntutan zaman. Daripada berdebat dan saling salah menyalahkan, alangkah baiknya energi yang kita miliki, digiring pada usaha untuk memajukan organisasi kita tercinta ini. Pimpinan Pusat, sebagai leading sektor mengakui masih banyaknya kelemahan disana-sini, yang perlu dibenahi. Hal ini, membutuhkan juga dukungan dan sinergi kerjasama antara berbagai elemen, yang ada di dalam wadah Formadina.<br />
<br />
A. POTRET BANGSA<br />
<br />
Pemilihan Umum secara langsung, sudah digelar. Hanya dengan hitungan hari, rakyat Indonesia dihadapkan pada pertaruhan arah bangsa, entah semakin baik ataukah semakin terpuruk. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta seluruh jajaran kabinetnya, haruslah diberikan apresiasi, atas kinerja yang cukup baik yang dilakukan dalam 5 tahun belakangan ini. Ada kemajuan yang cukup signifikan, dalam bidang pemberantasan korupsi, jika kita mencoba arif melihat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Pemerintahan dibawah SBY, terkesan memiliki komitmen yang kuat, untuk membawa negeri ini memiliki “Clean Goverment and Clean Birocration”. Olehnya, kita melihat, banyak kasus-kasus korupsi yang terungkap, dengan begitu “sensasional”. Semakin berperanya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibawah kepemimpinan Antasari Azhar, semakin memunculkan optimisme, bahwa jika terus dilanjutkan, maka tidak menutup kemungkinan, target tersebut bisa tercapai. Ditetapkanya alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen, dari anggaran nasional juga tentunya merupakan prestasi yang cukup baik, setidaknya jika melihat dari Political Will, yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan naiknya anggaran pendidikan, maka secara otomatis diharapkan, naik pula target pemenuhan infrastruktur pendidikan, mulai dari kesejahteraan tenaga pendidik, khusunya guru dan dosen, semakin baiknya sarana penunjang pendidikan, utamanya di daerah-daerah yang masih kurang dijangkau oleh perhatian pemerintah. Tidak dengan menggunakan istilah daerah tertinggal, yang terkesan adanya blok pembeda yang tidak adil, dalam perspektif nasionalisme. Kebebasan berskpresi, dalam koridor hukum yang dibuka seluas-luasnya saat ini. Membuat kita sebagai mahasiswa, dengan leluasa dapat “berteriak” dan menyerukan ketidakadilan yang selalu dirasakan rakyat bangsa. Dengan memilih turun ke jalan, dan “meninggalkan” sejenak rutinitas perkuliahan, adalah pilihan menjadi mahasiswa. Karena menjadi mahasiswa, adalah menjadi pejuang, yang selalu harus bersama rakyat, memperjuangkan hak mereka. <br />
<br />
B. KONDISI OBJEKTIF FORMADINA<br />
<br />
Pimpinan Pusat Formadina Periode 2007-2009, diakui masih banyak kekurangan. Berbagai kendala yang dihadapi, juga menjadi salah satu persoalan tersendiri. Kondisi geografis, tidak adanya Pengurus Pimpinan Pusat yang berdomisili di pusat pemerintahan kecuali Ketua Umum, timbulnya berbagai riak dari daerah yang menginginkan “perbaikan”, belum berjalannya secara maksimal seluruh jajaran kepengurusan, adalah segelintir persoalan yang harus membutuhkan penyelesaian secara baik dan terstruktur. Beberapa waktu berjalan roda organisasi ini, Pimpinan Pusat Formadina mengambil beberapa kesimpulan, bahwa sudah saatnya organisasi ini tidak hanya terfokus di areal kampus semata, padahal kecepatan perkembangan dinamika di luar areal kampus begitu cepat. Harus disadari bahwa, menemukan benang merah antara kondisi kekinian di dalam kampus, sebagai basis massa organisasi, dengan kondisi objektif di luar kampus haruslah berjalan beriringan. Dalam menjalankan roda kepemimpinan organisasi selama ini, Pimpinan Pusat Formadina memberikan apresiasi kepada khususnya keluarga besar Formadina UIN Ciputat Jakarta, teman-teman Pengurus Pimpinan Pusat lainya, yang masih semangat untuk berjuang bersama-sama, di tengah badai besar yang harus kita hadapi. Begitu banyak masukan dan saran serta rekomendasi yang diberikan oleh teman-teman peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Formadina. Masukan tersebut menjadi masukan penting bagi Pengurus Pimpinan Pusat, utamanya soal pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Kongres III Formadina, yang akan dilaksanakan pada tahun 2009. Laporan ini, masih jauh dari kesempurnaan, olehnya masukan dan saran yang membangun masih sangat dibutuhkan, bagi perbaikan organisasi kita tercinta.<br />
<br />
REKOMENDASI RAKORNAS FORMADINA <br />
<br />
Sosialisasi FORMADINA ke seluruh kampus di Indonesia dan AsiaTenggara.<br />
<br />
Menertibkan dan menyusun ulang AD/ART FORMADINA<br />
<br />
Membuat website formadina, yang menjadi koordinator adalah<br />
<br />
DPP FORMADINA.<br />
<br />
Mengadakan kegiatan menggali bakat-bakat ilmu ke-ushuluddin <br />
<br />
an (kitab kuning dll)<br />
<br />
Menampilkan program unggulan FORMADINA kemudian di <br />
<br />
sosialisasikan.<br />
<br />
Perbaikan sistem kaderisasi<br />
<br />
Koordinasi antar region harus berjalan normal.<br />
<br />
Membuka email masing-masing di setiap region.<br />
<br />
STAIN Palopo menjadi tuan rumah Rakernas FORMADINA<br />
<br />
Rakernas harus dilaksanakan 2 bulan setelah rekomendasi ini dibuat.<br />
<br />
IAIN Ar-Raniry Banda Aceh menjadi tuan rumah Konggres FORMADINA.<br />
<br />
<br />
INTERFAITH DIALOG DAN PENUTUPAN<br />
<br />
Hari : Jum’at<br />
<br />
Tanggal : 27 Maret 2009 <br />
<br />
Tempat : Aula Pertemuan Wisma Graha Wisata Ragunan Jakarta<br />
<br />
Pukul : 09.30-11.00 WIB<br />
<br />
<br />
DESKRIPSI<br />
<br />
Acara ini adalah sebagai penghujung kegiatan Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina. Dalam sesi acara ini, peserta melaksanakan kegiatan dialog dengan salah satu pihak birokrasi yang membidani kajian luar negeri. Hasil dari dialog ini adalah, peserta dapat mengerti tentang beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terkait hubungan bilateral dengan beberapa negara di dunia khususnya negara ASEAN. Disamping itu, peserta mendapatkan pengarahan tentang bagaimana mendiskripsikan pola komunikasi luar negeri Republik Indonesia dengan negara-negara lain di dunia . Adapun yang mengisi kegiatan ini adalah:<br />
<br />
<br />
Prof. Dr. Andri Haty, SH, MH, LML, P.hd <br />
<br />
(Dirjen Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Republik Indonesia)<br />
<br />
Beliau juga menutup secara resmi Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rapat Koordinasi Nasional Forum Mahasiswa Ushuludin Se-Indonesia (Rakornas Formadina).<br />
<br />
<br />
Speaker : Prof. Dr. Andri Haty, SH, MH, LML, P.hd <br />
<br />
(Dirjen Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Republik Indonesia)<br />
<br />
Dalam konteks bahwa sejarah Islam 20 tahun yang lalu, Islam Indonesia memberikan konsep rahmatan lil ‘alamin. Bahwa ketika orang berbicara tentang Islam maka akan melihat Islam di Asia Tenggara, karena jumlah pemeluk dan pemikiran serta kajian keislaman telah berkembang. <br />
<br />
Kita juga harus membalikkan pemikiran bahwa Islam tidak care terhadap demokrasi.<br />
<br />
Hillary Clinton adalah orang yang jender oriented, she vsisited our official and saw in our ministry have three women’s dirjen. Deplu have 10 dirjen with compotition 30 % women and 70 % men. Dari sini dapat kita pahami bahwasannya, komunikasi yang baik adalah membentuk image negara kita menjadi yang terbaik. Manakala hal demikian sudah terlaksana, yang terjadi adalah bentuk persaingan sehat secara jujur, bersih tanpa konflik baik dari luar maupun dari dalam negeri..<br />
<br />
Kenapa saya mengatakan image harus dibangun? Kerena, pada satu titik inilah kita semua akan memahami kontektual komunikasi yang terbangun antara negara satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang Muslim, saya akan mengatakan bahwasannya menghormati sesama adalah perintah Sang Pencipta alam yakni Allah Swt. Karena sebagai seorang yang tadinya tidak mengetahui seluk beluk kehidupan nyata secara tidak langsung, kita dituntun oleh Allah ke dalam jalan yang benar. Itupun seandainya manusia tersebut mampu memaknai akan sebuah hakikat hidup. Begitu juga pola komunikasi yang akan dibangun oleh seseorang, harus juga mengetahui secara definitive dan hakikat komunikasi yang baik secara adat, agama, pemikiran dll. Sehingga nantinya sinergisitas antara satu dengan yang lainnya dapat seirama.<br />
<br />
Pesan saya adalah: sebagai seorang pemuda harus kreatif, inovatif dan menjaga sopan santun serta melaksanakan norma-norma kehidupan secara normal. Dengan sendirinya akan terlihat sebagai sosok pemuda yang sukses.</div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6604336238813433515.post-75763398557398748382010-08-15T02:04:00.001+07:002011-08-08T14:44:22.676+07:00PERKEMBANGAN FILSAFAT BARAT ZAMAN MODREN<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CAhnafia%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C03%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText {mso-style-noshow:yes; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.MsoFootnoteReference {mso-style-noshow:yes; vertical-align:super;} /* Page Definitions */ @page {mso-footnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/Ahnafia/LOCALS~1/Temp/msohtml1/03/clip_header.htm") fs; mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/Ahnafia/LOCALS~1/Temp/msohtml1/03/clip_header.htm") fcs; mso-endnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/Ahnafia/LOCALS~1/Temp/msohtml1/03/clip_header.htm") es; mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/Ahnafia/LOCALS~1/Temp/msohtml1/03/clip_header.htm") ecs;} @page Section1 {size:595.45pt 841.7pt; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:100421443; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:380375012 67698699 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:Wingdings; mso-bidi-font-family:Wingdings;} @list l0:level2 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:o; mso-level-tab-stop:1.0in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:"Courier New";} @list l0:level3 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:1.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:Wingdings; mso-bidi-font-family:Wingdings;} @list l0:level4 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:2.0in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:Symbol; mso-bidi-font-family:Symbol;} @list l0:level5 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:o; mso-level-tab-stop:2.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:"Courier New";} @list l0:level6 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:3.0in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:Wingdings; mso-bidi-font-family:Wingdings;} @list l0:level7 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:3.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:Symbol; mso-bidi-font-family:Symbol;} @list l0:level8 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:o; mso-level-tab-stop:4.0in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:"Courier New";} @list l0:level9 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:4.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in; font-family:Wingdings; mso-bidi-font-family:Wingdings;} @list l1 {mso-list-id:2035155048; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1139463568 122435360 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l1:level1 {mso-level-number-format:roman-upper; mso-level-tab-stop:.75in; mso-level-number-position:left; margin-left:.75in; text-indent:-.5in;} @list l1:level2 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-tab-stop:1.0in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1:level3 {mso-level-number-format:roman-lower; mso-level-tab-stop:1.5in; mso-level-number-position:right; text-indent:-9.0pt;} @list l1:level4 {mso-level-tab-stop:2.0in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1:level5 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-tab-stop:2.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1:level6 {mso-level-number-format:roman-lower; mso-level-tab-stop:3.0in; mso-level-number-position:right; text-indent:-9.0pt;} @list l1:level7 {mso-level-tab-stop:3.5in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1:level8 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-tab-stop:4.0in; mso-level-number-position:left; text-indent:-.25in;} @list l1:level9 {mso-level-number-format:roman-lower; mso-level-tab-stop:4.5in; mso-level-number-position:right; text-indent:-9.0pt;} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} -->
</style><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><o:p> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><b>I.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b> PENDAHULUAN <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify;"> Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani <i>filosofia, </i>yang diturunkan dari kata kerja <i>filosofoin, </i>yang berarti: mencintai kebijaksanaan. Akan tetapi kata ini belum menampakkan hakekat filsafat yang sebenarnya.Sebab mencintai masih dapat dilakukan secara pasif saja. Padahal dalam pengertian <i>filosofein </i>itu terkandung gagasan, bahwa orang yang mencintai kebijaksanaan tadi, yaitu seoarang filusuf, dengan aktif berusaha mempeeroleh kebijaksanaa.<a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></a><b> <o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Sejak periode awal, orang-oramg sufi berusaha menyingkapkan kondisi-kondisi psikologis: rasa takut dan harapan. Rasa cinta dan emos, juga baqo’ dan fana’. Mereka menganalisa tingkah laku (<i>al-suluk</i>) dan makrifat, dengan bertumpu pada pengalaman langsung dan pengetahuan (<i>al-irfan</i>).<a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 12pt;">[2]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Tidak ada garis batas antara zaman modern dengan zaman Renaisans karena zaman modrn adalah perluasan dari zaman Ranaisans. Manusia maju dari zaman uap ke zaman listrik, zaman atom, electron, radio televise, roket, dan zaman luar angkasa.<a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 12pt;">[3]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><o:p> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><b>II.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>PEMBAHASAN<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Memasuli abad modrn, filsafat mengalami perubahan yang cukup segnifikan bagai perkembangan peradaban mausia. Para filosof zaman modrn menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci ataupun ajaran agama, tidak juga dari penguasa namun dari diri manusia itu sendiri. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Renesaissance</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Zaman renesaissance adalah jembatan antara zaman pertengahan dengan zaman modrn, Periode antara sekitar 1400 dan 1600, disebut quot; renesaissance (zaman kelahiran kembali). Dalam zaman renesaiasance kebudayaan klasik dihidupkan kembali, kesusastraan, seni dan filsafat mencapai inspirasi mereka dalam warisan Yunani Romawi filosof terpenting dalam Renessain adalah NIcollo Macchivelli (1469-1527), Thomas Hobbes (158-1679), Thomas More (1478-1535) dan Francis Bacon (1561-1626).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 12pt 0in 0.0001pt 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Secarais zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang dimulai dengan munculnya gerakan renaissance.<a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 12pt;">[4]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Rene Descartes</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Orang yang dapat digelari “bapak filsafat modern” adalah Rene Descrates (1596-1650). Ia dilahirkan di Prancis dan belajar filsafat pada Kolese yang dipimpin Peter-peter Yesuit di desa La Fleche. Dalam buku <i>Discours de la methode </i>(1637) (uraian tentang metode) ia melukiskan perkembangan intelektualnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Metode Rene Descartes adalah agar filafat dan ilmu pengetahuan dapat diperbarui, kita terutama memerlukan satu metode yang baik yaitu dengan menyangsikan segala-galanya. IA bermaksud bahwa kesangsian ini dijalakan seradikal mungkin, oleh karenanya karenanay kesangsian ini harus meliputi seluruh pengetahuan yang kita miliki, termasuk juga kebenaran-kebenaran yang kita anggap pasti ( Misalnya ada suatu dunia material, bahwa saya mempunyai tubuh , bahwa Allah ada.) Kalau terdapat suat kebenaran yang tahan dalam kesangsian yang radikal itu, maka itulah kebenaran yang sama sekali pasti dan harus dijadikan fondamen bagi seluruh ilmu pengetahuan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Rasionalisme</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Aliran filsafat yang berasal dari Descartes biasanya disebut dengan rasionalisme karena aliran ini sanggat mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas dluar rasio. Sebenarnya Sescartes sendiri sudah termasuk rasionalisme itu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dalam aliran rasionalisme terutama ada dua masalah ang dua-duanya diwariskan oleh Descartes; masalah subtabsi dan masalah hubungan antara jiwa dantubuh.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><o:p> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><o:p> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Blaise Pascal</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Blaise Pascal (1679-1754) menduduki tempat tersendiri dalam pemikiran Prancis abad ke-17, sebagaiman Descartes, Pascal pun mengutamakan baik matematika maupun ilmu alam maupun juga filsafat. Ia tidak boleh terhitung dalam aliran rasionalisme , sebaliknya ia sangat mengkritik aliran tersebut. SEkalipun ia sepakat dengan Descartes dalam mementingkan matematika namun ia tidak setuju dalam dia menerima matematika sebagai model contoh istemewa untuk model filsafat. Filsafal Descartes harus meniru metode matematika. Dalam filsafat Pascaaal manusia dianggap sebagai “misteri”, yang tidak dapat diselami sampai dasarnya. Lebih penting dari rasio adalah hati, demikian kata Pascal. Rasio hanya menghasilkan pengetahuan yang dinggin, sedangkan hati memberikan pengetahuan diman cinta juga mempunyai peranan, dengan rasio kita mempelajari matematika dan ilmu alam, tetapi dengan hati kita mencapai kebenaran-kebenaran yang lebih tinngi, terutama tuhan Allah. Dengan kalimat yang kemudian menjadi mashur Pascal ,engatakan: “Le coeurta a ses raison que la raison ne connait point’ JIka boleh dipaksakan sedikit, dalam bahasa Indonesia Dapat diterjemahkan:”Hati mempunyai akal-akalyang tidak dipahami oleh akal”. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Empirisme Inngris</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Bertentangan dengan rasionalisme yang mengindahkan rasio sebagai sumber utama pengenalan, maka pada masa sesudah Descertes di Inggris timbul suatu aliran lain yang dinamakan empirisme. Istilah ini berasal dari kata Yunani <i>empiria </i>yang berarti “pengalaman indrawi”. Empirisme memilih pengalaman sbagai sumber utama pengenalan yang dimaksudkan denganya ialah baik pengalan lahiriyah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniyah yang menyangkut pengalaman pribadi manusia saja. Tidak mengherankan bahwa rasionalisme dan impirisme masing-masing mempunyai pendirian yang sangat berlainan tentang sifat pengenalan manusiawi. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari rasio, sehingga pengenalan indrawi merupakan satu bentuk pengenalan yang kabur saja. Sebaliknya, empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman, sehingga pengenalan indrawi merupakan bentuk pengggenalan yang paling jelas dan sempurna. Seperti telah kita lihat pada rasionalisme di daratan Eropa, pada empirisme Iggris pun masalah subtansi ramai dibicarakan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 12pt;">[5]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Aufklarung</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Pada abad ke-18 dimulaikah suatu zaman baru Roma yang memang telah berakar pada renessaicence sesrta yang mewujudkan buah pahid dari rasionalisme dan imperialisme abad ke-18 disebut zaman pencerahan Aufklarung.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Menurut Imanuel Khan zaman pencerahan adalah zaman manusia keluar dari keadaan tidak akil balik, yang disebabkan karena kesalahan manusia itu sendiri. Kesalahan itu terletak di disini, bahwa manusia tidak mau memanfaatkan akalnya. Sekarang semboyan orang adalah: “Jaman akal” Pikir!” Volltaire menyebut zaman pencerahan adalah zaman akal”. Sekarang orang merasa, bahwa zaman perwalian pemikiran manusia telah tiada lagi. Umat manusia telah merasa bebas. merdeka dan tidak memerlukan lagi tiap kuasa yang dating dari luar dirinya, dibidang apa pun. Sekarang orang dapat tanpa gangguan hidup demi keadapanya yang tanpa batas.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Memang ada perbedaaan yang cukup menyolok antara abad ke-17 dan ke-18. Abad ke-17 membatasi diri pada usaha memberikan tafsiran baru terhadap kennyataan bendawi dan ruhani, yaitu kennyataan yang mengenai manusia dunia dan Allah. Akan tetapi abad ke-18 menganggap dirinya sebagai mendapat tugas untuk meneliti secara kritis (sesuai dengan kaidah-kaidah yang diberikan akal), disegala yang ada baik dalam Negara maupun masyarakat, dibnidang ekonomi, hokum, agama, pengajaran, pengajaran dan lain sebagainya. Juga orang tidak takut menggemukakan pendapatnya dalam bentuk celaan yang kurang atau yang lebih tajam.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Bersamaan dengan rencana kerja yang berisi penghargaan dan kritik timbulah usaha untuk memperluas pengaruh filsafat. Dahulu filsafat mewujudkan suatu pemikiran yang hannya menjadi hal yang istimewa beberapa ahli saja, tetapi sekarang orang berpendapat, bahwa seluruh umat manusia berhak turut menikmati hasil-hasil ppemikiraan filsafat dan bahwa juga menjadi tugas filsafat untuk membebaskan khalayak ramai dari kuasa gereja dan iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu, agar supaya mereka dapat mendapat bagian dari berkat-berkat zaman pencerahan.<a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 12pt;">[6]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Imanuel Kant</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Tidakboleh disangsikan bahwa Imanuel Kant (1724-1804) termasuk filsuf terbesar dalam sejarah filsafat modern. Tentang riwayat hidupnya tidak dapat dikisahkan hal-hal yang mencolok mata. Ia lahir di Konigsberg, sebuah kota kecil di Prusia Timur. Dalam universitas di asalnya ia menekuni hampir semua mata pelajaran yang diberikan dan akhirnya menjadi professor di sana. Dalam bidaaang filsafat, Kant dididik dalam suasana arasionalisme yang pada waktu iti merajalela di universitas-univrtsitas di Jerman. Kant tidak kawin dan selalu hidup tertib, sehingga mdapat mencurahkan seluruh waktu dan tenaga kepada karya-karya filosofnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Kehidupan Kant sebagai filsuf dapat dibagi menjadi dua periode: jaman pra kritis dan jaman kritis. Dalam jaman pra kritis ia ia menganut pendirian rasionalisme yang dilancarkan oleh Wolf dan kawan-kawanya, tetapi karena telah dipengaruhi oleh Hume, Berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan bahwa Hume-lah yang telah membangunkan dia dari tidur dogmatisnya. Ynag menyusul adalah jaman kritis. Dan justru dalam jaman ke dua inilah Kant mengubah wajahg filsafat secara radikal. Kant sendiri menamakan filsafatnya sebagai kritisisme dan ia menentangkan kritisisme dengan dogmatisme. Menurut dia kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalananya dengan terlebih dulu mennyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Kant mendahukuinya dengan tergolong dogmatisme, karena mereka percaya mentah-mentah kepaa kemapuan rasio tanpa menyelidiki terlebih dulu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">8.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Idealisme Jerman</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Tugas ahli sejarah filsafat menjadi semakin berat, jika ingin meluliskan perkembangan filsafat setelah Kant, banyak aliran dan system muncul. Yang masing-masing mempunyai beraneka ragam nuansa pada filosuf-filosuf di dalamnya. Maka dari itu dengan lebih ketat kita harus membatasi dari pada garis besarnya saja</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Revolusi Kopernikan yang telah diadakan oleh Kant memusatkan subyek dalam proses pengenalan, tetapi ia menerima juga adalah obyek belaka yaitu “das Ding-an –sicch” (realitas pada dirinya). Pada idealis dalam hal ini tidak sepakat dengan Kant dan mereka menyangkal adanya “das Ding-an –sicch”. Menurut pendapat mereka, Kant datuh pada kontradiksi dengan mempertahankan “das Ding-an –sicch”. Apa sebabnya? Karena rupa-rupanya buat Kant “das Ding-an –sicch” menyebabkan dalam diri kita Pengindraan-pengindraan dan akibatnya berfungsi sebagai pennyebab. Dan menurut Kant sendiri penyebab merupakan salah satu katagori akal budi dan akibatnya tidak boleh disifatkan pada “das Ding-an –sicch”. Karena alas an-alasan serupa para idealis mengesampingkan “das Ding-an –sicch”. Menurut pendapt mereka tidak ada suatu realitas yang obyektif belaka. Realitas seutuhnya bersifatsubyektif. Realitas seluruhnya merupakan buah hasil suatu subyek. Yang dimaksud di sini dengan subyek bukanlah subyek peroarangan tertentu (anda atau aku) melainkan subyek absolut atau, dipandang dari sudut agama, Allah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">9.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Positivisme</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Nama positivisme diintroduksikan A.Comte dalam perbendaharan kata filosofis. Barang tentu, nama ini berasal dari kata “Positif “. Di sini “Positif” sama artinya dengan factual (apa yang berdasarkan fakta-fakta). Menurut positivisme pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta. Sudah nyata kiranya dengan demikian ilmu pengetahan empiris diangkat menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan pada umumnya. Filsafat juga harus menteladan contoh itu. Oleh karenanya tidak mengherankan, bila positifisme menolak cabang filsafat yang biasanya disebut merafisika. Menanyakan “Hakikat” benda-benda atau “Pennyebab yang sebenarnya”, bagi positivisme tidak mempunyai arti apa pun juga. Ilmu pengetahuan, termasuk juga filsafat, hannya mennyelidiki fakta-fakta. Tugas khusus filsafat adalah mengkoordinasikan ilmu-ilmu lain dan memperlihatkan kesatuan antara begitu banyak ilmudan beraneka ragam coraknya. Tentu saja maksud dari positivisme bersangkut aput deengan apa yang telah dicita-citakan oleh empirisme. Positifvisme jugamengutamakan pengalaman. Tetapi harus ditambah bahwa positivisme membatasi pada pengalaman obyektif saja, sedangkan empirisme Inggris, seperti telah diuraikan di atas, menerima juga pengalaman batiniyah atau subyektif sebagai sumber pengetahuan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">10.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Matrialisme</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Perbedaan marerialisme dengan positivme dapat diterangkan sebagai berikut. Di atas sudah diuraikan bahwa positivisme membatasi dari pada fakta-fakta. Yang ditolaknya ialah tiap-tiap keterangan yang melampaui fakta-fakta. Karena alas an itulah salam rangka positivisme tidak ada tempat untuk metafisika. Materialisme mengatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi. Itu berarti bahwa tiap-tiap benda atau kejadian dapat dijabarkan kepada materiatau salah satu proses materiil. Kiranya sudah jelas bahwa materialisme mengakui kemungkinan metafisika, karena materialisme sendiri brerdasarkan metafisika.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">11.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Soren Kierkegaard</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Suatu reaksi atas idealisme yang sama sekali berlainan dengan reaksi materialisme berasal dari pemikir Denmarkk yang bernama Soren Kierkegaasd (1813-1855). Riwayat hidupnya bersifat dramatis, bukan karena banyak peristiwa yang mencolok mata, melainkan tekanan psikologis yang disebabkan oleh hubugannya dengan ayanhnya dan pergumpulanya dengan imam kepercayaan kristiani. Agar diperoleh suatu pengetahuan lebih mendalam tentan pemikran Kierkegaard, pasti diperlukan juga suatu penelitian yang lebih teliti mengenai hidupnya, sebab dia adalah seorang pemikir yang hidupnya mempunyai hubungan erat dengan pikiranya. Menurut pendapat Kierkegaard filsafat tidak merupakan suatu sistem, melainkan pengekpresian suatu eksistensi individual, karerna ia menentang filsafat yang bersifat sistematis, dapat dimengerti sedikit tentang ia menulis karya-karyanya dengan berbagai nama samaran. Dengan berbuat demikian ia coba menghindari bahwa buku-bukunya dianggap sebagai fase-fase perkembanggan yang menganut pemikiran yang sama. Karena ia menggunakan nama-nam samaran, menjadi mungkin di dalam buku yang satu ia menyerang pendapat-pendapat yang lebih dahulu diuraikan dalam buku-buku terdahulu. Tentu saja prosedur ini mengakibatkan banyak kesulitan bagi setiap orang yang ingin mempelajari pemikiran Kierkegaard dengan cara yang lebih sistematis. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2in; text-align: justify; text-indent: -1.5in;">12.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Friedrich Nietzsche</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Seorang filusuf Jerman yang mempunyai kedudukan tersendiri dalam sejarah filsafat abad 19 adalah Friedrich Nietzsche (1844-1900). Ia tidak dapat digolongkan daalm salah satu aliran yang memainkan peranan pada waktu itu. Ia dilahirkan di Rocken kota Laipzig. Karena ia lahir sebagai anak seorang pendeta Protestan, dapat dimengerti bahwa ia dididik secarareligius. Pada tahun 1864 ia masuk universitas Bonn dengan maksud mempelajari teologi dan kesustraan klasik (Yunani dan Romawi). Tidak lama kemudian ia pindah ke Leipzig untuk meneruskan setudinya mengenai filosofis klasik. Karena itu dia sudah meninggalkan iman kristiani. Suatu peristiwa yang sangat penting suatu ia menjadi mahasiswa adalah perkenalan dengan karya-karya Schopenheauer, yang kebetulan ditemi\ui dalam satu tempat penjualan buku bekas. Nierzche juga sangat mengagumi juga sangat mengagumi komponis Jerman yang bernama Richard Wagner (1813-1883) dan beberapa waktu lamanya ia bersahabat akrab dengan dia. Tidak dapat disangkal bahwa ia sendiri juga mempunyai bakat besar dalam bidang musik. Pada nierzche berumur 24 tahun, ia sudah diangkat menjadi professor dalam bidang Filologi klasik pada universitas di Basel (swis).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Sulit sekali untuk menyingkatkan pemikiran Nietzsche. Ia tidak pernah menguraikan filsafatnya secara sistematis. Satu-satunya cara yang direncanakan oleh Nietzsche untuk membentangkan filsafatnya dalam bentuk sistematis, tidak pernah diselesaikan. Menurut Nietzsche karyanya akan terdiri dari empat jilid dan berjudul <i>Die Wille Zur Macht. Eine Umwertung Aller Werte </i>(Kehendak untuk berkuasa. Suatu transvaluasi semua nilai). Tetapi yang ditemukan sesudah Nietzsche meninggal hanyalah catatan-catatan yang tidak mudah kirangkai menjadi uraian sistematis. Diantara banyak buku yang dikarang Nietzsche ada yang berbentuk puitis juga ada yang berupa pepatah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 12pt;">[7]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.5in;"><b>III.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>PENUTUP<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Demikaianlajh makalah yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat menambah pengetahuan mengenai sejarah filsafat, saya manusia biasa yang tak bias terhindar dari salah, maka saya harapkansaran dan kritik serta masukan demi kemajuan kita bersana.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><o:p> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><o:p> </o:p></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81pt; text-align: center;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Daftar Pustaka<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81pt; text-align: center;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR">Hadiwijono, Harun, <i>Sari Sejarah Filsafat Barat ,</i>(Yogjakarta: Kanisius 1980).</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt;">Bertens, K, <i>Ringkasan Sejarah Filsafat,</i>(<i> </i>Yogyakarta:Kanisius, 1998).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt;">Hadiwijono, Harun, <i>Sari Sejarah Filsafat Barat1, </i>(Yogjakarta: Kanisius 1980).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt;">Madkour, Ibrahim, <i>Aliran Dan Teori Filsafat Islam, </i>(Jakarta: Bumi Aksara 2004).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt;">Bakhtiar Amsal, <i>filsafat ilmu, </i>(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR">Solihin, M, <i>Filsafat dari Klasik Hingga Modern, (</i>Bandung: Pustaka Setia, 2006).</span></div><div><br />
<hr align="left" size="1" width="33%" /><div id="ftn1"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 10pt;">[1]</span></span></span></a> Harun Hadi Wijono, <i>Sari Sejarah Filsafat Barat1, </i>Yogjakarta: Kanisius 1980, hlm 7</div></div><div id="ftn2"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 10pt;">[2]</span></span></span></a> Ibrahim Madkour, <i>Aliran Dan Teori Filsafat Islam, </i>Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm 2</div></div><div id="ftn3"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 10pt;">[3]</span></span></span></a> Amsal Bakhtiar, <i>filsafat ilmu, </i>Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, hlm39</div></div><div id="ftn4"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 10pt;">[4]</span></span></span></a> M Solihin, <i>Filsafat dari Klasik Hingga Modern, </i>Bandng: Pustaka Setia, 2006, hlm 27</div></div><div id="ftn5"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 10pt;">[5]</span></span></span></a> K Bertens, <i>Ringkasan Sejarah Filsafat, </i>Yogyakarta:Kanisius, 1998, hlm 45-50</div></div><div id="ftn6"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 10pt;">[6]</span></span></span></a> Harun Hadiwijono, <i>Sari Sejarah Filsafat Barat t,</i>Yogjakarta: Kanisius 1980, hlm 47</div></div><div id="ftn7"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.do#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "; font-size: 10pt;">[7]</span></span></span></a> Op. cit. hlm 59-86</div></div></div>Filsafat ; Artikel, Makalah, Syair & Puisihttp://www.blogger.com/profile/01223103813295132659noreply@blogger.com0