Suka Filsafat? Masuk Kemari

MAU DOLAR GRATIS? masuk sini

Menuju Indonesia Berbasis Teknologi Informasi melalui Optimalisasi Pemanfaatan Internet

Jika di banding dengan negara tetangga seperti Malaysia, India, dan Singapura Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Internet maka Indonesia tertinggal jauh ( kecuali dalam beberapa hal, seperti misalnya penguasaan terhadap teknologi Telepon Internet - VoIP ). Tertinggalnya Indonesia dalam penerapan teknologi informasi dan komputer khususnya teknologi berbasis internet di banding negara-negara tetangga merupakan satu hal yang tidak aneh, karena kemampuan manajerial para birokrat Indonesia belum mampu mengendalikan suatu pekerjaan yang sifatnya rutin dan semuanya terlihat pada keadaan dimana hampir disemua lini infrastruktur, Indonesia sangat tertinggal dan dalam keadaan amburadul jika tidak ingin disebut menggenaskan, padahal dunia diberbagai belahan manapun saat ini sedang giat dan berlomba menerapkan teknologi informasi dan internet dalam berbagai bidang kehidupan, baik industri, pendidikan, pemerintahan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Melalui pengamatan penulis, ketertinggalan bangsa Indonesia dalam penerapan teknologi informasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tidak adanya komitmen dari pimpinan tertinggi yang selalu membuat "kambing hitam" kacaunya penerapan teknologi informasi khususnya teknologi internet di lingkungan pemerintahan. Dan berdasarkan pengalaman, memang salah satu sumber kegagalan kita untuk ikut dalam gelombang teknologi informasi adalah kebijakan yang tidak konsisten dan terkesan asal-asalan

2. Kemampuan tingkat manajerial di pimpinan sebagian besar tidak memiliki basis teknologi informasi khususnya teknologi internet, sehingga banyak sekali pekerjaan yang lebih effisien di penerapan teknologi informasi tidak dilirik atau bahkan dihindari penerapannya. Banyak sekali Kepala atau Pimpinan yang gagap teknologi, sehingga tidak dapat mengarahkan bawahannya untuk memanfaatkan teknologi informasi

3. Kalaupun institusinya ditekan untuk memanfaatkan teknologi informasi, biasanya Kepala atau Pimpinan tidak mengetahui dengan persis apa yang harus mereka lakukan, sehingga ahirnya mencari konsultan yang berbasis vendor tertentu sehingga seluruh proyeknya dikuasai oleh keuntungan semata, bukan menomor satukan pemanfaatannya

4. Infrastruktur penunjang tidak mendukung operasi yang berbasis teknologi informasi, seperti misalnya listrik yang kurang dan sering mati-nyala, gedung atau ruangan yang tidak memadai dan infrastruktur lainnya

5. Alasan klise yang memang menjadi kenyataan adalah terlalu luasnya Indonesia, sehingga penerapannya tidak dapat merata, baik karena kekurangan biaya maupun pemikiran yang terlambat karena konsentrasinya tidak dapat jalan sekaligus

6. Kebanyakan usia produktif dan yang bekerja di perkantoran tidak berbasis teknologi informasi, sehingga semua pekerjaan jalan seperti biasanya dan tidak pernah memikirkan effisiensi atau pemanfaatan teknologi informasi yang konsisten

7. Dunia teknologi informasi terlalu cepat berubah dan berkembang, sehingga tidak dapat diikuti dengan langkah yang "alon-alon asal kelakon"



Dari ketujuh alasan yang selalu kita dengar dan terjadi, maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa Indonesia akan maju dan tidak kalah dengan negara tetangga jika dalam pemerintahannya menerapkan teknologi informasi dan komputer untuk kegiatan sehari-harinya baik baik dengan pemanfaatan media internet semaksimal mungkin ataupun pemanfaatan teknologi yang berbasis offline.

Pemanfaatan teknologi informasi khususnya teknologi internet ini sangat penting, karena nasib Indonesia di masa depan akan tergantung dari kemampuan masyarakatnya menguasai dan menerapkan teknologi informasi untuk pekerjaannya masing-masing.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengantisipasi hal ini dengan membentuk satu lembaga khusus dibawahnya, yaitu Dewan TIK Nasional (DeTIKnas) yang tugasnya memikirkan cara-cara pemerintah Indonesia untuk menerapkan teknologi infomasi dan komputer khususnya teknologi internet.

Berdasarkan tujuh atau lebih kondisi yang terjadi di masyarakat Indonesia, dilingkungan pemerintahan khususnya, maka dapat disimpulkan empat pokok pemecahan masalah atas ketertinggalan bangsa Indonesia terhadap negara tetangga, yang poin-nya adalah sebagai berikut :

1. Effisiensi Bandwidth untuk Internet Indonesia
2. Pengembangan Local Content
3. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi
4. Kerja Sama Antar Departemen




Dalam posisi Indonesia yang sedang mencari bentuk dalam pengelolaan negara dan sifatnya yang terlalu sensitif terhadap isu politik dan sosial, memang sangat tidak mudah untuk mencari solusi.

Terjadinya tumpang tindih tanggung jawab diantara departemen dan bahkan terkesan saling menyalip kepentingan, yang ahirnya memperlambat penerapan penggunaan teknologi informasi yang memang selalu konsisten dan tidak mudah disisipi oleh "kebijaksanaan".

Komitmen atasan merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan teknologi informasi di lingkungan pemerintahan, dan saat ini tidak mudah untuk mencari "atasan" yang punya wawasan kedepan dan mau menerobos berbagai kesulitan yang diakibatkan oleh penerapan teknologi informasi.
Infrastruktur yang tidak menunjang, tim teknis yang tidak handal dan masih tergantungnya semua bagian ke satu pekerjaan yang membutuhkan "kebijaksanaan" adalah hal-hal yang menghambat penerapan teknologi informasi di seluruh kantor pemerintahan.


Effisiensi Bandwidth untuk Internet Indonesia

Saat ini penggunaan bandwidth bagi internet di Indonesia sangat tidak effisien, kebanyakan orang Indonesia menggunakan mail server seperti yahoo.com, gmail.com, hotmail.com atau domain lainnya yang berada di Amerika atau di luar negeri. Dengan menggunakan domain yang berada diluar, otomatis kita memerlukan infrastruktur lebih untuk mengakses jaringan internet dari server yang jauh tersebut, dan biaya untuk mengaksesnya lumayan mahal karena selain harus menggunakan satelit, kita juga tergantung kepada operator yang menguasai jaringan serat optik yang melintas laut luas.

Selain harus keluar negeri untuk mengakses data pribadi yang sebetulnya dapat dipasang di dalam kantor sendiri, keadaan pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia juga kacau balau, karena semua departemen atau bagian mengakses sendiri-sendiri jaringan internetnya, sehingga ahirnya keadaan per-internet-an di dalam negeri menjadi kacau dan tidak effisien.

Sebetulnya tidak salah kalau setiap departemen atau bagian membangun jaringan akses internet sendiri, hanya saja, seringkali effisiensinya dibawah 50%, sehinga dana dan anggaran yang disediakan tidak terpakai separuhnya, atau bahkan hanya 25% jika diasumsikan sore dan malam hari internet sama sekali tidak terpakai.

Pemakaian bandwidth untuk internet luar negeri ini memang sangat ironis sekali, karena selain menjadi kebutuhan pokok, ahirnya setiap departemen juga sangat tergantung pada operator internet asing untuk mengambil data yang semestinya ada di server di dalam kantor yang bersangkutan.

Ide yang diusulkan untuk menangani masalah ini adalah dengan membangun jaringan internet antar kota yang sudah diluncurkan dalam proyek Palapa Ring, dimana setiap kota diseluruh Indonesia berupaya untuk saling menyambung ke kota terdekat atau Jakarta sebagai pusat pemerintahan, sehingga besarnya jaringan internet ini ahirnya milik pemerintah yang memang diamanahkan untuk menguasai infrastruktur yang ahirnya selain dipakai untuk operasional pemerintahan, juga dapat dimanfaatkan oleh masayarakat sekelilingnya.

Pemborosan anggaran karena pembangunan yang tidak ada ujung pangkalnya dapat dihindari dan pada ahirnya, pemanfaatan bandwidth internet akan lebih dari 80% yang berarti penghematan lebih dari setengah yang sudah kita keluarkan saat ini.


Pengembangan Local Content Internet

Berkaitan dengan effisiensi penggunaan bandwidth internet di pemerintahan yang sudah dipaparkan di bagian atas, pengembangan local content internet atau isi internet Indonesia (I3) juga merupakan satu hal yang harus dipikirkan.

Pemindahan email ke server lokal, pembangunan situs yang disimpan di server lokal dan pengembangan isi internet Indonesia (I3) lainnya merupakan langkah yang harus kita lakukan secara terus menerus dan tidak terputus. Kelemahan selama ini adalah kita tidak memiliki konten internet yang handal yang dapat menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, sehingga email saja harus dipasang di server luar negeri.

Pemerintah sebagai "enabler" merupakan solusi untuk memperkaya isi internet Indonesia (I3) dengan berbagai aplikasi yang berbasis web seperti perpanjangan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Pindah, Kartu-Kartu lainnya yang secara berkala akan diakses oleh masyarakat 24/7 (dua puluh empat jam selama satu minggu penuh).

Penggabungan data antar departemen dan lintas sektoral ke swasta merupakan satu cara yang akan sangat effisien untuk meningkatkan pemakaian teknologi informasi di masyarakat, sehingga seluruh pekerjaan dapat dilakukan di rumah atau di kantor masing-masing, sehingga ahirnya juga akan menghemat penggunaan BBM dan effisiensi nasional.

Langkah awal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membangun data centre di masing-masing kota propinsi, kotamadya dan kabupaten yang jumlahnya sekitar 461 kota, kemudian mengintegrasikan di pusat data (DRC) yang dikelola oleh Kominfo bekerja sama dengan Ristek untuk pengembangan dan pemiliharaannya.

Dengan dibangunnya internet data centre, diharapkan akan banyak pengembang aplikasi berbasis web yang akan berkreasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, dan ahirnya kebutuhan masyarakat akan pengolahan data elektronik juga akan meningkat.


Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi saat ini masih terkesan asal pakai saja, belum menyentuh pada kebutuhan yang primer, hanya melulu di bidang finansial dan pengelohan database, sementara untuk bidang-bidang lain seperti keamanan (security), effisiensi dan proses kerja masih sangat terbatas pemanfaatannya.

Penelitian tentang pemanfaatan teknologi informasi ini memang masih sangat terbatas, karena kebutuhan masyarakat masih merasakan belum menjadi kebutuhan primer.

Penggunaan perangkat mobile semacam Blackberry baru saja meledak dalam satu tahun terakhir ini, dan memang teruji dapat meningkatkan effisiensi dan unjuk kerja diperkantoran, sementara pemanfaatan teknologi informasi lainnya sedang diuji coba, misalnya mengatur peralatan jarak jauh, pemantauan kamera digital dan social network untuk komunitas tertentu.

Otomatisasi pembayaran di jalan tol, sistem pembayaran otomatis untuk bus way, kereta api, pesawat terbang atau kapal air, transaksi ditempat-tempat pembelajaan dan pembayaran-pembayaran yang menggunakan kartu khusus, semuanya sedang dalam taraf pengembangan, karena kemajuan di bidang ini sebetulnya yang dapat membuktikan kemampuan bangsa Indonesia dalam menerapkan teknologi informasi di kehidupan sehari-hari.

Pembuatan KTP, SIM dan kartu-kartu lainnya secara on-line dan dapat diakses dari rumah merupakan bagian penting dari peningkatan apresiasi masyarakat terhadap teknologi informasi, dan pada ahirnya kemajuan teknologi secara umum akan terbukti.

Untuk kontinuitas apresiasi masyarakat terhadap teknologi informasi, Departemen Pendidikan Nasional harus menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komputer sejak dini sehingga usia produktif dapat betul-betul memanfaatkan teknologi untuk kemajuan bangsa Indonesia secara menyeluruh.


Kerja Sama Antar Departemen

Kerja sama antar departemen atau bagian di dalam satu perkantoran merupakan pekerjaan besar yang harus dilalui untuk menerapkan penggunaan teknologi informasi secara nasional.

Saat ini, penerapan teknologi informasi dan komputer di lingkungan pemerintah masih tersebar secara acak dan tidak konsisten, apalagi dengan kondisi sistem pemerintahan yang berbasis ke arah vertikal, ketidak perdulian ke bagian lain secara horisontal menyebabkan banyak hambatan dalam penerapan teknologi informasi dan komputer di lingkungan pemerintahan.

Sudah ada beberapa departemen yang menerapkan "satu pintu" untuk pemanfaatan teknologi informasi dan komputer, tetapi antar departemen masih belum dapat terjadi karena anggaran dan kewenangannya berbeda dan tidak dapat dijadikan satu.

Adalah tantangan kita untuk membuat suatu sistem terpadu diantara semua departemen, sehingga satu sama lain dapat punya peran dan memanfaatkan teknologinya secara effisien dan tepat guna. Keterlibatan Kominfo dalam bidang ini memang sangat diharapkan, apalagi pemerintah memang sudah berniat mengejar semua ketinggalan ini dengan membentuk DeTIKnas dan beberapa program-program yang berbasis teknologi informasi dan komputer.


Kesimpulan

Empat pokok pikiran ini jika diterapkan mudah-mudahan dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komputer di Indonesia, dan jelas sekali bahwasanya pemerintah punya peran yang sangat besar dalam peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komputer untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Hanya saja, sistem pemerintahan yang sudah jalan puluhan tahun ini semuanya berdasarkan pada repeating job, artinya selalu terjadi pengulangan pekerjaan yang selain tidak effisien juga tidak akurat.

Pengulangan pekerjaan ini dilakukan selama berpuluh tahun dan merupakan kunci untuk terjadinya penyimpangan-penyimpangan administrasi, dan kendala "perlawanan" terhadap sistem yang effisien dan menutup kemungkinan kecurangan merupakan cerita lain yang tidak mudah dijalankan.

http://www.motionschool.co.id/mainweb/berita-133-menuju-indonesia-berbasis-teknologi-informasi-melalui-optimalisasi-pemanfaatan-internet.html(sumber)


Jaringan Internet adalah jalinan/rangkaian berjuta-juta komputer yang terhubung dalam satu sistem komunikasi, dengan demikian sistem internet ini adalah sistem yang bersifat global/mendunia dan tidak mengenal batas wilayah dan Negara. Suatu saat yang tidak terlalu lama lagi kebutuhan masyarakat terhadap internet sebagaimana kebutuhan masyarakat terhadap BBM, listrik, angkutan, dan sembako serta kebutuhan pokok masyarakat lainnya. Dengan demikian kebutuhan terhadap layanan internet akan menjadi suatu kebutuhan pokok sehari-hari dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, oleh karena itu pemerintah seharusnya berkepentingan dan perlu melindunginya.

Sejarah Internet

Internet pertama kali berkembang pada tahun 1969 melalui Proyek APRANET (Advanced Research Project Agency Network). Pada saat itu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat membuktikan/mendemonstrasikan bahwa dengan Hardware dan Software berbasis Unix kita dapat berkomunikasi jarak jauh dengan memanfaatkan kabel telepon. Proyek ARPANET inilah yang menjadi cikal bakal TCP/IP. Pada awalnya, Internet dipakai pertama kali untuk keperluan militer, namun dengan semakin pesat perkembangannya terlebih setelah ditemukannya aplikasi WWW (World Wide Web) perkembangan internet dunia semakin maju.

Internet tidak lagi hanya menjadi monopoli militer dan akademis semata, namun sudah meluas ke segala kalangan masyarakat hingga sekarang.
Di Era Modern awal abad 21 (1990-an), ekspansi besar-besaran internet dilakukan. Jarak antara bagian dunia yang satu dengan yang lain semakin menyempit, terlebih dengan telah digunakannya fiber optic secara global. Kita dapat memperoleh informasi bahkan lebih cepat daripada berita di televisi. Mudahnya memperoleh informasi dan kemudahan mengakses internet ini berpengaruh secara luas bagi perkembangan baik ilmu pengetahuan maupun peradaban.

Pengguna internet

Kemajuan yang pesat dibidang informasi sejalan dengan perkembangan teknologi pendukungnya. Perubahan wajah website/web page yang dahulu sangat sederhana dan hanya berbasis HTML kini semakin interaktif dan atraktif dengan dukungan berbagai bahasa pemrograman berbasis web yang dapat berinteraksi dengan baik dengan HTML. Tentunya kita sanagat mengenal PHP, ASP, VBNet, MySQL, Oracle dll yang semuanya menjadi pelopor perkembangan internet dunia kearah yang lebih baik. Dengan perkembangan internet dunia yang begitu pesat telah merubah pula kebudayaan. Orang-orang tak perlu lagi harus bersabar menunggu korannya datang kerumah karena sekarang ada e-paper. Bahkan untuk membeli peralatan rumah tanggapun sekarang dapat dilakukan sambil duduk. Kita memang harus bersyukur dengan perkembangan informasi yang begitu cepat.

Internet telah digunakan di bidang pendidikan, bisnis dan perdagangan, perkantoran, pemerintahan, pertahanan, kepolisian, kesehatan, industri, dan hampir tidak ada bidang kehidupan masyarakat saat ini yang tidak memanfaatkan fasilitas internet. Semakin maju suatu Negara, maka semakin banyak bidang dan warganya yang memanfaakan fasilitas internet. Gangguan yang terjadi dalam sistem internet akan melemahkan sendi-sendi kehidupan suatu negara karena internet telah digunakan oleh seluruh bidang kehidupan masyarakat, terlepas gangguan tersebut karena bencana alam atau gangguan oleh ulah manusia/perorangan atau ulah korporasi/negara.

Cyber Warfare
Cyber warfare, (juga dikenal sebagai cyberwar dan Cyberwarfare), adalah perang dengan menggunakan jaringan komputer dan Internet di dunia maya (cyber space) dalam bentuk pertahanan dan penyerangan informasi. Cyber warfare juga dikenal sebagai perang cyber mengacu pada penggunaan world wide web dan komputer untuk melakukan perang di dunia maya. Walaupun terkadang relatif minimal dan ringan, sejauh ini perang cyber berpotensi menyebabkan kehilangan secara serius dalam sistem data dan informasi, kegiatan militer dan gangguan layanan lainnya, cyber warfare berarti dapat menimbulkan seperti risiko bencana di seluruh dunia.
Cyber Warfare menurut para pengamat computer global telah dimulai pada tahun 1991, namun sifatnya masih terbatas. Pada akhir-akhir ini taktik penyerangan melalui cyber telah berkembang terus dengan skala yang semakin besar. Dibawah ini terlihat kronologis kejadian cyber warfare yang terjadi diberbagai negara sampai dengan Januari 2010.
Pada tahun 1991, seseorang di angkatan udara melaporkan adanya virus komputer yang bernama AF/91, virus tersebut diciptakan dan telah terinstal pada chip printer dan membuat jalan ke Irak melalui Amman, Yordania. Tugasnya adalah untuk membuat kerusakan senjata anti-pesawat Irak.
Pada tahun 1998, agar AS dan NATO sukses mengebom target Serbia di Kosovo, Amerika Serikat perlu mengelabui dan mengganggu sistem pertahanan udara Serbia dan Serbia Air Traffic Controller. AS sukses dengan baik mencapai tujuannya, sehingga ada kekhawatiran AS melanjutkan atau meningkat seranganya. Namun ternyata AS tidak ingin kembali ke Serbia lebih lanjut karena takut akan merusak sasaran sipil.
Amerika Serikat telah diserang (09/1999) dari jaringan komputer yang terletak di Cina dan Rusia.
Pada tahun 2007, pemerintah Amerika Serikat mengalami “suatu spionase Pearl Harbor” di mana “kekuatan asing yang tidak diketahui masuk ke semua badan teknologi tinggi, semua lembaga militer, dan me-download informasi/data sampai dengan terabyte.”
Pada 17 Mei 2007 Estonia mendapat serangan cyber, Parlemen, kementerian, bank, dan media Estonia menjadi sasaran.
Pada 14 Desember 2007, website KPU Pusat Kirgiz itu dirusak selama pemilihan. Pesan yang ditinggalkan di website terbaca “Situs ini telah di-hacked oleh Dream of Estonia organisasi”. Selama kampanye pemilu dan kerusuhan sebelum pemilu, ada kasus Denial of Service serangan terhadap ISP Kirgiz.
Situs Georgia dan Azerbaijan diserang oleh hacker selama Perang Ossetia Selatan 2008. Akhir pekan (20/7/2008) website pemerintah Georgia lumpuh oleh serangan distributed denial of service (DDoS). Situs resmi presiden Georgia, Mikheil Saakashvili, diserang pada hari Sabtu dan Minggu. Serangan itu diketahui pada Sabtu pagi dan kemudian berlanjut sampai hari Minggu. Para pengamat keamanan internet Georgia belum bisa memastikan sumber serangan tersebut, namun bukti awal merujuk kepada negara tetangga mereka yaitu Rusia. Salah satu pengamat, Jose Nazario, melaporkan salah satu pesan dalam paket data yang dikirim secara besar-besaran itu terbaca sebagai “win+love+in+Russia”, software pengontrol botnet yang digunakan dalam penyerangan itu dikaitkan dengan botnet milik Rusia.
Pada 28 Maret 2009, sebuah jaringan mata-mata cyber, dijuluki GhostNet, terutama dengan menggunakan server berbasis di Cina telah menyadap dokumen rahasia dari pemerintah dan organisasi swasta di 103 negara, termasuk komputer dari Tibet di pengasingan, tetapi Cina menyangkal klaim tersebut.
Pada Juli 2009, ada serangkaian serangan besar cyber yang terkoordinasi terhadap pemerintah, media massa, dan situs keuangan di Korea Selatan dan Amerika Serikat. Minggu yang buruk untuk Korea Selatan, karena adanya serangan cyber, yang dipercaya berasal dari 16 negara yang berbeda. Hal tersebut disampiakan oleh agen mata-mata Seoul, Jumat (10/7/2009) ini, seperti yang dilansir dari Ciol.com. Menurut National Intelligence Service (NIS), serangan diketahui dari hasil pelacakan 86 alamat protocol Internet dari 16 negara, termasuk United States, Jepang dan China. Sementara pihak Korea Utara, memberikan konfirmasi dari NIS bahwa Korea Utara tidak termasuk dalam 16 negara yang telah menyerang Korea Selatan. Sedangkan menurut agen mata-mata Korea Selatan, yang dilansir dari Ciol.com, terungkap bahwa komite parlement percaya bahwa komunis Utara atau simpatisannya mungkin yang berada di balik cyber attack website pemerintah Korea Selatan.
Situs-situs jaringan sosial terkemuka seperti Twitter, Facebook, dan Livejournal lumpuh selama beberapa jam, Kamis (6/8/2009), akibat serangan DDoS (distributeed denial of sevice). Serangan ini dilakukan “zombie-zombie internet” atau disebut botnet yang selama ini sudah menginfeksi ribuan bahkan mungkin jutaan komputer pribadi dan kantor di seluruh dunia. Pelaku serangan telah memerintah botnet-botnet yang dipeliharanya secara diam-diam untuk membanjiri akses ke situs-situs tersebut secara serentak. Akibatnya, tak kurang dari 300 juta pengguna Twitter, Facebook, dan Livejournal tidak dapat mengakses akibat trafik yang terlalu tinggi bahkan membuat server down.

Twitter mengalami kelumpuhan sekitar tiga jam akibat serangan yang terjadi sejak pukul 23.00 WIB. Selama tiga jam itu, sekitar 35 juta pengguna Twitter tak dapat mengirim pesan apapun. Facebook melaporkan gangguan yang sama dialami sekitar 250 juta pengguna. Sedangkan Livejournal melaporkan gangguan pada 21 juta penggunanya. “Ini benar-benar serangan yang sangat mematikan,” ujar Stephen Tanase, analis senior dari Kaspersky seperti dikutip dari USA Today. Tidak ada serangan sebesar itu yang terjadi lagi sejak Februari 2000. Saat itu, seorang bocah berusia 15 tahun yang menamakan dirinya Mafiaboy memerintahkan botnet-botnet untuk melumpuhkan Yahoo, eBay, Amazon, Etrade, ZDnet, dan CNN.
Pada bulan Desember 2009, sebuah serangan cyber, disebut Operasi Aurora, diluncurkan dari Cina terhadap Google dan lebih dari 20 perusahaan lain.
Mesin pencari tersohor di China, Baidu.com dibobol pada 12 Januari 2010 lalu. Baidu.com tidak bisa beroperasi selama beberapa jam dan para pengunjung di re-direct ke sebuah situs lain. Sebuah grup yang menamakan dirinya ‘Iranian Cyber Army’ mengklaim merekalah yang bertanggung jawab terhadap aksi itu.

Jika diperhatikan fakta data diatas menunjukkan trend bahwa cyber warfare meskipun telah dimulai pada tahun 1991, namun intensitasnya meningkat secara dramatis sejak 2007-2010 ini. Kondisi ini menunjukka era cyber warfare sudah dimulai, apakah kita menunggu sistem internet kita berhenti karena diserang.

Mandala Perang Baru “Cyber Warfare”

Kenyataan bahwa cyber warfare menjadi mandala perang baru sudah didepan kita semua. Penyerangan secara terbatas telah terjadi berkali-kali oleh beberapa negara, kondisi ini dapat juga diasumsikan sebagai uji coba, namun peperangan yang sesungguhnya dan jauh lebih besar telah dipersiapkan. Daftar trend ancaman serangan cyber disajikan dalam urutan kecanggihan, dan sesuai dengan urutan kronologis kejadian pada jaringan komputer yang digunakan antara tahun 1990-an sampai 2008.
Internet social engineering attacks.
Network sniffers.
Packet spoofing.
Hijacking sessions.
Automated probes and scans.
GUI intruder tools.
Automated widespread attacks.
Widespread denial-of-service attacks.
Executable code attacks (against browsers).
Techniques to analyse code with Vulnerabilities without source.
Widespread attacks on DNS infrastructure.
Widespread attacks using NNTP to distribute attack.
“Stealth” and other advanced scanning techniques.
Windows-based remote controllable Trojans (Back Orifice).
Email propagation of malicious code.
Wide-scale Trojan distribution.
Distributed attack tools.
Distributed denial of service (DDoS) attacks.
Targeting of specific users.
Anti-forensic techniques
Wide-scale use of worms.
Sophisticated command and control attacks.

Trend ancaman serangan cyber akan berkembang terus sesuai perkembangan teknologi informasi, oleh karenanya perlu melakukan riset terus-menerus untuk mampu mengatasi berbagai teknik, taktik dan, strategi penyerangan cyber yang akan terus berkembang.

Menghadapi “Cyber Warfare”

Sistem internet secara strategis bersifat sangat rentan terhadap gangguan/serangan, namun merupakan investasi yang menarik (high return) dan diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan, sangat sulit mempertahankan diri dari serangan/gangguan (perlu persiapan, kewaspadaan dan pertahanan berlapis), penyerangan dapat dilakukan dari negara ketiga/lain, dan dapat dilakukan oleh non-state aktor. Adapun taktik dan strategi yang digunakan dapat berupa spionase, propaganda, menghentikan operasional internet, memodifikasi data, dan memanipulasi infrastruktur, serta akan terus berkembang, semua ini akan sangat merugikan dan melemahkan sendi-sendi kehidupan negara.

Menghadapi era Cyber Warfare yang sudah didepan mata, maka tidak tepat jika pemerintah melepas begitu saja kepada kemampuan mekanisme pasar, namun pemerintah perlu memikirkan dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk melindungi pengguna internet dalam negeri. Infrastruktur berupa fasilitas komputer super, media broadband dan sumber daya manusia yang mumpuni perlu disiapkan oleh pemerintah, jika tidak ingin sistem internet dan ethernet nasional dikacaukan oleh pihak lain pada suatu saat. Cyber warfare tidak hanya terbatas pada kelompok orang berseragam (militer), cyber warfare bisa dalam bentuk kecil dalam suatu negara atau antarnegara. Di sinilah perlunya awareness nasional harus disebarluaskan dan ditumbuhkan.

US sebagai negara yang memiliki kemampuan finansial dan menguasai teknologi tinggi, telah mempersiapkan diri menghadapi cyber warfare dengan membangun (infrastruktur) dalam jumlah banyak komputer super berkemampuan sangat tinggi, media braodband (fiber optic, satelit) dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM berkualitas). Mungkin US dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengembangkan kemampuan. Hasil test terakhir lima besar komputer super berkemampuan sangat tinggi dengan Rmax dan Rpeak yang dinilai dengan ukuran Tera Flops/ 1012 Flops (FLoating point Operations Per Second), nomor 1 sampai 3 diduduki komputer US. Power data diukur dalam KW untuk seluruh sistem.
Daftar TOP-5 Komputer Super Dunia
November 2009Rank Site Computer/Year Vendor Cores Rmax Rpeak Power
1 Oak Ridge National Laboratory
United States Jaguar – Cray XT5-HE Opteron Six Core 2.6 GHz / 2009, Cray Inc. 224162 1759.00 2331.00 6950.60
2 DOE/NNSA/LANL, United States Roadrunner – BladeCenter QS22/LS21 Cluster, PowerXCell 8i 3.2 Ghz / Opteron DC 1.8 GHz, Voltaire Infiniband / 2009, IBM 122400 1042.00 1375.78 2345.50
3 National Institute for Computational ciences/ University of Tennessee, United States Kraken XT5 – Cray XT5-HE Opteron Six Core 2.6 GHz / 2009, Cray Inc. 98928 831.70 1028.85
4 Forschungszentrum Juelich (FZJ) Germany JUGENE – Blue Gene/P Solution / 2009, IBM 294912 825.50 1002.70 2268.00
5 National SuperComputer Center in Tianjin/NUDT, China Tianhe-1 – NUDT TH-1 Cluster, Xeon 5540/E5450, ATI Radeon HD 4870 2, Infiniband / 2009, NUDT 71680 563.10 1206.19


Jaguar – Cray XT5-HE Opteron Six Core 2.6 GHz, Cray Inc. super computer berkemampuan sangat tinggi milik US, merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk melakukan manouver spionase, propaganda, menghentikan operasional internet, memodifikasi data, dan memanipulasi infrastruktur, secara menyakinkan jauh meninggalkan kemampuan negara-negara lain, terlebih yang tidak memiliki komputer super.



Agar pertahanan menjadi handal dapat diambil kesimpulan bahwa diperlukan suatu kekuatan “prajurit cyber” yang terdiri dari orang-orang yang sangat terampil/ahli dalam seni Cyber Warfare. Pemerintah, militer, penegak hukum, inteljen, sektor swasta dan hacker (individu atau kelompok) perlu mengambil inisiatif untuk melatih orang-orang mereka di bidang perang cyber. Ketrampilan yang diperlukan oleh prajurit-prajurit cyber meliputi bermacam-macam keahlian, namun keterampilan kunci meliputi : keamanan informasi, hacking, spionase, dan komputer forensik. Kenyataan bahwa penting memperoleh sistem informasi dalam peperangan cyber, hal ini menunjukkan bahwa keamanan informasi menjadi kunci sukses dari sebuah konflik atau bahkan perang. Perang cyber telah menjadi perhatian dunia, kondisi ini telah mempengaruhi perkembangan tentara di banyak negara dan pengembangan teknologi senjata. Disamping tentara cyber, infrastruktur broadband dan komputer super dengan segala pendukungnya perlu disiapkan untuk menghadapi segala kemungkinan cyber warfare yang akan terjadi, tanpa infrastruktur yang memadahi maka kita tidak akan mampu berbuat apa-apa jika diserang dan, apakah kita hanya menunggu setelah kejadian baru mempersiapkan segala sesuatunya. Banyak negara telah menyadari bahwa era cyber warfare telah dimulai dan mereka berlomba mempersiapkan diri dengan membentuk Cyber SecurityOperations Centre (CSOC) dengan segala perangkat pendukungnya.



Daftar Pustaka :
Browser China ‘Tembak’ Perusahaan Amerika, http://www.namadomain.com/, Feb 2010.
Cyber Warfare: Strategy & Tactics, Kenneth Geers, http://www.internetevolution.com/, Feb 2010.
Cyberwarfare, http://en.wikipedia.org/, Feb 2010.
Hacker Menyerang Situs Pemerintahan Georgia, http://www.erakomputer.com/, Feb 2010.
List of cyber attack threat trends, http://en.wikipedia.org/wiki/, Feb 2010.
Network-2, http://expertvoices.nsdl.org/cornell-info204/files/2008/02/network2.jpg, Feb 2010.
Sejarah internet dunia, http://www.kuliah-informatika.com/, Feb 2010.
TOP-500 List – November 2009, http://www.top500.org/, Feb 2010.
Twitter dan Facebook Lumpuh Diserang Zombie, http://tekno.kompas.com/, Feb 2010.
Waspada terhadap Serangan Cyber, http://www.sda-indo.com/, Feb 2010
sumber: http://www.tandef.net/mandala-perang-baru-“cyber-warfare”-sudah-dimulai



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new