Suka Filsafat? Masuk Kemari

MAU DOLAR GRATIS? masuk sini

ETIKA HUKUM DAN PROFESI KEBIDANAN [1]




I.       PENDAHULUAN
Pengkajian dan pembahasan tentang etika tidak selalu -hubungannya dengan moral dan norma. Kadang etika diidentikan dengan moral, walaupun sebenamya terdapat perbedaan dalam aplikasinya. Moral lebih menunjuk pads perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan Etika dipakai sebagai kajian terhadap sistem nilai yang berlaku. Etika jugs sering dinamakan filsafat moral yaitu cabang filsafat sistematis yang membahas dan mengkaji nilai baik buruknya tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar serta menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma moral maka akan memperoleh pujian sebagai rewardnya, namun perbuatan yang melanggar norma moral, maka si pelaku akan memperoleh celaan sebagai punishmentnya.
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan tanpa diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat timbulnya nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang maka pihak yang satu bisa tidak segan­segan untuk melawannya dengan segala cara. Segala cara akan ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya sekadar dapat tercapai tujuan.
II.    PEMBAHASAN
  1. Pengertian Etika
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones, 1994). Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai:
YUNANI -> Ethos, kebiasaan atau tingkah laku
INGGRIS -> Ethis, tingkah laku/prilaku manusia yg baik –> tindakan yg harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Sedangkan dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
Etik adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka. (Shirley R Jones- Ethics in Midwifery)
  1. Teori Moral
Teori moral mencoba memformulasikan suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan masalah-masalah etik. Terdapat beberapa pendapat apa yang dimaksud dengan moral.
1)      Menurut kamus lenqkap Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena).
Ø      Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai akhlak.
Ø      Akhlak dan budi pekerti
Ø      Kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin, dll.
2)      Ensiklopedia Pendidikan (Prof. Dr. Soeganda Poerbacaraka).
Ø      Suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat-sifat, corak-corak, maksud-­maksud, pertimbangan-pertimbangan, atau perbuatan-perbuatan yang layak dapat dinyatakan baik/buruk, benar/salah.
Ø      Lawannya amoral
Ø      Suatu istilah untuk menyatakan bahwa baik/benar itu lebih daripada yang buruk/salah.
Bila dilihat dari sumber dan sifatnya, ada moral keagamaan dan moral sekuler. Moral keagamaan kiranya telah jelas bagi semua orang, sebab untuk hal ini orang tinggal mempelajari ajaran-ajaran agama yang dikehendaki di bidang moral.
Moral sekuler merupakan moral yang tidak berdasarkan pads ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.
Bagi kita umat beragama, tentu moral keagamaan yang harus dianut dan bukannya moral sekuler. Karma etik berkaitan dengan filsafat moral maka sebagai filsafat moral, etik mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar atau salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia. Dan moral diartikan mengenai apa yang dinialinya seharusnya oleh masyarakat dan etik dapat diartikan pula sebagai moral yang ditujukan kepada profesi. Oleh karma itu etik profesi sebaiknya jugs berbentuk normatif.
  1. Sistematika Etika
Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain:
1)      Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingakh laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hai,mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat.
2)      Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi-.
a)      Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
b)      Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan.
ü      Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama manusia dalam aktivitasnya,
ü      Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi,dan



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

Diamku / Aq Diam.....????

...demi mawar yang menebarkan pesonanya,
demi melati yang telah ku sirami setiap hari,
di manakah tempatku bersandar
tu' sandarkan asaku,
diam....
Diamku lebih indah dari sebuah kata c!n£a,
haruskah aku berkata dengan sesuatu yang tak bermakna,
diamku,
aku diam tu' berkata padamu,
dengan diam ku berharap darimu,
dalam diam ku torehkan semua rasa,
kamu tahu aq tak bisu,
namun hanya itu yang aku mampu.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

LAPORAN HASIL KEGIATAN KONVENSI MAHASISWA ISLAM ASIA TENGGARA & RAPAT KORDINASI NASIONAL FORUM MAHASISWA USHULUDDIN SE-INDONESIA JAKARTA, 24-27 MARET 2009





REGISTRASI PESERTA

Hari : Selasa

Tanggal : 24 Maret 2009

Tempat : Syahida Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pukul : 09.00-23.00 WIB

DESKRIPSI

Sesuai ketentuan panitia Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina bahwasannya setiap peserta diwajibkan untuk registrasi terlebih dahulu agar pemetaan dan pembagian akomodasi serta konsumsi bisa lebih efektif. Proses registrasi peserta dilaksanakan selama 1 (satu) hari full, dikarenakan ada beberapa peserta yang datang terlambat. Adapun jumlah peserta dalam negeri sebanyak 75 orang dari bebagai universitas, dan 15 orang dari luar negeri delegasi masing-masing negara ASEAN, serta tamu kehormatan dari negara Afrika Selatan (5 orang delegasi) & Timor Leste (7 orang delegasi). Sehingga jumlah total peserta sebanyak 102 orang.

Perincian Peserta Dalam Negeri

IAIN AR-RANIRY ACEH : 3 orang

IAIN SULTHAN AMAL GORONTALO : 4 orang

IAIN RADEN INTAN LAMPUNG : 5 orang

STAIN PALOPO : 2 orang

STAIN PONOROGO : 4 orang

STAIN BENGKULU : 3 orang

UIN SULTHAN SYARIF QASIM RIAU : 5 orang

IAIN MEDAN SUMUT : 3 orang

IAIN WALISONGO SEMARANG : 4 orang

STAIN TULUNG AGUNG : 3 orang

STAIN CIREBON : 5 orang

IAIN IMAM BONJOL PADANG : 8 orang

STAIN KUDUS : 3 orang

IAIN BANTEN : 3 orang

IAIN JAMBI : 2 orang

STAIN KEDIRI : 3 orang

PTIQ JAKARTA : 3 orang

IIQ JAKARTA : 3 orang

UIN JAKARTA : 3 orang

IAIN PALU : 3 orang

STAIN SALATIGA : 3 orang

Perincian Peserta Luar Negeri

THAILAND : 8 orang

FILIPHINA : 4 orang

MALAYSIA : 3 orang

AFRIKA SELATAN : 5 orang

TIMOR LESTE : 8 orang


OPENING CEREMONY / PEMBUKAAN

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Maret 2009

Tempat : Syahida Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pukul : 09.00-10.00 WIB

DESKRIPSI

Kegiatan resmi Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina diawali dengan opening ceremony / pembukaan. Adapun manual acara opening ceremony / pembukaan sebagai berikut:

Pembacaan Ayat Suci Alqur’an yang dilantunkan oleh saudari Waqo’atin perwakilan dari Institut Ilmu Al-Qu’an (IIQ) Jakarta

Sambutan Ketua Panitia yang disampaikan oleh saudara M. Abdul Idris Wahid perwakilan dari UIN Jakarta

Sambutan Ketua Umum Formadina yang disampaikan oleh saudara Fery Cokroaminoto perwakilan dari pengurus pusat Formadina

Sambutan pembina Formadina sekaligus pembukaan dan peresmian acara oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A

NOTULENSI

Opening Speaker : Prof. Dr. Nasarudddin Umar, M.A

Ada beberapa alasan Indonesia menjadi pusat peradaban Islam dunia. Pertama, wilayah strategis dengan jumlah penduduk Islam terbanyak di dunia. Kedua, negara maritim dengan sebagian besar masyarakatnya berada di pesisir. Negara-negara timur tengah berbeda dengan Indonesia, yang mempunyai negara kontinental dengan daerah teluk, sehingga memudahkan terjadinya konflik. Ketiga, Indonesia mempunyai landasan budaya dengan soft culture. Keempat, demokrasi yang dijalankan Indonesia. Amerika sebagai negara demokrasi hanya mempunyai dua partai dalam pemilu, indonesia dengan pemilihan secara langsung mengindikasikan demokrasi yang dijalankan merupakan keterwakilan sebagai negara dengan sistem demokrasi yang sangat baik.

Pesan untuk FORMADINA: pertama, jangan lupakan spiritual hubungan kita kepada Allah. Allah akan selalu membantu disetiap perjumpaan kita kepada-Nya. Kedua, hormati orang yang lebih senior dan juga kepada orang tua kita. Ketiga, tingkatkan kretifitas dan aktifitas yang lebih bagus.


SARASEHAN SEHARI; RETHINGKING OF SOUTH-EAST ASIA ISLAMIC TOWARD WORLD PEACE

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Maret 2009

Tempat : Syahida Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pukul : 10.00-12.30 WIB


DESKRIPSI

Sarasehan atau seminar dalam kegiatan ini merupakan satu formula awal bagaimana generasi muda yang ada di kampus atau universitas Islam mampu mengimplementasikan segenap jiwa raganya untuk memajukan bangsanya masing-masing dalam domain serta pemikiran yang progresif-visioner. Adapun hasil dari adanya sarasehan ini adalah sebagai berikut :

Mengkaji ulang bentuk-bentuk pergerakan yang dilakukan oleh setiap mahasiswa Islam di Asia Tenggara.

Sharing atas semua bentuk pergerakan global di setiap wilayah Asia Tenggara.

Pembentukan spirit kepada mahasiswa Islam di Asia tenggara untuk memajukan bangsanya melalui pendidikan yang ada di wilayahnya masing-masing.

Adapun pembicara yang mengisi kegiatan ini adalah

Prof. Dr. Andi Faisal Bhakti,MA (Pengamat Kebudayaan Islam Asia Tenggara)

Drs. Junus Satrio Atmodjo, M.Hum (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Departemen Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia)

dan yang bertindak sebagai moderator dalam kegiatan ini adalah:

Fery Cokroaminoto (Ketua Umum Formadina)


NOTULENSI

Speaker 1: Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA (Pengamat Kebudayaan Islam Asia Tenggara)

Ada beberapa di wilayah di ASEAN yang mempunyai satu komunitas Islam, seperti di Thailand ada wilayah Pattani yang merupakan pemegang dan penganut Islam terbesar di Thailand. Islam maknanya: stability, unity, and security. Dalam konteks ini, saya akan mendefinisikan secara faktual yang pertama, negara harus mempunyai, keseimbangan (stability) dalam peradaban dan kebudayaan hal ini berarti bahwasanya islam memiliki nilai-nilai keseimbangan dalam sebuah kehidupan riil untuk pemeluknya. Kedua, Islam sebagai agama rahmatan lil alamin memiliki pola pikir, cara pandang akan sebuah kesatuan (unity). Walaupun negara Indonesia bukan negara yang berasaskan Islam, namun memiliki komitmen membentuk satu kesatuan republik Indonesia yang sering kita dengar, yakni NKRI. Ketiga, pemaknaan yang terakhir ini cenderung dengan pandangan kemiliteran, yakni keamanan atau perlindungan. Tetapi saya lebih suka memaknainya dengan jaminan. Karena kata yang terakhir inilah yang membuat kehidupan saya dan keluarga merasa nyaman, kenapa? Karena mendapat jaminan hidup tenang oleh negara, buktinya antara saya dan keluarga secara kultur sudah berbeda. Saya Indonesia, sementara istri saya dari luar negeri. Dari sinilah kemudian bisa saya aplikasikan dan artikan bahwasanya sebagai negara yang mayoritas Islam kita perlu saling menghormati antara budaya orang dengan budaya kita. Sehingga titik temu dari pemaknaan Islam tadi adalah sebuah perdamaian dunia.

Speaker 2: Drs. Junus Satrio Atmodjo, M.Hum (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Departemen Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia)

Indonesia memegang peranan dunia selama 350 tahun. Indonesia mempunyai pengalaman dunia, salah satunya adalah negara non-blok. Non-blok ini murni digagas oleh Indonesia bersama dengan Yugoslavia. Indonesia adalah negara yang paling toleran. Banyak orang yang tidak mengetahui secara detail negara Indonesia, ada hal-hal yang tidak seimbang terkait penyampaian Islam Indonesia terhadap dunia. Hargailah perbedaan, karena perbedaan itulah yang menjadi asas pengetahuan. Bagaimana Islam menanggapi globalisasi. Pertama, adalah kesabaran, untuk memberikan kesempatan mengetahui perubahan. Kedua, Teliti, apa dan bagaimana terjadi perubahan. Ketiga, Cerdas, Islam menghargai pengetahuan. Keempat, Ajaktif, Indonesia mempunyai peranan penting dalam keberadaaan Laos, Vietnam, dan Timor Leste untuk menjadi bagian dari wilayah ASEAN. Sebagai seorang muslim yang hidup dalam birokrasi yang sarat dengan nilai-nilai toleransi, dalam hal ini adalah departemen kebudayaan, saya selalu menekankan bahwasanya Life stile adalah kebudayaan. Dalam suatu ketika saya berkunjung ke sebuah negara (Kenya) dimana bentuk Islam memang sedikit dan bisa dikatakan sebagai minoritas muslim, saya tetap mendapatkan seperti yang dikatakan pak Andi Faisal Bakti yakni jaminan hidup. Mulai dari bangun tidur, hingga aktivitas saya sebagai seorang muslim selama disana selalu merasakan indahnya toleransi dan menghargai akan budaya masing-masing. Dari sini dapat kita pahami, bahwasannya perbedaan budaya, kulit, ras, dan semua yang terkait dengan pola hidup orang banyak adalah sebagai bentuk perwujudan kekuasaan Allah sebagai pencipta alam semesta sehingga pada dasarnya, kita dikaruniai rahmat yang luar biasa kalau seandainya kita bisa memaknainya.


Sesi Tanya-Jawab

Arfan Nusi dari IAIN Gorontalo:

Saya pesimis Indonesia menjadi negara power, bagaimana pola komunikasi budaya yang tepat untuk memastikan paling tidak Indonesia mampu menjadi negara power?

Ayu Sumartini dari IAIN Lampung:

Sebagai seorang muslim saya akan bertanya kepada dua narasumber didepan tentang ada negara Islam yang tidak ada ketenangan, misalnya banyak sekali konflik seperti di Palestina?

Nurhayati dari UIN Jakarta:

Amerika menginginkan Indonesia menjadi mediasi dari dunia Islam. Mengapa demikian? Dan mohon penjelasan akulturasi antara budaya dan agama, bagaimana menyikapinya?

Saidee Chekoh dari Thailand:

Saya berharap komunikasi antara Indonesia dan Thailand menjadi penjembatan konflik militer dan sipil yang ada di negara saya Thailand. Yang saya tanyakan, kebudayaan dan komunikasi seperti apa yang mampu menjadikan Islam tetap menjadi agama rahmatan lil alamin terkait dengan kemajuan Islam sendiri dan perdamaian dunia khususnya negara saya Thailand.


Joao Hasan dari Timor Leste:

Saya masih teringat ketika detik-detik pemisahan antara Indonesia dan Timor Leste yang dulunya masih dalam kesatuan NKRI. Yang saya tanyakan adalah, apakah konsep pemisahan ini atas Islam, budaya atau politik yang terkait dengan kekuasaan?

Andi Faisal Bakti: Indikator Islam asia tenggara menjadi sentral, adalah pertama, bahasa Melayu yang digunakan dan termasuk urutan keempat dari bahasa dunia. Bahasa adalah identitas sebagaimana dalam Q.S Al-Hujurat 13. Kedua, elemen-elemen agama. Ketiga, budaya yang heterogen. Tantangan Indonesia ke depan adalah persatuan. Kerajaan menjadi salah satu alasan. Masyarakat Amerika sangat santun dan manusia yang masuk ke Amerika akan dimanusiakan. Namun Foreign Policy Amerika yang bermasalah. Belajarlah dari sejarah. Sebetulnya dunia Melayu dikapling dengan dunia penjajahan. Konflik di Indonesia sangat rentan. Konfik Di aceh adalah karena menginginkan adanya penghargaan terhadap budaya, bukan karena faktor agama. Selain itu juga, pola komunikasi yang tepat untuk menyamakan visi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin adalah toleransi antara umat beragama. Sebenarnya toleransi bukanlah an sich agama. Namun budaya dan pola hidup adalah penting untuk kita berbuat toleransi dengan siapapun. Ketika saya melanjutkan studi di Amerika, saya merasa sendiri, dalam konteks agama misalnya, kebetulan satu kamar saya adalah Protestan, sebagian lagi penganut agama Konghucu. Namun kami disana selama studi tidak pernah merasakan konflik, yang ada hanyalah perdamaian, saling tolong menolong dan toleransi antar sesama. Hal-hal demikian inilah yang terpenting untuk kita semua dan harus kita jalani, karena hanya dengan menghargai sesama antar umat beragama, konflik yang ada di Thailand, Palestina, Amerika dan negara-negara di Timur Tengah dapat diminimalisir dan kalau bisa hilang begitu saja dengan datangnya konsep komunikasi yang baik.


Junus SA : Mungkin Pak Andi lebih fasih kalau menjelaskan tentang seluk beluk dan kondisii Islam di ASEAN. Tetapi saya, mencoba memberikan diskripsi melalui perspektif kebudayaan. Di Ambon ada tradisi Pelar dan gandom, tradisi keakraban yang melepaskan semua hal yang melingkupinya, seperti agama dan etnis. Konfilk di Ambon adalah permasalahan mengenai penguatan Sumber Daya Alam (SDA). Konflik antara Israel dan Palestina bukan permasalahan agama antara Yahudi dan Kristen, karena di Palestina ada pemeluk agama selain agama Kristen dan Protestan yang masuk dalam kabinet. Yang menjadi masalah adalah tanah. Merawat kebudayaan tidak bisa oleh pemerintah. Keberlangsungan budaya terletak pada masyarakat dan kita sendiri yang memelihara kebudayaan kita masing-masing. Perbedaan-perbedaan yang ada adalah budaya, dan semua perbedaan itu adalah kebudayaan. Untuk menjadikan Indonesia pada khususnya dan Islam pada umumnya dalam menghadapi tantangan global adalah sosialisasi bagaimana peradaban negara ASEAN adalah bentuk kebudayaan yang toleran. Hal ini bisa kita sinkronkan dengan beberapa program pemerintah terkait dengan perdamaian dunia. Misalnya, di departemen saya memiliki ikon Visit Indonesia 2009. Program ini merupakan bentuk cinta kita kepada sesama agama dan memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap peradaban dunia. Selain itu dengan adanya program ini, manfaat secara lokal adalah Indonesia mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan demi utuhnya NKRI yang sudah saya paparkan tadi. Sebagai akademisi dan birokrat, saya berharap anda semua mampu memahami dan memiliki sikap toleransi antar budaya dan agama sehingga acara ini dapat merumuskan formula perdamaian yang ada di Asia Tenggara dan umumnya untuk perdamaian dunia.


PERKENALAN (TA’ARUF) DAN KONVENSI MAHASISWA ISLAM ASIA TENGGARA

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Maret 2009

Tempat : Syahida Inn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pukul : 13.30-17.00 WIB


DESKRIPSI

Dalam sesi ini, peserta melaksanakan kegiatan perkenalan dan brainstorming dengan tujuan menjalin erat tali silaturahim antara peserta dalam negeri dan luar negeri serta mencoba menggali dan mengkaji segala bentuk formula baru terkait dengan deradikalisasi Islam dan segala bentuk ekstrimisme yang ada di kampus / universitas masing-masing negara.

Kegiatan perkenalan dan brainstorming ini dipimpin oleh panitia inti Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina yakni:

Saudara Jaja Zarkasyi

Saudara Aminudin Syarif

Saudara Irfan Hasanudin

CONVENTION

CONVENTION OF SOUTH-EAST ASIA ISLAMIC STUDENT

And INDONESIAN THEOLOGICAL STUDENT FORUM (FORMADINA)

“RETHINGKING OF SOUTH-EAST ASIA ISLAMIC TOWARD WORLD PEACE”

Perkenalan / Ta’aruf

Panitia: Feri Cokroaminoto (S2 Universitas Indonesia Jakarta). Ahmad Syamsudin, Jaja Zarkasyi (S2 PTIQ Jakarta). Irfan Hasanudin (S2 UIN Jakarta). Derfi Rosyadi, Aminudin Syarif, M. Abdul Idris Wahid, Andi Mulawarman Wibowo, Nawwalin Ni’mah, Bukhori, Muamar , Dedy Chandra, Yudha Bakti, Fajar, Sutan Utama, Jody Pamungkas, Adi Jhonatan, Fauzi Ibrahim (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Mubarok (PTIQ Jakarta) Uswatun Hasanah, Zulfa Fitria, Siti Rahayu (IIQ Jakarta).

Peserta:

THAILAND:

→Hakeem Doha, Saidee Chekoh, Nureehah Wani, Soleehah Malasu, Suvaibah Sama, Khoirul Nur Syamsiyah Soleh, Mohammad Sobri Hayi Awae, Hassan Kaha.

FILIPHINA:

→Malek Laesan, Soohaimee Jehseng, Aesoh Lanja, Mahade Siya.

MALAYSIA:

→Salmi Yusoh, Mohammad Suhaib, Hazrin bin Hazrahan.

AFRIKA SELATAN:

→Washfie Saal, Shiraaj Buziek, Mogammat ali Rhoda, Enur Hayati, Subgeyah Hendricks.

TIMOR LESTE:

→Joao Hasan, Edy Mahmud, Muhammad Sidin, Tuty Alawiyah, Alwiah Binti Aly, Syarif Hidayatullah, Idris Benzoa, Mohammad Syahrir.

NANGROE ACEH DARUSSALAM: IAIN AR-RANIRY

→ Miswar, Rahman Akhyar Al-Achie, Taryono Hamid Az-Zhawi

TULUNGANGUNG-JAWA TIMUR: STAIN TULUNGAGUNG

→ Ahmad Ngimron Najjamudin, Imam Nabawi, Andi Taufiq Hakim.

CIREBON-JAWA BARAT: STAIN CIREBON

→ Yusi Subhiyah, Moh. Uci Sanusi, M. Hasan Ma’arif, Ahmad Taufiq, Ibnu Farhan.

DKI JAKARTA: INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

→ Ulya Izzati, Isnawati Intan, Marta Kumalasari.

BENGKULU: IAIN BENGKULU

→ Badarudin Nurhab, Anton

GORONTALO: IAIN SULTAN AMAL

→ Herman A. Hasan, Risna Saripi, Arfan Nusi, Selfiati Paudi

PEKANBARU-RIAU: UIN SULTHAN SYARIF QOSIM

→ Eddy Willy, Abdul Malik Al-Munir, Eni Satriah, Eni Satriah, Masriadi.

PALOPO-SULAWESI SELATAN: STAIN PALOPO

→ Dody Ilham, Sabri JH

SERANG-BANTEN: IAIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN

→ Wahyudi, Ahmad Syaikhu, Asep Saefurrohman.

KUDUS-JAWA TENGAH: STAIN KUDUS

→ Magfiroh, Irfan M. Hussein, Muhammad Kharis, Amanah Desinta, Ahmad Hanif.

LAMPUNG: IAIN RADEN INTAN

→ Ayu Sumartini, Malasari AM, Topandi, Mashuri, Pramudya Anathur.

PONOROGO- JAWA TIMUR: STAIN PONOROGO

→ M. Mufid Syahlani, Dawam Multazamy R, Akrimi Matswah, Erma Millati Faizah.

KEDIRI-JAWA TIMUR: STAIN KEDIRI

→M. Darwis Al-Qoisini, Abdul Mannan, Moh. Chablul Haq.

SEMARANG JAWA TENGAH: IAIN WALISONGO

→ Mohammad Nur Arifin, Kerwanto, Muhammad Ahnafudin, Umi Fatihatur Rohmah.

MEDAN-SUMATERA UTARA: IAIN SUMUT

→ Suwardiyamsyah, Imfi Safitri, Ulvia Nazmi


PADANG-SUMATERA BARAT: IAIN IMAM BONJOL

→ Ari Prima, Meki Novendra, Dede Juhanis, Muhammad Ali Al-Ghany, Romica Pahlawan, Afrizen, Budi Hartono, Afdhal Dinilhaq.


NOTULENSI

Bahan diskusi : – Deradikalisasi Islam di kampus dan Sosialisasinya.

- Pemahaman tentang bentuk radikalisasi dan ekstrimisme

- Pemetaan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin di negara masing-masing peserta konvensi

Prolog

Sharing and Brainstorming

Rekomendasi


Prolog

Adanya banyak aliran sempalan, radikalisme sering menjadikan alasan terjadinya anarkisme. Peristiwa 1 juni 2008 menjadikan moment yang sangat buruk sekali terkait dengan radikalisme. Bagaimana kita membentuk pola komunikasi yang baik antar sesama agar tidak adanya radikalisasi di negara kita masing-masing.

Sharing

Pemikiran-pemikiran kita memberikan kontribusi pada konsep dan tataran ini. Tentunya tidak akan adanya konsep ekstrimisme dan radikal terhadap perkembangan dunia Islam.

NANGROE ACEH DARUSSALAM (perwakilan IAIN Ar-Raniry):

IAIN ingin menjadi UIN. Prospek mahasiswa terutama ushuluddin. Dengan berubahnya IAIN menjadi UIN sangat kelihatan sekali, misalnya bentuk perubahan yang hanya bukan sekedar gedungnya yang megah akan tetapi lebih kepada pemikiran yang luar biasa. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa pemikir dari UIN Jakarta, UIN Yoyakarta dan UIN-UIN lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Konsep deradikalisasi juga harus dengan sesegara mungkin kita sosialisasikan. Masalah tehnis sosialisasi kita atur pada wilayah masing-masing, yang terpenting FORMADINA memiliki standar pengaturan atas sosialisasi konsep tersebut.

SUMATERA BARAT:

Memetakan liberalisasi di ushuluddin, dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap almamater. Hal ini penting karena adanya sebuah mis komunikasi dan mis kepercayaan terhadap pelaksana dan pemerhati pendidikan. Sehingga kalau saja semua unit ini memiliki satu visi yang sama, maka tidak menutup kemungkinan kita semua akan merasakan perdamaian tentunya di bidang pendidikan tinggi (kampus masing-masing).

RIAU:

Banyak orang-orang yang berbicara tentang Islam dan ritualism adalah bukan orang yang kompeten dalam bidangnya. Yang perlu dikembangkan adalah Islamic traditional scientis. Karena ketika kita sudah berbicara pada tataran mistis, maka yang terjadi kebanyakan adalah kemusyrikan. Hal ini juga yang akan menggangu bentuk komunikasi bangsa Indonesia khususnya Islam dalam mensosialisasikan perdamaian dunia. Harapan kami adalah kita semua paling tidak memiliki visi yang sama yakni berfikir bagaimana Islam tetap menjadi pusat peradaban dan penguasaan dunia. Dan yang terakhir adalah tujuan adanya forum ini adalah mulia, karena ingin memajukan Islam seperti dulu, karena saat ini Islam menurut kami masih dalam keadaan terpuruk. Terkait dengan deradikalisasi Islam belum teridentifikasi adanya radikalisme di kampus kami, karena ini berkaitan dengan kurikulum dan pemahaman dosen dan mahasiswa.

AFRIKA SELATAN:

Di negara kami tidak mempunyai referensi yang banyak untuk memahami Islam secara utuh, dengan berbagai persoalan itulah saya datang untuk belajar kepada kawan-kawan dan saudara kami yang ada di Indonesia ini. Dalam referensi yang digunakan hanya menggunakan satu buku, kemudian berbicara tentang Islam. Terkait dengan konsep deradikalisasi dan konstalasi politik yang ada pada setiap negara, kami meyakini bahwasannya Afsel sebagai negara yang Islamnya masih minim mampu memberikan contoh kepada agama dan peradaban lainya baik secara lisan maupun tulisan.

PALU-SULTENG:

Ada beberapa hal yang perlu diperkuat dalam merumuskan sebuah ide deradikalisasi dan menjauhkan konsep ekstrimisme serta radikal di kalangan kampus Islam dan Negara pada umumnya. Misalnya apakah perlu kita bentuk kurikulum tentang radikalisasi dll yang berkaitan dengan isu-isu perdamaian. Tetapi, pada hakikatnya kami sepakat kita semua yang duduk disini harus mensosialisasikan bahwa perdamaian dunia untuk mewujudkan nuansa Islam yang damai, sejahtera segera teraplikasikan.

SEMARANG-JAWA TENGAH:

Segala bentuk komunikasi yang dilakukan oleh umat muslim, kami yakin adalah yang terbaik. Begitu juga dengan adanya forum ini. Dengan adanya satu wadah seperti ini, kita berharap menemukan hal-hal baru dalam ranah pemikiran Islam yang aktual. Sehingga konsep-konsep mulai dari liberalisasi, deradikalisasi dll dapat betul-betul terwujud setelah kita keluar dari forum ini.

TIMOR LESTE:

Islam di Timur Leste adalah agama minoritas, sehingga sulit sekali kami mencoba membuat satu gebrakan terkait dengan perdamaian dunia. Tetapi dengan adanya perkumpulan ini, kita semua berharap dan khususnya kami dari negara Timor Leste dapat memastikan bahwasannya Islam tetap menjadi yang terdepan dalam segala hal.

MEDAN-SUMATERA UTARA:

Dalam kajian-kajian Islam kita sudah sering menemukan pemetaan konsep semacam ini. Namun sulit sekali menerapkan dan mengetahui dampak serta manfaatnya oleh karena kita semua tidak memiliki satu referensi yang memang bisa di unggulkan. Tetapi, kami dari IAIN Medan sepakat akan adanya sosialisasi konsep deradikalisasi Islam di kampus-kampus serta pencegahan sikap radikal dan ekstrimisme, guna mengedepankan sikap toleran dan menghargai antar sesama muslim.

KUDUS-JAWA TENGAH:

Mengkritisi pemikiran-pemikiran ulama salaf dan khalaf sangat di perlukan oleh karena kita semua secara alami dan bahkan tidak sadar sudah menggunakan ilmu-ilmu ulama salaf dan khalaf. Dengan demikian alangkah baiknya kita semua dalam sosialisasi nantinya, terkait dengan konsep deradikalisasi dan ekstrimisme bisa teraplikasikan sesuai akhlaq dan tingkah laku ulama’. Kami sebagai mahasiswa yang masih punya idealis sepakat akan mensosialisasikan beberapa rekomendasi nantinya dari hasil pertemuan ini.

MALAYSIA :

Segala sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan, ketidaknyamanan dan bahkan kurangnya jaminan hidup khalayak umum perlu di sterilkan. Artinya adalah, kita semua berhak menentukan nasib dan kehidupan bangsanya masing-masing. Pemerintah tanpa rakyatnya yang mengerti akan sebuah kondisi riil, tidak akan pernah terjadi apa yang kemudian disebut sebagai perdamaian dunia. Untuk itulah, kami dari Malaysia sangat mendukung adanya forum dan bentuk pertemuan seperti ini. Pada dasarnya, kita semua yang hadir disini akan mensosialisasikan segala bentuk rekomendasi, acuan atau bentuk apapun yang sifatnya pemikiran konstruktif untuk memajukan peradaban Islam secara global.

FILIPHINA :

Negara kami adalah Negara yang sangat multikultural kalau berbicara agama. Walaupun Islam tidak dominan di Filiphina, namun keberadaan Islam disana sangat diperhitungkan baik secara politik, budaya maupun pola komunikasi antar sesama. Hal ini terbukti, salah satu cabinet pemerintahan sekarang, salah satu pejabatnya (menteri) adalah orang Islam. Toleransi sangat dibuka selebar-lebarnya di negara kami. Satu keistimewaan yang luar biasa bias hadir dalam forum yang sangat mulia ini, karena kami yakin forum ini akan melahirkan pola pikir yang terbuka dan saling menghargai antar umat beragama.

THAILAND:

Dalam beberapa dekade ini, Thailand yang merasa tidak pernah mendapat jajahan dari negara manapun, ternyata sangat menentukan pola komunikasi bangsa yang luar biasa. Tetapi pda faktanya, negara kami justru merasakan adanya sebuah terror dari dalam, artinya ada beberapa oknum yang sengaja ingin membuat kekacauan di Negara kami, Thailand. Ketika berbicara ekstrimisme dan radikalisasi, maka saya teringat akan sebuah peristiwa turunya kekuasaan PM Thaksin Shinawatra yang pada saat itu, muncul kekerasan dan kekacauan di seantero negeri Thailand. Hal semacam harusnya tidak akan pernah terjadi manakala setiap orang di Thailand menyadari pentingnya saling menghormati dan toleransi baik secara agama, budaya dan pelaksanaan norma-norma kehidupan secara normal.



Rekomendasi:

Dialog internal umat beragama

Memberikan pengarahan tentang radikalisme dan liberalisme yang benar.

Sosialisasi konsep Deradikalisasi di setiap kampus masing-masing wilayah.


WISATA BUDAYA KE MONAS DAN TMII


Hari : Kamis

Tanggal : 26 Maret 2009

Tempat : Monumen Nasional (MONAS) & Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Pukul : 08.00-17.30 WIB


DESKRIPSI

Dalam melaksanakan kegiatan ini, panitia Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina dibantu secara teknis (dalam hal pemanduan peserta) oleh agen travelling dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Tujuan wisata budaya ini adalah:

Memperkuat tradisi silaturahim antar umat beragama, khususnya dalam sisi budaya.

Tranformasi pemikiran terhadap perkembangan Indonesia secara global.

Hiburan yang bersifat edukatif dan menunjukkan peradaban Indonesia yang memiliki kultur majemuk.

Adapun aktifitas yang dilaksanakan dalam kegiatan wisata budaya ini adalah sebagai berikut:

Ke MONAS (mengelilingi area museum dan menyaksikan dokumentasi sejarah republik Indonesia)

Ke TMII (Nonton film Kebudayaan di Theater Imax Keong Mas dengan judul film: Indonesia Manikam Nusantara, makan siang di Desa Wisata TMII, menikmati indahnya TMII dengan Sky Lift / kereta gantung, mengunjungi salah satu anjungan di sumatera dan terakhir mengunjungi Museum Bayt Al-Qur’an)



RAMAH TAMAH DAN HEARING / SHARING IDEA DENGAN PEMDA DKI JAKARTA, DEPDIKNAS RI, DAN DEPSOS RI

Hari : Kamis

Tanggal : 26 Maret 2009

Tempat : Aula Pertemuan Wisma Graha Wisata Ragunan Jakarta

Pukul : 19.00-21.30 WIB


DESKRIPSI

Dalam sesi kegiatan ini peserta melaksanakan hearing / sharing Idea sekaligus mendapat arahan dari para tokoh, terkait dengan kemajuan negara-negara ASEAN dan beberapa perkembangan kebudayaan di Indonesia pada khususnya dan ASEAN pada umumnya. Adapun tokoh-tokoh yang mengisi kegiatan tersebut adalah:

Prof. Dr. Goenawan Sumodiningrat, P.hd (Staff Ahli Menteri Sosial Republik Indonesia)

Dr. Mukhlas Yamani, MA (Direktur Ketenagaan Depdiknas Republik Indonesia)

Drs. Sukamta, MA (Kepala Biro Pendidikan dan Pembinaan Mental Provinsi DKI Jakarta)


Speaker: Drs. Sukamta, MA

(Kepala Biro Pendidikan dan Pembinaan Mental Provinsi DKI Jakarta)

Ada 4 hal yang tidak bisa menjadi otonomi daerah, pertama adalah tempat-tempat yang menjadi kepemilikan untuk keseluruhan daerah. Kedua pertahanan, ketiga yustisi, dan keempat viskal yang berhubungan dengan kebijakan luar negeri. Keberagamaan di wilayah DKI memiliki konsep keberagaman. Ada beberapa hal yang menjadi kebijakan dalam pengelolaan ritual keagamaan: Pengelolaan haji, pengelolaan zakat. Menangani dan mengawasi infrastruktur. LPTQ, LDII,


Speaker: Dr. Mukhlas Yamani, MA

(Direktur Ketenagaan Depdiknas Republik Indonesia)

Kalau kita sedang dinegara-negara Barat, masyarakat Barat memberikan antusiasme dan berharap banyak kepada Muslim Asia Tenggara. Percaturan dunia dipengaruhi oleh perkembangan tehnologi, ilmu komunikasi. Perkembangan pemikiran dipengaruhi perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM).


Speaker: Prof. Dr. Goenawan Sumodiningrat, P.hd

(Staff Ahli Menteri Sosial Republik Indonesia)

Re-infinting, dikelola kembali.

Realitas, membangun realiatas masyarakat dengan pendampingan, pengawasan, dan kasih sayang.

Rahmatan li ‘alamin: sejahtera dunia dan akhirat.

Menjaga untuk tidak menyakiti orang lain, dengan musyawarah dan mufakat.


KESAN DAN PESAN

THAILAND:

Senang dengan perkumpulan ini walaupun tidak mengetahui secara menyeluruh secara detail tentang tema yang diangkat.

TIMUR LESTE:

Ushuluuddin menjadi tempat perkembangan tentang Islam rahmatan lil ‘alamin, bukan hanya di lingkungan regional namum lebih pada Islam universal dalam dunia Islam

Founding Father FORMADINA:

Forum ini bukan hanya untuk kawan-kawan yang telah hadir di sini, kawan-kawan bisa sharing dan diskusi mengenai perkembangan-perkembangan Islam di dunia. Kehadiran kawan-kawan “tua” bukan untuk mengintervensi forum namun memberikan pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan.

Acara-acara yang kita ikuti dari awal, setidaknya bisa dijadikan moment interaksi dan pengalaman antar generasi.


RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS) FORMADINA

Hari : Kamis

Tanggal : 26 Maret 2009

Tempat : Aula Pertemuan Wisma Graha Wisata Ragunan Jakarta

Pukul : 22.00-24.00 WIB


DESKRIPSI

Dalam Pelaksanaan Rakornas Formadina ini, peserta menghasilkan beberapa pointer antara lain:

Mensosialisasikan kebijakan luar negeri Indonesia kepada seluruh civitas akademik di seluruh UIN/IAIN/STAIN yang ada di berbagai pulau nusantara.

Mensosialisasikan kepada seluruh civitas akademik di seluruh UIN/IAIN/STAIN yang ada di berbagai pulau nusantara, bahwasannya tidak ada pola komunikasi yang ekstrim dalam memutuskan berbagai hal / problem keagamaan di Indonesia dan negara ASEAN. Hal ini terkait dalam rangka mensosialisasikan konsep deradikalisasi Islam.

Merumuskan tehnis Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Formadina dan menyetujui tempat rakernas, berada di daerah Palopo-Sulawesi (IAIN Palopo siap menjadi tuan rumah Rakernas Formadina)

Merumuskan tehnis dan menyetujui tempat Konggres Formadina, berada di daerah Nangroe Aceh Darussalam (IAIN Ar-Raniry siap menjadi tuan rumah Konggres Formadina)


NOTULENSI

Forum Mahasiswa Ushuluddin Se-Indonesia disingkat FORMADINA, merupakan semangat baru di tengah-tengah kebuntuan, tentang keinginan besar atas semakin mandeknya “perhatian” terhadap isu-isu ke-Ushuluddin-an. Sejak dideklarasikan pada tahun 2005 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Formadina sudah melangsungkan Kongres I pada tahun 2006 di Lampung, dan dilanjutkan dengan Kongres II pada November 2007 di Palu, Sulawesi Tengah. Harus diakui bahwa, organisasi ini masih membutuhkan perhatian lebih dari segenap punggawanya, utamanya kita semua yang diberikan amanah, untuk mengemban jabatan di masing-masing level kepengurusan. Pimpinan Pusat Formadina Periode 2007-2009, yang saat ini kami emban, memang mengakui bahwa disana-sini masih lemah dalam mengemban amanah tersebut. Tapi kekurangan yang ada, tentunya tidak membuat patah semangat untuk terus berpikir dan bertindak, dalam rangka memperkuat pondasi awal, di umur Formadina yang masih begitu muda. Tidak tersentralnya domisili Pengurus Pimpinan Pusat di ibukota negara Republik Indonesia, berimplikasi logis pada tidak kuatnya koordinasi antar sesama pengurus, walaupun di tengah zaman berteknologi tinggi seperti sekarang ini, hal itu masih bisa ditoleransi. Namun, biar bagaimanapun koordinasi face to face yang dimaksud, akan semakin memperkuat jalinan keberpengurusan kita. Bergantinya periodik kepengurusan di masing-masing daerah, yang tidak dibarengi dengan continuitas dari pengurus sebelumnya, juga masih menjadi kendala tersendiri. Masih lemahnya koordinasi antar Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah, adalah kendala teknis, yang juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Hasil rekomendasi Kongres II Formadina di Palu, antara lain adalah Pimpinan Pusat melaksanakan Rapat Kerja Nasional, 6 bulan setelah pelaksanaan Kongres. Kondisi tekstual tersebut, ternyata tidak seiring dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Program yang dimaksudkan dalam bentuk aktivitas pertemuan tidak melulu dimaknai secara tekstual, karena kondisi yang ada membutuhkan pertimbangan matang. Dari berbagai persoalan dan kendala di atas, tentunya masih banyak yang belum teruraikan. Hal-hal tersebut tentunya tidak saja membutuhkan semangat, tetapi membutuhkan “orang-orang yang optimis” dalam berpikir dan bertindak, tidak saja “berteriak” dari menara gading untuk menyampaikan kebenaran. Saya yakin kita semua tidak ingin membawa biduk organisasi ini ke jurang kehancuran, karena harga diri sebagai manusia adalah taruhanya, jika tidak “fakabbir arbaatan lii wafatihi”. mengambil apa yang dikatakan Arsitoteles, “Saya Berpikir Maka Saya Ada”. Kedepan, kami berpikir bahwa penataan kelembagaan Formadina harus terus berjalan dengan seksama, seiring dengan kemajuan dan tuntutan zaman. Daripada berdebat dan saling salah menyalahkan, alangkah baiknya energi yang kita miliki, digiring pada usaha untuk memajukan organisasi kita tercinta ini. Pimpinan Pusat, sebagai leading sektor mengakui masih banyaknya kelemahan disana-sini, yang perlu dibenahi. Hal ini, membutuhkan juga dukungan dan sinergi kerjasama antara berbagai elemen, yang ada di dalam wadah Formadina.

A. POTRET BANGSA

Pemilihan Umum secara langsung, sudah digelar. Hanya dengan hitungan hari, rakyat Indonesia dihadapkan pada pertaruhan arah bangsa, entah semakin baik ataukah semakin terpuruk. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta seluruh jajaran kabinetnya, haruslah diberikan apresiasi, atas kinerja yang cukup baik yang dilakukan dalam 5 tahun belakangan ini. Ada kemajuan yang cukup signifikan, dalam bidang pemberantasan korupsi, jika kita mencoba arif melihat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Pemerintahan dibawah SBY, terkesan memiliki komitmen yang kuat, untuk membawa negeri ini memiliki “Clean Goverment and Clean Birocration”. Olehnya, kita melihat, banyak kasus-kasus korupsi yang terungkap, dengan begitu “sensasional”. Semakin berperanya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibawah kepemimpinan Antasari Azhar, semakin memunculkan optimisme, bahwa jika terus dilanjutkan, maka tidak menutup kemungkinan, target tersebut bisa tercapai. Ditetapkanya alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen, dari anggaran nasional juga tentunya merupakan prestasi yang cukup baik, setidaknya jika melihat dari Political Will, yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan naiknya anggaran pendidikan, maka secara otomatis diharapkan, naik pula target pemenuhan infrastruktur pendidikan, mulai dari kesejahteraan tenaga pendidik, khusunya guru dan dosen, semakin baiknya sarana penunjang pendidikan, utamanya di daerah-daerah yang masih kurang dijangkau oleh perhatian pemerintah. Tidak dengan menggunakan istilah daerah tertinggal, yang terkesan adanya blok pembeda yang tidak adil, dalam perspektif nasionalisme. Kebebasan berskpresi, dalam koridor hukum yang dibuka seluas-luasnya saat ini. Membuat kita sebagai mahasiswa, dengan leluasa dapat “berteriak” dan menyerukan ketidakadilan yang selalu dirasakan rakyat bangsa. Dengan memilih turun ke jalan, dan “meninggalkan” sejenak rutinitas perkuliahan, adalah pilihan menjadi mahasiswa. Karena menjadi mahasiswa, adalah menjadi pejuang, yang selalu harus bersama rakyat, memperjuangkan hak mereka.

B. KONDISI OBJEKTIF FORMADINA

Pimpinan Pusat Formadina Periode 2007-2009, diakui masih banyak kekurangan. Berbagai kendala yang dihadapi, juga menjadi salah satu persoalan tersendiri. Kondisi geografis, tidak adanya Pengurus Pimpinan Pusat yang berdomisili di pusat pemerintahan kecuali Ketua Umum, timbulnya berbagai riak dari daerah yang menginginkan “perbaikan”, belum berjalannya secara maksimal seluruh jajaran kepengurusan, adalah segelintir persoalan yang harus membutuhkan penyelesaian secara baik dan terstruktur. Beberapa waktu berjalan roda organisasi ini, Pimpinan Pusat Formadina mengambil beberapa kesimpulan, bahwa sudah saatnya organisasi ini tidak hanya terfokus di areal kampus semata, padahal kecepatan perkembangan dinamika di luar areal kampus begitu cepat. Harus disadari bahwa, menemukan benang merah antara kondisi kekinian di dalam kampus, sebagai basis massa organisasi, dengan kondisi objektif di luar kampus haruslah berjalan beriringan. Dalam menjalankan roda kepemimpinan organisasi selama ini, Pimpinan Pusat Formadina memberikan apresiasi kepada khususnya keluarga besar Formadina UIN Ciputat Jakarta, teman-teman Pengurus Pimpinan Pusat lainya, yang masih semangat untuk berjuang bersama-sama, di tengah badai besar yang harus kita hadapi. Begitu banyak masukan dan saran serta rekomendasi yang diberikan oleh teman-teman peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Formadina. Masukan tersebut menjadi masukan penting bagi Pengurus Pimpinan Pusat, utamanya soal pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Kongres III Formadina, yang akan dilaksanakan pada tahun 2009. Laporan ini, masih jauh dari kesempurnaan, olehnya masukan dan saran yang membangun masih sangat dibutuhkan, bagi perbaikan organisasi kita tercinta.

REKOMENDASI RAKORNAS FORMADINA

Sosialisasi FORMADINA ke seluruh kampus di Indonesia dan AsiaTenggara.

Menertibkan dan menyusun ulang AD/ART FORMADINA

Membuat website formadina, yang menjadi koordinator adalah

DPP FORMADINA.

Mengadakan kegiatan menggali bakat-bakat ilmu ke-ushuluddin

an (kitab kuning dll)

Menampilkan program unggulan FORMADINA kemudian di

sosialisasikan.

Perbaikan sistem kaderisasi

Koordinasi antar region harus berjalan normal.

Membuka email masing-masing di setiap region.

STAIN Palopo menjadi tuan rumah Rakernas FORMADINA

Rakernas harus dilaksanakan 2 bulan setelah rekomendasi ini dibuat.

IAIN Ar-Raniry Banda Aceh menjadi tuan rumah Konggres FORMADINA.


INTERFAITH DIALOG DAN PENUTUPAN

Hari : Jum’at

Tanggal : 27 Maret 2009

Tempat : Aula Pertemuan Wisma Graha Wisata Ragunan Jakarta

Pukul : 09.30-11.00 WIB


DESKRIPSI

Acara ini adalah sebagai penghujung kegiatan Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rakornas Formadina. Dalam sesi acara ini, peserta melaksanakan kegiatan dialog dengan salah satu pihak birokrasi yang membidani kajian luar negeri. Hasil dari dialog ini adalah, peserta dapat mengerti tentang beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terkait hubungan bilateral dengan beberapa negara di dunia khususnya negara ASEAN. Disamping itu, peserta mendapatkan pengarahan tentang bagaimana mendiskripsikan pola komunikasi luar negeri Republik Indonesia dengan negara-negara lain di dunia . Adapun yang mengisi kegiatan ini adalah:


Prof. Dr. Andri Haty, SH, MH, LML, P.hd

(Dirjen Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Republik Indonesia)

Beliau juga menutup secara resmi Konvensi Mahasiswa Islam Asia Tenggara dan Rapat Koordinasi Nasional Forum Mahasiswa Ushuludin Se-Indonesia (Rakornas Formadina).


Speaker : Prof. Dr. Andri Haty, SH, MH, LML, P.hd

(Dirjen Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Republik Indonesia)

Dalam konteks bahwa sejarah Islam 20 tahun yang lalu, Islam Indonesia memberikan konsep rahmatan lil ‘alamin. Bahwa ketika orang berbicara tentang Islam maka akan melihat Islam di Asia Tenggara, karena jumlah pemeluk dan pemikiran serta kajian keislaman telah berkembang.

Kita juga harus membalikkan pemikiran bahwa Islam tidak care terhadap demokrasi.

Hillary Clinton adalah orang yang jender oriented, she vsisited our official and saw in our ministry have three women’s dirjen. Deplu have 10 dirjen with compotition 30 % women and 70 % men. Dari sini dapat kita pahami bahwasannya, komunikasi yang baik adalah membentuk image negara kita menjadi yang terbaik. Manakala hal demikian sudah terlaksana, yang terjadi adalah bentuk persaingan sehat secara jujur, bersih tanpa konflik baik dari luar maupun dari dalam negeri..

Kenapa saya mengatakan image harus dibangun? Kerena, pada satu titik inilah kita semua akan memahami kontektual komunikasi yang terbangun antara negara satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang Muslim, saya akan mengatakan bahwasannya menghormati sesama adalah perintah Sang Pencipta alam yakni Allah Swt. Karena sebagai seorang yang tadinya tidak mengetahui seluk beluk kehidupan nyata secara tidak langsung, kita dituntun oleh Allah ke dalam jalan yang benar. Itupun seandainya manusia tersebut mampu memaknai akan sebuah hakikat hidup. Begitu juga pola komunikasi yang akan dibangun oleh seseorang, harus juga mengetahui secara definitive dan hakikat komunikasi yang baik secara adat, agama, pemikiran dll. Sehingga nantinya sinergisitas antara satu dengan yang lainnya dapat seirama.

Pesan saya adalah: sebagai seorang pemuda harus kreatif, inovatif dan menjaga sopan santun serta melaksanakan norma-norma kehidupan secara normal. Dengan sendirinya akan terlihat sebagai sosok pemuda yang sukses.



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

PERKEMBANGAN FILSAFAT BARAT ZAMAN MODREN


I. PENDAHULUAN
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani filosofia, yang diturunkan dari kata kerja filosofoin, yang berarti: mencintai kebijaksanaan. Akan tetapi kata ini belum menampakkan hakekat filsafat yang sebenarnya.Sebab mencintai masih dapat dilakukan secara pasif saja. Padahal dalam pengertian filosofein itu terkandung gagasan, bahwa orang yang mencintai kebijaksanaan tadi, yaitu seoarang filusuf, dengan aktif berusaha mempeeroleh kebijaksanaa.[1]
Sejak periode awal, orang-oramg sufi berusaha menyingkapkan kondisi-kondisi psikologis: rasa takut dan harapan. Rasa cinta dan emos, juga baqo’ dan fana’. Mereka menganalisa tingkah laku (al-suluk) dan makrifat, dengan bertumpu pada pengalaman langsung dan pengetahuan (al-irfan).[2]
Tidak ada garis batas antara zaman modern dengan zaman Renaisans karena zaman modrn adalah perluasan dari zaman Ranaisans. Manusia maju dari zaman uap ke zaman listrik, zaman atom, electron, radio televise, roket, dan zaman luar angkasa.[3]
II. PEMBAHASAN
Memasuli abad modrn, filsafat mengalami perubahan yang cukup segnifikan bagai perkembangan peradaban mausia. Para filosof zaman modrn menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci ataupun ajaran agama, tidak juga dari penguasa namun dari diri manusia itu sendiri.
1. Renesaissance
Zaman renesaissance adalah jembatan antara zaman pertengahan dengan zaman modrn, Periode antara sekitar 1400 dan 1600, disebut quot; renesaissance (zaman kelahiran kembali). Dalam zaman renesaiasance kebudayaan klasik dihidupkan kembali, kesusastraan, seni dan filsafat mencapai inspirasi mereka dalam warisan Yunani Romawi filosof terpenting dalam Renessain adalah NIcollo Macchivelli (1469-1527), Thomas Hobbes (158-1679), Thomas More (1478-1535) dan Francis Bacon (1561-1626).
Secarais zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang dimulai dengan munculnya gerakan renaissance.[4]
2. Rene Descartes
Orang yang dapat digelari “bapak filsafat modern” adalah Rene Descrates (1596-1650). Ia dilahirkan di Prancis dan belajar filsafat pada Kolese yang dipimpin Peter-peter Yesuit di desa La Fleche. Dalam buku Discours de la methode (1637) (uraian tentang metode) ia melukiskan perkembangan intelektualnya.
Metode Rene Descartes adalah agar filafat dan ilmu pengetahuan dapat diperbarui, kita terutama memerlukan satu metode yang baik yaitu dengan menyangsikan segala-galanya. IA bermaksud bahwa kesangsian ini dijalakan seradikal mungkin, oleh karenanya karenanay kesangsian ini harus meliputi seluruh pengetahuan yang kita miliki, termasuk juga kebenaran-kebenaran yang kita anggap pasti ( Misalnya ada suatu dunia material, bahwa saya mempunyai tubuh , bahwa Allah ada.) Kalau terdapat suat kebenaran yang tahan dalam kesangsian yang radikal itu, maka itulah kebenaran yang sama sekali pasti dan harus dijadikan fondamen bagi seluruh ilmu pengetahuan.
3. Rasionalisme
Aliran filsafat yang berasal dari Descartes biasanya disebut dengan rasionalisme karena aliran ini sanggat mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas dluar rasio. Sebenarnya Sescartes sendiri sudah termasuk rasionalisme itu.
Dalam aliran rasionalisme terutama ada dua masalah ang dua-duanya diwariskan oleh Descartes; masalah subtabsi dan masalah hubungan antara jiwa dantubuh.
4. Blaise Pascal
Blaise Pascal (1679-1754) menduduki tempat tersendiri dalam pemikiran Prancis abad ke-17, sebagaiman Descartes, Pascal pun mengutamakan baik matematika maupun ilmu alam maupun juga filsafat. Ia tidak boleh terhitung dalam aliran rasionalisme , sebaliknya ia sangat mengkritik aliran tersebut. SEkalipun ia sepakat dengan Descartes dalam mementingkan matematika namun ia tidak setuju dalam dia menerima matematika sebagai model contoh istemewa untuk model filsafat. Filsafal Descartes harus meniru metode matematika. Dalam filsafat Pascaaal manusia dianggap sebagai “misteri”, yang tidak dapat diselami sampai dasarnya. Lebih penting dari rasio adalah hati, demikian kata Pascal. Rasio hanya menghasilkan pengetahuan yang dinggin, sedangkan hati memberikan pengetahuan diman cinta juga mempunyai peranan, dengan rasio kita mempelajari matematika dan ilmu alam, tetapi dengan hati kita mencapai kebenaran-kebenaran yang lebih tinngi, terutama tuhan Allah. Dengan kalimat yang kemudian menjadi mashur Pascal ,engatakan: “Le coeurta a ses raison que la raison ne connait point’ JIka boleh dipaksakan sedikit, dalam bahasa Indonesia Dapat diterjemahkan:”Hati mempunyai akal-akalyang tidak dipahami oleh akal”.
5. Empirisme Inngris
Bertentangan dengan rasionalisme yang mengindahkan rasio sebagai sumber utama pengenalan, maka pada masa sesudah Descertes di Inggris timbul suatu aliran lain yang dinamakan empirisme. Istilah ini berasal dari kata Yunani empiria yang berarti “pengalaman indrawi”. Empirisme memilih pengalaman sbagai sumber utama pengenalan yang dimaksudkan denganya ialah baik pengalan lahiriyah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniyah yang menyangkut pengalaman pribadi manusia saja. Tidak mengherankan bahwa rasionalisme dan impirisme masing-masing mempunyai pendirian yang sangat berlainan tentang sifat pengenalan manusiawi. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari rasio, sehingga pengenalan indrawi merupakan satu bentuk pengenalan yang kabur saja. Sebaliknya, empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman, sehingga pengenalan indrawi merupakan bentuk pengggenalan yang paling jelas dan sempurna. Seperti telah kita lihat pada rasionalisme di daratan Eropa, pada empirisme Iggris pun masalah subtansi ramai dibicarakan.[5]
6. Aufklarung
Pada abad ke-18 dimulaikah suatu zaman baru Roma yang memang telah berakar pada renessaicence sesrta yang mewujudkan buah pahid dari rasionalisme dan imperialisme abad ke-18 disebut zaman pencerahan Aufklarung.
Menurut Imanuel Khan zaman pencerahan adalah zaman manusia keluar dari keadaan tidak akil balik, yang disebabkan karena kesalahan manusia itu sendiri. Kesalahan itu terletak di disini, bahwa manusia tidak mau memanfaatkan akalnya. Sekarang semboyan orang adalah: “Jaman akal” Pikir!” Volltaire menyebut zaman pencerahan adalah zaman akal”. Sekarang orang merasa, bahwa zaman perwalian pemikiran manusia telah tiada lagi. Umat manusia telah merasa bebas. merdeka dan tidak memerlukan lagi tiap kuasa yang dating dari luar dirinya, dibidang apa pun. Sekarang orang dapat tanpa gangguan hidup demi keadapanya yang tanpa batas.
Memang ada perbedaaan yang cukup menyolok antara abad ke-17 dan ke-18. Abad ke-17 membatasi diri pada usaha memberikan tafsiran baru terhadap kennyataan bendawi dan ruhani, yaitu kennyataan yang mengenai manusia dunia dan Allah. Akan tetapi abad ke-18 menganggap dirinya sebagai mendapat tugas untuk meneliti secara kritis (sesuai dengan kaidah-kaidah yang diberikan akal), disegala yang ada baik dalam Negara maupun masyarakat, dibnidang ekonomi, hokum, agama, pengajaran, pengajaran dan lain sebagainya. Juga orang tidak takut menggemukakan pendapatnya dalam bentuk celaan yang kurang atau yang lebih tajam.
Bersamaan dengan rencana kerja yang berisi penghargaan dan kritik timbulah usaha untuk memperluas pengaruh filsafat. Dahulu filsafat mewujudkan suatu pemikiran yang hannya menjadi hal yang istimewa beberapa ahli saja, tetapi sekarang orang berpendapat, bahwa seluruh umat manusia berhak turut menikmati hasil-hasil ppemikiraan filsafat dan bahwa juga menjadi tugas filsafat untuk membebaskan khalayak ramai dari kuasa gereja dan iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu, agar supaya mereka dapat mendapat bagian dari berkat-berkat zaman pencerahan.[6]
7. Imanuel Kant
Tidakboleh disangsikan bahwa Imanuel Kant (1724-1804) termasuk filsuf terbesar dalam sejarah filsafat modern. Tentang riwayat hidupnya tidak dapat dikisahkan hal-hal yang mencolok mata. Ia lahir di Konigsberg, sebuah kota kecil di Prusia Timur. Dalam universitas di asalnya ia menekuni hampir semua mata pelajaran yang diberikan dan akhirnya menjadi professor di sana. Dalam bidaaang filsafat, Kant dididik dalam suasana arasionalisme yang pada waktu iti merajalela di universitas-univrtsitas di Jerman. Kant tidak kawin dan selalu hidup tertib, sehingga mdapat mencurahkan seluruh waktu dan tenaga kepada karya-karya filosofnya.
Kehidupan Kant sebagai filsuf dapat dibagi menjadi dua periode: jaman pra kritis dan jaman kritis. Dalam jaman pra kritis ia ia menganut pendirian rasionalisme yang dilancarkan oleh Wolf dan kawan-kawanya, tetapi karena telah dipengaruhi oleh Hume, Berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan bahwa Hume-lah yang telah membangunkan dia dari tidur dogmatisnya. Ynag menyusul adalah jaman kritis. Dan justru dalam jaman ke dua inilah Kant mengubah wajahg filsafat secara radikal. Kant sendiri menamakan filsafatnya sebagai kritisisme dan ia menentangkan kritisisme dengan dogmatisme. Menurut dia kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalananya dengan terlebih dulu mennyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio. Kant mendahukuinya dengan tergolong dogmatisme, karena mereka percaya mentah-mentah kepaa kemapuan rasio tanpa menyelidiki terlebih dulu.
8. Idealisme Jerman
Tugas ahli sejarah filsafat menjadi semakin berat, jika ingin meluliskan perkembangan filsafat setelah Kant, banyak aliran dan system muncul. Yang masing-masing mempunyai beraneka ragam nuansa pada filosuf-filosuf di dalamnya. Maka dari itu dengan lebih ketat kita harus membatasi dari pada garis besarnya saja
Revolusi Kopernikan yang telah diadakan oleh Kant memusatkan subyek dalam proses pengenalan, tetapi ia menerima juga adalah obyek belaka yaitu “das Ding-an –sicch” (realitas pada dirinya). Pada idealis dalam hal ini tidak sepakat dengan Kant dan mereka menyangkal adanya “das Ding-an –sicch”. Menurut pendapat mereka, Kant datuh pada kontradiksi dengan mempertahankan “das Ding-an –sicch”. Apa sebabnya? Karena rupa-rupanya buat Kant “das Ding-an –sicch” menyebabkan dalam diri kita Pengindraan-pengindraan dan akibatnya berfungsi sebagai pennyebab. Dan menurut Kant sendiri penyebab merupakan salah satu katagori akal budi dan akibatnya tidak boleh disifatkan pada “das Ding-an –sicch”. Karena alas an-alasan serupa para idealis mengesampingkan “das Ding-an –sicch”. Menurut pendapt mereka tidak ada suatu realitas yang obyektif belaka. Realitas seutuhnya bersifatsubyektif. Realitas seluruhnya merupakan buah hasil suatu subyek. Yang dimaksud di sini dengan subyek bukanlah subyek peroarangan tertentu (anda atau aku) melainkan subyek absolut atau, dipandang dari sudut agama, Allah.
9. Positivisme
Nama positivisme diintroduksikan A.Comte dalam perbendaharan kata filosofis. Barang tentu, nama ini berasal dari kata “Positif “. Di sini “Positif” sama artinya dengan factual (apa yang berdasarkan fakta-fakta). Menurut positivisme pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta. Sudah nyata kiranya dengan demikian ilmu pengetahan empiris diangkat menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan pada umumnya. Filsafat juga harus menteladan contoh itu. Oleh karenanya tidak mengherankan, bila positifisme menolak cabang filsafat yang biasanya disebut merafisika. Menanyakan “Hakikat” benda-benda atau “Pennyebab yang sebenarnya”, bagi positivisme tidak mempunyai arti apa pun juga. Ilmu pengetahuan, termasuk juga filsafat, hannya mennyelidiki fakta-fakta. Tugas khusus filsafat adalah mengkoordinasikan ilmu-ilmu lain dan memperlihatkan kesatuan antara begitu banyak ilmudan beraneka ragam coraknya. Tentu saja maksud dari positivisme bersangkut aput deengan apa yang telah dicita-citakan oleh empirisme. Positifvisme jugamengutamakan pengalaman. Tetapi harus ditambah bahwa positivisme membatasi pada pengalaman obyektif saja, sedangkan empirisme Inggris, seperti telah diuraikan di atas, menerima juga pengalaman batiniyah atau subyektif sebagai sumber pengetahuan.
10. Matrialisme
Perbedaan marerialisme dengan positivme dapat diterangkan sebagai berikut. Di atas sudah diuraikan bahwa positivisme membatasi dari pada fakta-fakta. Yang ditolaknya ialah tiap-tiap keterangan yang melampaui fakta-fakta. Karena alas an itulah salam rangka positivisme tidak ada tempat untuk metafisika. Materialisme mengatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi. Itu berarti bahwa tiap-tiap benda atau kejadian dapat dijabarkan kepada materiatau salah satu proses materiil. Kiranya sudah jelas bahwa materialisme mengakui kemungkinan metafisika, karena materialisme sendiri brerdasarkan metafisika.
11. Soren Kierkegaard
Suatu reaksi atas idealisme yang sama sekali berlainan dengan reaksi materialisme berasal dari pemikir Denmarkk yang bernama Soren Kierkegaasd (1813-1855). Riwayat hidupnya bersifat dramatis, bukan karena banyak peristiwa yang mencolok mata, melainkan tekanan psikologis yang disebabkan oleh hubugannya dengan ayanhnya dan pergumpulanya dengan imam kepercayaan kristiani. Agar diperoleh suatu pengetahuan lebih mendalam tentan pemikran Kierkegaard, pasti diperlukan juga suatu penelitian yang lebih teliti mengenai hidupnya, sebab dia adalah seorang pemikir yang hidupnya mempunyai hubungan erat dengan pikiranya. Menurut pendapat Kierkegaard filsafat tidak merupakan suatu sistem, melainkan pengekpresian suatu eksistensi individual, karerna ia menentang filsafat yang bersifat sistematis, dapat dimengerti sedikit tentang ia menulis karya-karyanya dengan berbagai nama samaran. Dengan berbuat demikian ia coba menghindari bahwa buku-bukunya dianggap sebagai fase-fase perkembanggan yang menganut pemikiran yang sama. Karena ia menggunakan nama-nam samaran, menjadi mungkin di dalam buku yang satu ia menyerang pendapat-pendapat yang lebih dahulu diuraikan dalam buku-buku terdahulu. Tentu saja prosedur ini mengakibatkan banyak kesulitan bagi setiap orang yang ingin mempelajari pemikiran Kierkegaard dengan cara yang lebih sistematis.
12. Friedrich Nietzsche
Seorang filusuf Jerman yang mempunyai kedudukan tersendiri dalam sejarah filsafat abad 19 adalah Friedrich Nietzsche (1844-1900). Ia tidak dapat digolongkan daalm salah satu aliran yang memainkan peranan pada waktu itu. Ia dilahirkan di Rocken kota Laipzig. Karena ia lahir sebagai anak seorang pendeta Protestan, dapat dimengerti bahwa ia dididik secarareligius. Pada tahun 1864 ia masuk universitas Bonn dengan maksud mempelajari teologi dan kesustraan klasik (Yunani dan Romawi). Tidak lama kemudian ia pindah ke Leipzig untuk meneruskan setudinya mengenai filosofis klasik. Karena itu dia sudah meninggalkan iman kristiani. Suatu peristiwa yang sangat penting suatu ia menjadi mahasiswa adalah perkenalan dengan karya-karya Schopenheauer, yang kebetulan ditemi\ui dalam satu tempat penjualan buku bekas. Nierzche juga sangat mengagumi juga sangat mengagumi komponis Jerman yang bernama Richard Wagner (1813-1883) dan beberapa waktu lamanya ia bersahabat akrab dengan dia. Tidak dapat disangkal bahwa ia sendiri juga mempunyai bakat besar dalam bidang musik. Pada nierzche berumur 24 tahun, ia sudah diangkat menjadi professor dalam bidang Filologi klasik pada universitas di Basel (swis).
Sulit sekali untuk menyingkatkan pemikiran Nietzsche. Ia tidak pernah menguraikan filsafatnya secara sistematis. Satu-satunya cara yang direncanakan oleh Nietzsche untuk membentangkan filsafatnya dalam bentuk sistematis, tidak pernah diselesaikan. Menurut Nietzsche karyanya akan terdiri dari empat jilid dan berjudul Die Wille Zur Macht. Eine Umwertung Aller Werte (Kehendak untuk berkuasa. Suatu transvaluasi semua nilai). Tetapi yang ditemukan sesudah Nietzsche meninggal hanyalah catatan-catatan yang tidak mudah kirangkai menjadi uraian sistematis. Diantara banyak buku yang dikarang Nietzsche ada yang berbentuk puitis juga ada yang berupa pepatah.[7]
III. PENUTUP
Demikaianlajh makalah yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat menambah pengetahuan mengenai sejarah filsafat, saya manusia biasa yang tak bias terhindar dari salah, maka saya harapkansaran dan kritik serta masukan demi kemajuan kita bersana.
Daftar Pustaka
Ø Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat ,(Yogjakarta: Kanisius 1980).
Ø Bertens, K, Ringkasan Sejarah Filsafat,( Yogyakarta:Kanisius, 1998).
Ø Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat1, (Yogjakarta: Kanisius 1980).
Ø Madkour, Ibrahim, Aliran Dan Teori Filsafat Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 2004).
Ø Bakhtiar Amsal, filsafat ilmu, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005).
Ø Solihin, M, Filsafat dari Klasik Hingga Modern, (Bandung: Pustaka Setia, 2006).


[1] Harun Hadi Wijono, Sari Sejarah Filsafat Barat1, Yogjakarta: Kanisius 1980, hlm 7
[2] Ibrahim Madkour, Aliran Dan Teori Filsafat Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm 2
[3] Amsal Bakhtiar, filsafat ilmu, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, hlm39
[4] M Solihin, Filsafat dari Klasik Hingga Modern, Bandng: Pustaka Setia, 2006, hlm 27
[5] K Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta:Kanisius, 1998, hlm 45-50
[6] Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat t,Yogjakarta: Kanisius 1980, hlm 47
[7] Op. cit. hlm 59-86



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal

MATERIALISME


I. PENDAHULUAN
Masalah hubungan antara pikiran dengan keadaan, hubungan antara jiwa dengan alam - masalah yang terpenting dari seluruh filsafat - mempunyai, tidak kurang daripada semua agama, akar-akarnya di dalam paham-paham kebiadaban yang berpikiran-sempit dan tiada berpengetahuan. Tetapi masalah itu untuk pertama kalinya dapat diajukan dengan seluruh ketajamannya, dapat mencapai arti pentingnya yang sepenuhnya, hanya setelah umat manusia di Eropa bangun dari kenyenyakan tidur yang lama dalam Zaman Tengah Nasrani. Masalah kedudukan pikiran dalam hubungan dengan keadaan, suatu masalah yang, sepintas lalu, telah memainkan peranan besar juga dalam skolastisisme Zaman Tengah, masalah: yang mana yang primer, jiwa atau alam - masalah itu, dalam hubungan dengan gereja, dipertajam menjadi : Apakah Tuhan menciptakan dunia ataukah dunia sudah ada sejak dulu dan akan tetap ada di kemudian hari?
Jawaban-jawaban yang diberikan oleh para ahli filsafat ke masalah ini membagi mereka ke dalam dua kubu besar. Mereka yang menegaskan bahwa jiwa ada yang primer jika dibandingkan dengan alam, dan karenanya, akhirnya, menganggap adanya penciptaan dunia dalam satu atau lain bentuk - dan di kalangan para ahli filsafat, Hegel, misalnya, penciptaan ini sering menjadi lebih rumit dan mustahil daripada dalam agama Nasrani - merupakan kubu idealisme. Yang lain, yang menganggap alam sebagai yang primer, tergolong ke dalam berbagai mazhab materialisme.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Materi.
Materi mempunyai dua pengertian, yaitu arti materi menurut filsafat, dan materi menurut ilmu alam. Materi menurut ilmu alam mempunyai arti yang lebih sempit daripada arti materi menurut filsafat
Materi menurut ilmu alam, ialah segala sesuatu yang mempunyai susunan atau yang tersusun secara organis atau dengan kata lain benda. Benda menurut ilmu alam mempunyai tiga bentuk yaitu benda padat (solid), benda cair (liquid) dan gas (gasceus).
Materi menurut filsafat, ialah segala sesuatu yang bisa ditangkap oleh indera manusia, serta bisa menimbulkan ide-ide tertentu. Dengan begitu pengartian materi menurut filsafat mencakup pula pengertian materi menurut ilmu alam.
Materi mempunyai peranan menetukan ide, materi menimbulkan ide. Ide manusia timbul setelah terlebih dahulu suatu materi ditangkap oleh indera. Sudah jelas yang “memproduksi” ide itu adalah sebuah materi yang sudah mencapai titik perkembangan yang sangat tinggi yang disebut dengan otak.
2. Ide.
Sebagaimana yang diterangkan di atas, materialisme dialektis berpendapat bahwa ide itu dilahirkan dan ditentukan oleh materi, ini mengandung dua pengertian:
i. Dipandang dari proses asalnya ide / pikiran, nyatalah bahwa sensasi (perasaan) itu tidak dilahirkan oleh materi biasa. Melainkan semacam organisme tertentu yang telah mencapai perkembangan yang sangat tinggi dan mempunyai struktur yang sangat kompleks yang kita sebut sebagai otak. Tanpa otak tidak akan ada pikiran / ide, otak atau sistem urat syaraf yang sangat kompleks adalah hasil tertinggi dari proses perkembangan alam. Oleh karena itu ide juga merupakan produk dari proses perkembangan dari alam.
ii. Dipandang dari isinya, bagaimanapun ide adalah pencerminan dari kenyataan obyektif. Marx berkata bahwa: “ide tidak lain daripada dunia materiil yang dicerminkan oleh otak manusia, dan diterjemahkan dalam bentuk-bentuk pikiran”. Pencerminan itu hanya bisa terjadi dengan adanya kontak langsung antara kesadaran manusia dengan dunia luar, dengan praktek sosial manusia. Oleh karenanya ide juga merupakan produk dari proses perkembangan praktek sosial manusia.
Ide adalah cermin dari materi atau merupakan bentuk lain dari materi. Tetapi ide tidak mesti sama dengan materi, ide dapat menjangkau jauh di depan materi. Walau begitu ide tidak akan dapat lepas dari materi. Materi menentukan ide, sedangkan ide mempunyai peranan aktif terhadap perkembangan materi. Jadi ide mempunyai peranan aktif, tidak pasif seperti pencerminan cermin biasa.
Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari pada materi (benda). Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di sekundernya. Sebab materi ada terlebih dahulu baru ada ide. Pandangan ini berdasar atas kenyataan menurut proses waktu dan zat.
Misal, menurut proses waktu, lama sebelum manusia yang mempunyai ide itu ada di dunia, alam raya ini sudah ada.
Menurut zat, manusia tidak bisa berpikir atau mempunyai ide bila tidak mempunyai otak, otak itu adalah sebuah benda yang bisa dirasakan oleh panca indera kita. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada baru muncul ide dari padanya. Atau seperti kata Marx “Bukan pikiran yang menentukan pergaulan, melainkan keadaan pergaulan yang menentukan pikiran.” Maksudnya sifat/pikiran seorang individu itu ditentukan oleh keadaan masyarakat sekelilingnya, “masyarakat sekelilingnya” –ini menjadi materi atau sebab yang mendorong terciptanya pikiran dalam individu tersebut.
B. Tokoh-Tokoh Materialisme
1. Ludwig Andreas von Feuerbach (28 Juli 1804 – 13 September 1872)
Adalah seorang filsuf dan antropolog Jerman. Ia adalah anak laki-laki keempat dari hakim terkemuka Paul Johann Anselm Ritter von Feuerbach.
Feuerbach lulus dari Universitas Heidelberg dan bermaksud untuk melanjutkan kariernya di Gereja. Karena pengaruh Prof. Karl Daub ia kemudian mengembangkan minat dalam filsafat Hegel yang dominan waktu itu dan, meskipun ditentang oleh ayahnya, ia melanjutkan ke Berlin untuk belajar di bawah bimbingan sang empu sendiri. Setelah belajar selama dua tahun, pengaruh Hegelian mulai melemah. Feuerbach kemudian berhubungan dengan kelompok yang dikenal sebagai Hegelian Muda, yang mensintesiskan cabang yang radikal dari filsafat Hegel. Tulisnya kepada seorang teman, "Aku tidak dapat lagi memaksakan diriku untuk mempelajari teologi. Aku rindu menyelami alam dalam jiwaku, alam yang di hadapan kedalamannya sang teolog yang kecil hati menjadi kecut hati; dan dengan manusia alamiah, manusia di dalam kualitas keseluruhannya." Kata-kata ini menjadi kunci bagi perkembangan Feuerbach. Ia menyelesaikan pendidikannya di Erlangen di Universitas Friedrich-Alexander, Erlangen-Nuremberg dalam studi ilmu alam.
Dalam dua bukunya dari periode ini, Pierre Bayle (1838) dan Philosophie und Christentum (1839), yang pada umumnya membahas teologi, ia berpendpat bahwa ia telah membuktikan "bahwa Kekristenan pada kenyataannya telah lama lenyap bukan hanya dari nalar tetapi dari kehidupan umat manusia, bahwa ia tidak lebih daripada sebuah gagasan yang telah mapan." Pernyataan ini sangat kontradiktif dengan ciri-ciri khas peradaban yang sezaman.
Serangan ini diikuti dalam karyanya yang terpenting, Das Wesen des Christentums (1841), yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (The Essence of Christianity, oleh George Eliot, 1853, ed. ke-2 1881), bahasa Perancis dan Rusia. Tujuannya dapat digambarkan secara singkat sebagai upaya untuk memanusiawikan teologi. Ia menyatakan bahwa manusia, bagi dirinya sendiri, sejauh bahwa ia rasional, adalah obyek pikirannya sendiri
Agama adalah kesadaran tentang yang tidak terhingga. Karena itu agama "tak lain daripada kesadaran akan ketidakterbatasan kesadaran, dalam kesadaran akan yang tidak terhingga, atau, dalam kesadaran tentang yang tidak terhingga, subyek yang sadar obyeknya adalah ketidakterbatasan dari hakikatnya sendiri." Jadi Allah tidak lebih daripada manusia: dengan kata lain, ia adalah proyeksi luar dari hakikat batin manusia sendiri.
Tema Feuerbach adalah turunan dari teologi spekulatif Hegel yang menyatakan bahwa Ciptaan tetap merupakan bagian dari sang Pencipta, sementara sang Pencipta tetap lebih besar daripada Ciptaan. Ketika masih mahasiswa Feuerbach pernah menyajikan teorinya ini kepada Profesor Hegel, namun Hegel menolak untuk menanggapinya secara positif..
Pada bagian I dari bukunya Feuerbach mengembangkan apa yang disebutnya what "pengertian sejati atau antropologis agama." Ia memperlakukan Allah dalam berbagai aspeknya "sebagai keberadaan dari pemahaman,” "sebagai keberadaan atau hukum moral," "sebagai cinta kasih" dan seterusnya. Dengan demikian Feuerbach memperlihatkan bahwa dalam segala aspek Allah sesuai dengan suatu ciri atau kebutuhan dari sifat manusia. "Bila manusia ingin menemukan kepuasan di dalam Allah," katanya, "ia harus menemukan dirinya di dalam Allah." Dalam bagian 2 ia membahas "hakikat yang palsu atau teologis dari agama," artinya, pandangan yang menganggap Allah mempunyai memiliki keberadaan yang terpisah di luar manusia. Karena itu muncullah berbagai keyakinan yang keliru, seperti keyakinan akan wahyu yang diyakininya tidak hanya merusak pemahaman moral, tetapi juga "meracuni, bahkan menghancurkan, perasaan yang paling ilahi dalam manusia, pengertian tentang kebenaran," dan keyakinan akan sakramen seperti misalnya Perjamuan Kudus, yang baginya merupakan sepotong materialisme keagamaan yang "konsekuensinya mau tak mau adalah takhyul dan imoralitas."
Meskipun banyak orang menganggap bukunya Intisari Kekristenan ditulis dengan gaya yang sangat baik dan isinya penting, buku ini tidak pernah menimbulkan kesan yang mendalam terhadap pemikiran di luar Jerman. Perlakuan Feuerbach terhadap bentuk-bentuk agama yang sesungguhnya sebagai ungkapan berbagai kebutuhan manusia, kita secara fatal diperlemah oleh subyektivismenya. Feuerbach menyangkal bahwa ia layak disebut seorang ateis, namun penyangkalan ini tinggal penyangkalan. Apa yang disebutnya “teisme” adalah ateisme dalam pengertian sehari-hari. Feuerbach bekerja keras dalam kesulitan yang sama seperti Fichte; kedua pemikir ini berjuang dengan sia-sia untuk mempertemukan kesadaran keagamaan dengan subyektivisme.
Masalah-masalah Selama 1848-1849 serangan Feuerbach terhadap ortodoksi menjadikannya seorang pahlawan di kalangan partai revolusioner, tetapi ia sendiri tidak pernah terjun ke dalam gerakan politik, dan memang ia tidak mempunyai kualitas sebagai seorang pemimpin rakyat. Pada periode Kongres Frankfurt ia menyampaikan kuliah-kuliah terbuka tentang agama di Heidelberg. Ketika dewan para pangeran ditutup, ia pindah ke Bruckberg dan menyibukkan dirinya sebagian dengan studi ilmiah, sebagian dengan menyusun bukunya Theogonie (1857).
Pada 1860 karena kegagalan pabrik porselin istrinya, ia terpaksa meninggalkan Bruckberg, dan he menjadi sangat melirit, namun teman-temannya membantunya dengan dukungan keuangan. Bukunya yang terakhir, Gottheit, Freiheit und Unsterblichkeit, muncul pada 1866 (ed. ke-2, 1890). Setelah lama mengalami kemunduran, ia meninggal dunia pada 13 September 1872. Ia dimakamkan di Nuremberg (Johannis-Friedhof) di pemakaman yang sama dengan seniman Albrecht Dürer.[1]
2. Karl Marx
Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – meninggal di London, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
Karl Marx adalah seseorang yang lahir dari keluarga progresif Yahudi. Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl Marx.G:\Ahnaf_Mterialisme\Karl_Marx.htm - cite_note-Jonathan-0
Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis.
Pemikiran Marx tidak terlepas dari situasi yang terjadi pada abab 18 dan 19 yaitu perkembangan industri sebagai dampak dari Revolusi Industri yang diawali di Inggris. Marx melihat ada ketidakberesan dalam masyarakat yang dijumpainya karena muncul muncul ketidakadilan dan manusia terasing dari dirinya sendiri. Keterasingan ini sebagai dampak dari hak milik pribadi atas alat-alat produksi. Hak milik atas alat-alat produksi ini menjadikan perbedaan kelas antara kelas atas kelas bawah. Bentuk struktur dan hubungan yang terjadi dalam bidang ekonomi ini dicerminkan dalam struktur kekuasaan di bidang sosial-politik dan ideologi.
Munculnya kelas-kelas sosial dan hak milik atas alat-alat produksi disebabkan karena usaha manusia untuk mengamankan dan memperbaiki keadaan hidup. Usaha ini dilakukan dengan pembagian kerja yang semakin spesialis. Pembagian yang semakin spesialis inilah yang akhirnya membuat perbedaan tajam antara hidup seseorang yang berada di kelas atas ( karena dia menguasai alat-alat produksi sehingga tidak perlu bekerja tapi memperoleh penghasilan yang tinggi) dan kelas bawah ( ketiadaan kepemilikan alat-alat produksi memaksa kelas bawah/pekerja bekerja keras untuk bertahan hidup ).
Menurut Marx, pembebasan manusia dari keteransingannya ini dapat tercapai apabila hak milik pribadi atas alat-alat produksi dihapus. Dengan demikian tercipta keadaan tanpa hak atas milik pribadi (sosialisme). Namun penghapusan ini tidak dapat dilakukan begitu saja. Sebagaimana hak milik atas alat-alat produksi muncul dari perkembangan historis, maka penghapusan ini tergantung pula pada syarat-syarat /hukum-hukum objektif. Maka. Marx melakukan penelitian syarat-syarat objektif penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan sosialisme.
Dari latar belakang inilah akhirnya terbentuk sistem filsafat Marx yang dikenal sebagai materialisme sejarah.
Marx mengemukakan bahwa yang menentukan perkembangan masyarakat bukanlah kesadaran masyarakat, bukanlah apa yang dipikirkan masyarakat tentang dirinya tetapi keadaan riil masyarakat itu sendiri, kondisi dan situasi hidup masyarakat. Jadi bukan sesuatu yang abstrak yang ada di tataran kepala, yang dicita-citakan, tapi fakta-fakta /keadaan yang ada, proses hidup yang nyata. Cara manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk hidup itulah yang disebut keadaan masyarakat. Dengan demikian, keadaan masyarakat selain mempengaruhi perkembangan masyarakat juga mempengaruhi kesadaran masyarakat itu sendiri.
Keadaan masyarakat yang dimaksud adalah produksi dan pekerjaan manusia. Manusia ditentukan oleh produksi, baik hasil produksinya maupun cara berproduksi. Pandangan inilah yang disebut materialisme, yang berarti kegiatan dasar manusia adalah kerja manusia. Dalam hal ini pandangan Marx menerima Feurbach bahwa kenyataan terakhir adalah objek indrawi, dalam pengertian objek indrawi ini dipahami sebagai kerja atau produksi. Namun perbedaan dari Feurbach adalah dunia indrawi yang mengelilinginya itu bukan sesuatu yang ada begitu saja, melainkan alam merupakan produk dari industri dan masyarakat, dalam arti alam adalah produk dari sejarah.
Kata meterialisme yang digunakan Marx bukanlah dalam arti filosofis sebagai kepercayaan bahwa hakikat seluruh realitas adalah materi, melainkan ia ingin menunjukkan pada faktor-faktor yang menentukan sejarah yang terdapat dalam produksi kebutuhan manusia. Seperti dalam penjelasan sebelumnya, faktor-faktor ini mengacu pada keadaan manusia.
Istilah sejarah mengacu pada Hegel sebagai proses dialektis diterima Marx. Akan tetapi terdapat perbedaan pengertian. Sejarah dalam pengertian Marx adalah perjuangan kelas-kelas untuk mewujudkan kebebasan, bukan perihal perwujudan diri Roh, bukan pula tesis–anti tesis Roh Subjektif –Roh Objektif melainkan menyangkut kontradiksi-kontradiksi hidup dalam masyarakat terutama dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Jadi untuk memahami manusia dan perubahannya tidak perlu memperhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia melainkan melihat segala hal yang berkaitan dengan produksi.
Begitu pula dengan kesadaran dan cita-cita manusia ditentukan oleh keadaannya dalam masyarakat dalam hal ini kedudukannya dalam kelas sosial. Sebagai contoh kaum buruh ( kelas proletar). Ketiadaan atas kepemilikan alat-alat produksi membuat buruh secara historis terpaksa tidak punya banyak pilihan bertindak. Tujuan dan kegiatan historisnya telah digariskan dalam keadaan hidupnya yang “bergantung” dari kemauan kelas pemilik alat-alat produksi. Karena keadaan ini, cara produksi menentukan cara manusia berpikir. Dalam hal ini, cara berpikir buruh karena bergantung pada kelas atas adalah bagaimana untuk dapat bertahan hidup ( survive ). Sedangkan pada kelas atasnya adalah untuk menguasai sebanyak mungkin alat produksi. Dari hal tersebut dapat ditarik beberapa hal. Pertama, cara berproduksi menentukan adanya kelas-kelas sosial. Kedua, keanggotaan dalam kelas sosial menentukan kepentingan orang. Ketiga, kepentingan menentukan apa yang dicita-citakan, apa yang dianggap baik-buruk.
Jika keadaan menentukan cita-cita dan kesadaran, maka bagi Marx, hidup rohani, agama, moralitas, nilai-nilai budaya, dll bersifat sekunder. Hal-hal tersebut bersifat primer karena hanya mengungkapkan keadaan primer, struktur kelas masyarakat dan pola produksi. Jika kita mengharapkan perubahan dalam masyarakat maka yang diperlukan adalah perubahan dalam cara produksi. Perihal hubungan lingkup kehidupan manusia ini dapat dibayangkan sebuah bangunan yang terdiri dari basis dan bangunan atas.
a. Basis/Dasar
Basis (unterbau) ditentukan dua faktor. Pertama, tenaga-tenaga produktif yaitu kekuatan-kekuatan yang dipakai oleh masyarakat untuk mengerjakan dan mengubah alam. Ada tiga unsur yang termasuk tenaga-tenaga produktif: alat-alat kerja, manusia dan kecakapan yang dimiliki, dan pengalaman produksi. Kedua, hubungan-hubungan produksi yaitu, hubunagn kerja sama atau pembagian kerja antara manusia yang terlibat dalam proses produksi. Hubungan-hubungan ini dalam pengertian struktur pengorganisasian sosial produksi. Misalkan pemilik modal dan pekerja. Hubungan-hubungan produksi selalu berupa hubungan kelas (struktur kelas). Karena struktur kelas ditentukan atas hak milik atas alat-alat produksi maka hubungan produksi ditentukan oleh hal yang sama juga.
Hubungan-hubungan produksi dalam basis selalu berupa struktur kekuasaan ekonomis. Hubungan produksi ditandai dengan fakta bahwa alat-alat produksi dikuasai oleh pemilik. Maka konflik antar kelas mewarnai hubungan dalam basis.
Selain itu, hubungan-hubungan produktif ditentukan oleh tingkat perkembangan tenaga produktif, tidak tergantung pada kemauan orang tetapi pada tuntutan objektif produksi. Sedangkan alat-alat kerja dikembangkan bukan menurut selera manusia melainkan di bawah tekanan produksi untuk semakin efisien. Jadi tingkat perkembangan produksi berdasarkan insting /naluri manusia untuk mempertahankan hidup.
b. Banguanan Atas
Bangunan atas (unberbau) terdiri dari dua unsur. Pertama, tatanan institusional yaitu: segala macam lembaga yang mengatur kehidupan bersama masyarakat di luar bidang produksi, semisal sistem negara dan hukum. Kedua, tatanan kesadaran kolektif memuat segala kepercayaan, norma-norma, dan nilai yang memberikan kerangka pengertian, makna, dan orientasi spiritual kepada manusia. Semisal pandangan budaya, seni, agama, dan filsafat.
Menurut Marx, Institusi-institusi, agama, moralitas, dll ditentukan oleh struktur kelas dalam masyarakat dan negara selalu mendukung kelas atas dan agama serta sitem lainnya memberi legitimasi atas kekuasaan kelas atas. Dengan kenyataan bahwa bidang produksi ( kekuasaan di bidang ekonomi ) dikuasai oleh pemilik alat-alat produksi maka, struktur-struktur kekuasaan politis dan ideologis dientukan oleh struktur hak milik juga. Inilah yang dimaksudkan dalam basis dan bangunan.
Melihat realita dilapangan memang demikian. Mereka yang berkuasa dalam ekonomi adalah pemilik modal (alat-alat produksi). Selain mereka menguasai ekonomi, ideologi dan politik pun mereka kuasai. Kepercayaan-kepercayaan dan sistem nilai semisal feodal atau ajaran yang diberikan para pemimpin agama menjadi sumber legitimasi bagi kekuasaan kelas atas.
Ketegangan antara kekuatan produksi yang terus berkembang seiring dengan tututan efisiensi dalam produksi dengan pola hubungan konservatif kelas atas dan bawah (kedudukan yangtidak seimbang) akhirnya membawa pada revolusi. Revolusi ini tidak disebabkan oleh negara sebagai agen perubahan. Dengan keberpihakan negara pada kelas atas maka negara tidak dapat diharapkan menjadi agen perubahan. Kelas bawahlah yang menjadi agen perubahan bagi dirinya sendiri. Usaha pertentangan kelas bawah inilah yang dinamakan pejuang kelas, motor kemajuan sejarah.
Kelas bawah dapat melakukan perjuangannya walau mendapatkan penindasan kelas atas karena perkembangan tenaga-tenaga produktif. Kepentingan ekonomi kelas penguasa untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya menjadi dorongan kelas penguasa untuk melakukan perbaikan, perluasan produksi serta rasionalisasi, efisiensi cara produksi yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan tenaga produksi (buruh/kelas bawah). Kemampuan yang terus bertambah ini akhirnya mendorong mereka untuk bersatu dan melakukan perlawanan. Sedangkan struktur kekuasaan ekonomis tidak berkembang terlebih dengan usaha dari masing-masing anggota tiap kelas untuk memiliki kekuasaan sebesar-besarnya. Akhirnya beranjak dari situasi inilah revolusi terjadi dan kelas bawah dapat mengalahkan kelas atas.[2]
III. KESIMPULAN
Feuerbach jembatan penting yang menhubungkan antara Hegel dan Marx, terutama kritiknya terhadap Hegel mengenai penekanan Hegel pada kesadaran dan semangat masyarakat.
Ia menegaskan perlu meninggalkan idealisme subjektif Hegel untuk kemudian memusatkan perhatian bukan pada gagasan, tapi pada realitas material kehidupan manusia. Menurut Feuerbach Tuhan adalah esensi kehidupan dari manusia yang mereka proyeksikan menjadi sebuah kekuatanimpersonal.
Manusia menempatkan Tuhan diatas dan disekeliling mereka sendiri yang menyebabkan mereka menjadi terasing dari Tuhan dan membangun seperangkat ciri positif bagi Tuhan (maha sempurna, mahakuasa, mahasuci dls). Dan sebaliknya manusia merendahkan dirinya. Menurut Feuerbach masalah keyakinan agama seperti itu harus diatasi dan kelemahannya itu harus dibantu dengan filsafat materialis yang menempatkan manusia menjadi objek tertinggi.
Dengan demikian jelaslah pengertian materialisme dialektis tentang materi dan ide bertentangan dengan paham idealisme yang menganggap ide adalah yang terlebih dahulu ada daripada materi. Materialisme dialektis di satu pihak mengatakan materi ada terlebih dahulu daripada ide, tetapi di pihak lain mengakui peranan aktif daripada ide dalam perkembangan materi, ini mengandung dua pengertian :
1. Seperti dijelaskan di atas ide adalah pencerminan materi, tetapi proses pencerminan itu tidak semudah atau sesimpel pencerminan dengan kaca-cermin, yang hanya bisa menjelaskan gejala luar saja. Melainkan melalui pencerminan yang aktif, melalui proses pemikiran yang rumit sehingga dapat mencerminkan kenyataan obyektif sebagaimana adanya, baik mengenal sesuatu itu dari gejala luarnya maupun gejala dalamnya atau hakikat suatu materi. Peranan aktif dari ide inilah yang memungkinkan manusia menyempurnakan alat-alat atau perkakas untuk memperbesar kemampuannya dalam mengenal atau mencerminkan keadaan maupun mengubah keadaan.
2. Peranan aktif ide itu berarti dalam mengenal dan mengubah keadaan itu manusia bertindak dengan sadar, dengan motif atau tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan praktek sosialnya untuk kehidupan.
Ide revolusioner yaitu ide yang mencerminkan hukum-hukum perkembangan keadaan obyektif, memainkan peranan untuk mendorong perkembangan keadaan. Sebaliknya ide reaksioner, ialah ide yang berlawanan dengan hukum-hukum perkembangan keadaan obyektif dan menghambat kemajuan.
Dengan dijelaskannya keprimeran materi dan peranan aktif ide, materialisme dialektis mengajarkan supaya dalam memandang dan memecahkan permasalahan harus bertolak dari kenyataan yang kongkrit dan berdasarkan data-data yang obyektif, dan jangan bersandar pada dugaan-dugaan subyektif dan hanya terpaku pada buku-buku yang mati, dan juga harus ditujukan pada kebutuhan praktek yang kongkrit. Dipihak lain ia memperingatkan kita kepada pentingnya teori, tetapi di pihak lain ia menolak “pendewaan” kepada teori atau dengan kata lain menentang dengan tegas terhadap kedogmatisan.
IV. PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran kami harapkan dari semua pihak demi pembenahan makalah kami.
Wallahulmuwaffiq ila aqwamitthoriq


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Ludwig_Feuerbach, dikutip pada hari Sabtu, 26 Juni 2010 @ pukul 20.11 wib
[2] http://bungkapit21artikel.blogspot.com/2008/06/f-i-l-s-f-t.html, dikutip pada hari Sabtu, 26 Juni 2010 @ pukul 19.18 wib



Labels : wallpapers Mobile Games car body design Hot Deal
Search Terms : property home overseas properties property county mobil sedan oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah free-islamic-blogspot-template cute blogger template free-blog-skins-templates new-free-blogger-templates good template blogger template blogger ponsel Download template blogger Free Software Blog Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car template website blog gratis daftar html template kumpulan templet Honda SUV car body design office property properties to buy properti new